11

5.5K 579 15
                                    

"aku tau, tapi aku tak akan melepaskan mu"
.
.
.
tokyo di kejutkan dengan berita pembobolan pagi ini.. membuat pria manis yang menonton siaran berita itu mulai mengerti yang sebenarnya.

"aku tau sekarang.." ucap caine pada dirinya sendiri

semenjak itu.. Kenzo tampak menghindari kontak dengan caine, entahlah.. dia hanya tak ingin manusia Kesayangan nya harus terlibat dalam dunia gelap itu.

hingga kenzo melihat pesan dari caine yang meminta Kenzo untuk bertemu di taman kota.

Tokyo saat ini sedang menuju musim semi, satu musim hampir berlalu.. namun tak sedikitpun niat nya membuka portal dunia iblis untuk pulang ke tempat asalnya.

kakinya melangkah tegar menuju taman kota.. dan melihat pria manis berambut merah yang ia rindukan itu  sudah duduk disana.

Kenzo menyipit matanya, mencoba membaca situasi.. ia tau caine akan berbicara tentang perampokan bank itu.

"caine." sapanya singkat.. sementara pria manis itu menoleh dan tersenyum tipis.

"Kenzo, duduklah." tawar caine yang di tanggapi anggukan oleh Kenzo..

Kenzo duduk, namun sedikit memberi jarak pada mereka.. suasana yang sangat canggung kembali menyiksa mereka.

"caine, perampokan bank itu-" belum selesai Kenzo mengutarakan pengakuan nya..

"aku tau." jawab caine pelan, menatap Kenzo sayu.

Kenzo hanya terdiam.. mencoba mencerna topik lain.

"dan aku ingin bergabung dengan kalian, Kenzo" pinta caine dengan senyum manisnya..

jawaban caine cukup membuat iblis itu tersenyum smirk.. tentu, dia tak akan mengizinkan atau membiarkan caine bergabung.

"dalam mimpimu saja, caine" tukas Kenzo singkat.. sementara caine menggenggam erat lengannya sendiri.

"bocah sekecil souta kau bolehkan bergabung, lalu kenapa aku tidak, Kenzo?!" protes caine dengan suara yang bergetar menahan tangis..

"itu berbeda" jawab Kenzo yang membuat caine menundukkan kepalanya sedih.

"tentu saja berbeda, aku pria dewasa sama seperti mu dan gin.. sementara souta, dia hanya anak kecil kenapa dia bisa bergabung dengan mudah?!"
caine terus bersikeras..

"berbeda, kemampuan souta dalam menembak sudah teruji, sementara kau? kau hanya pemuda baik hati seperti malaikat.. aku pikir itu mustahil." gertak Kenzo cukup keras membuat caine sedikit terkejut..

pertahanannya runtuh.. air matanya mulai menetes. Kenzo sendiri bingung tak mengerti bagaimana menenangkan pria manis itu.

"baiklah, tapi bersyarat" ucap Kenzo yang membuat caine dengan cepat mengusap air matanya dan menatap Kenzo dengan pupil mata yang  membesar.

"apa?" jawabnya dengan cepat dan keinginan tahuannya yang tinggi..

sial, Kenzo hampir terkekeh melihat pemandangan lucu ini. keseriusan nya terasa terombang-ambing di depan wajah lucunya caine.

"saat ada misi.. kau hanya melacak dari komputer, dan jangan pernah turun." mendengar persyaratan Kenzo.. caine dengan cepat mengangguk patuh.

caine dengan bahagia menghamburkan dirinya ke pelukan Kenzo.. entahlah, bagaimana Kenzo bisa luluh pada manusia ini.

"bagaimana jika mampir ke rumahku, Kenzo?" tawar caine dengan hangat.

"tentu kalau begitu" terima Kenzo sambil membalas pelukan caine.

saat sampai di rumah caine.. Kenzo di buat takut, lihatlah rumah minimalis modern bernuansa putih itu.

taman yang indah menghiasi suasana rumah itu, di tambah pencahayaan redup-redup dari lampu taman.. Kenzo benar-benar terdiam mengetahui disana terdapat ayunan.

"ini.. benar-benar rumahmu?" Tanya Kenzo ragu untuk memastikan.. dan di jawab anggukan oleh caine.

saat masuk, Kenzo merasa tinggal disini mungkin lebih baik dari pada di apartemen nya yang penuh dengan kerusuhan gin dan souta.

"itu semua bonekamu?" Tanya kenzo dingin saat melihat boneka yang tertumpuk di sofanya caine.

caine tampak gugup, ia takut Kenzo tak akan mengizinkan nya bergabung dengan nya lagi.

"eh tidak kok, itu milik.. yah milikku tapi hanya untuk pajangan, percayalah padaku Kenzo" Kenzo menaikkan alisnya..

"lalu apa?" tanya Kenzo masih heran dengan tanggapan caine.

caine terlalu gugup, sok berani lengannya mendorong Kenzo hingga terlentang di sofa.. dengan gerakan cepat, ia mengungkung tubuh gagah itu dan mengecup bibir tipis itu.

lama kelamaan.. kecupan tadi berubah menjadi lumatan penuh gairah. hingga caine merasa pasokan udara nya menipis dan melepaskan lumatan itu.

"hh.. aku perlu bernafas, Kenzo.." bisik caine sensual di telinga Kenzo.
.
.
.
TBC
do not copy 🚫

THE DEVIL GANG AND HIS DESTINY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang