_Twenty Six_

34 16 0
                                    

Sorry for typo
Enjoy this story 🥰

CM Hospital
11.20 malam

Malam ini the Genandra family berada di ruangan rawat inap Nevan, mereka semua memutuskan untuk tinggal di RS malam ini. Namun yang membuat tidak habis pikir adalah April dan Syahwah yang malah berada di luar ruangan lebih tepatnya di kursi yang berada di lorong samping taman RS , kenapa mereka disana? Jawabannya adalah sejak kepulangan inti Alaska sore tadi mereka berdua tiba-tiba diminta datang ke sekolah oleh Rani, ralat, hanya April namun ia meminta Syahwah menemani.
Mereka baru kembali setelah Magrib dan karena lelah mereka memutuskan duduk sebentar disana namun apesnya malah ketiduran, barulah saat ponsel Syahwah begertar setelah di telfon Salmy mereka bangun namun masih enggan untuk beranjak dari sana.

Rani memberitahukan bahwa akan ada beberapa perubahan jadwal, peserta, bahkan beberapa lomba ikut dihilangkan sesuai persetujuan Kepala sekolah. Dan mereka juga sudah mengetahui Nevan sebagai perwakilan Olimpiade di rolling menjadi Rani, persetan dengan perjanjian mereka tempo hari, karena sekarang keadaan tidak memungkinkan.

"Syahot! " Panggil April tiba-tiba

"Syahot syahot... nama gue Syahwah yahh, lu kagak berpartisipasi dalam pembuatan akta lahir gue" Sewot Syahwah

"Apa? " Tanyanya setelah melihat komuk April yang sulit dimengerti

Hening beberapa saat sebelum April kembali berbicara

"Kalau Nevan tau dia diganti... Kira-kira responnya gimana yah? "

Syahwah mengalihkan pandangannya kesamping dimana April yang tanpa ekspresi menatap kosong kedepan

Sekeliling mereka benar-benar sudah sangat sepi, tidak ada lagi orang yang berlalu lalang, jikalau ada itu hanya satu dua orang petugas yang sewaktu waktu lewat

"Hufftt.... Gak tau... Tapi, menurut gue dia antara ikhlas enggak iklhas sih pasti" Angguk Syahwah

Bukan karena apa, Nevan sudah sangat dikenal sebagai pribadi penggila Akademis, ia sering mengikuti banyak perlombaan Olimpiade sejak kecil. Bahkan untuk Olimpiade ini ia sudah mati-matian belajar demi sekolahnya. Selain itu mengingat perjanjian kedua kubu, CH dan SS membuat ini semakin terasa bimbang.

"Yahh mau gimana lagi, Olimpiade udah dekat sementara dia gak memungkinkan" April yang merasa merinding dilehernya itu segera memakai tudung jaketnya

"Gapapalah, pasti dia ngerti juga" balas Syahwah mengusap tengkuknya

Dinginnya malam menyatu dengan sunyinya lorong rumah sakit membuat keduanya tiba-tiba dilanda rasa ngeri

"Balik yok! " Ajak April yang sudah berdiri dari duduknya

"Hmm... Gue juga udah merinding kak,lagian kita daritadi udah dicariin" Bisik Syahwah dan April langsung mengangguk cepat

Mereka pun akhirnya beranjak dari sana dan berjalan menyusuri lorong rumah sakit yang saat ini entah kenapa vibes horrornya sangat berasa

Syahwah yang notabenenya memang penakut langsung menggandeng lengan April

"Takut kan lo" Ejek April dengan senyum meledeknya

"Heh mana ada ya begitu, cuman agak laen aja jalan gak pegang siapa-siapa" Elak Syahwah sambil sesekali melirik kebelakang

"Helleh alesan"

Saat di belokan lorong terakhir untuk ke lift mereka dibuat berhenti karena sebuah suara. Sayup-sayup Syahwah si paling sensitif mendengar isakan tangis. Semakin lama semakin kencang dan itu membuatnya benar-benar merinding.

𝐏𝐑𝐎𝐌𝐈𝐒𝐄 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang