"siapa pria bertopeng itu? menarik dan bergairah.."
.
.
.
langkah dari kaki jenjang itu tak benar-benar pergi.. memantau dari kejauhan, memastikan ia dapat menyelamatkan kekasihnya.caine tampak mengekor mobil kepolisian yang melaju ke kantor polisi, ia tak akan melepaskan kenzonya.
caine benar-benar diambang keberanian nya saat ini, dengan berani ia memarkirkan mobilnya di dekat kantor polisi dan memanjat gedung yang berada tepat di samping kantor polisi itu.
pupil emasnya bersinar terang, malam mulai tiba.. mengantarkan ketelitian yang lebih pada pemantauan nya.
matanya membelalak saat orang yang dicarinya mulai terlihat dan duduk di atap balkon kepolisian..
caine mengeratkan pistol yang sudah di bawanya.. mencoba memastikan kalau itu benar-benar kenzo.
ia dengan cepat melompat ke balkon itu dan menghindari kecurigaan nya..
caine melepaskan pelatuknya, melompat kehadapan pria itu.. mengarahkan pistolnya tepat membidik kening nya.
saat bulan bersinar terang.. angin semilir menghembus tenang, caine tidak salah.. pria itu sangat mirip dengan Kenzo.
"Kenzo.." caine tanpa aba-aba langsung mendekap pria di depan nya itu. sementara pria itu hanya diam tak mengerti apa yang di bicarakan caine padanya.
caine terisak pelan karena pria itu tak kunjung membalas pelukan nya, ia mungkin berpikir itu adalah Kenzo..
"tolong.. balas dekapan ku, aku sangat.. merindukan mu, Kenzo" bisik nya seduktif di telinga pria itu.
pria itu masih kelu dengan apa yang baru saja terjadi, namun lengan nya perlahan melingkar di pinggang ramping milik caine..
caine mulai melega, ia menyandarkan kepalanya di dada bidang milik pria itu.. tak membiarkan pria itu lepas dari pelukan nya.
siluet mereka terlihat indah di hadapan sang purnama.. angin pun seakan tak ingin mengalah menunjukkan peran nya, berhembus semilir.. menambah kesan romansa dalam dekapan keduanya.
caine menatap sayu pada pria itu, bibir plum miliknya tanpa permisi mencuri satu kecupan di bibir pria itu yang tampak sedang terluka.
selanjutnya.. caine menarik tengkuk pria itu, dan kembali mengecupnya.. bibirnya hampir melumat sampai saat suara langkah kaki mendekat kearah mereka.. ia melepaskan ciuman nya.
"itu pasti salah satu anggota kepolisian, apa aku harus pergi?" bisiknya lagi pada pria itu.. sementara sang empu hanya menghela nafas dan mengangguk pelan.
"tapi berjanjilah, kau harus bebas dan bersama ku nanti.." pesan caine dengan mata berkaca-kaca.. pria itu tak mengerti, namun tampaknya ia tak kuasa menahan untuk mengecup surai rambut merah milik caine dan mengangguk kembali.
caine berlari.. melompat ke gedung sebelah, topeng itu masih terpasang apik di wajahnya.. piyamanya menggelepar terhembus angin, ia masih sempat menatap dalam pada pria itu.. sebelum setelahnya melompat turun dan pergi dari sana.
pria itu tampak bingung.. jatuh cinta dengan siluet terakhir kali milik caine.
pintu balkon terbuka.. menunjukkan seorang polisi wanita.
"pak makomi, anda baik baik saja?! segeralah masuk.. keadaan anda sudah parah jangan memperburuk keadaan dengan berjaga di balkon!" perintah polisi wanita itu pada pria yang masih merenung dalam perasaan nya.
"aku akan segera masuk, tunggu di dalam" usulnya kembali pada polisi wanita itu yang di hadiahi anggukan mengerti.
makomi hampir masuk, namun masih menatap titik terakhir kali ia mengagumi siluet cantik milik caine.
.
.
.
will everything go well?
.
.
.
we'll find out that, soon.
.
.
.
TBC
do not copy
KAMU SEDANG MEMBACA
THE DEVIL GANG AND HIS DESTINY
Teen Fictiontentang seorang iblis yang di buang ke dunia manusia, karena perilakunya yang tak pernah setia pada satu permaisuri saja.. membuat sang raja iblis muak dan mengasingkan putranya ke dunia manusia, apa lagi pekerjaan yang mudah dan tanpa keterangan lu...