"jika maha cinta telah merestui mereka, maka aku adalah dewa kehancuran di tengah-tengah kisah cinta mereka"
.
.
.
caine terus melajukan mobilnya menuju ke apartemen Kenzo kembali.. matanya masih sembab, isakan nya pun tetap terdengar.tak ada cara lain, ia hanya perlu menjalan kan rencana kedua.. yaitu tawaran key oriesa yang begitu menggiurkan sekarang.
saat sampai, ia keluar dari mobilnya.. berjalan membuka knop pintu, disana bukan hanya key oriesa.. gin dan souta juga sudah kembali.
"bagaimana?" tanya key oriesa dengan suara kecil.. caine menggeleng pelan, semuanya telah tergambar di benak mereka bertiga.
"sekarang.. bagaimana dengan tawaran ku?" key oriesa kembali bertanya, namun kini perhatian gin teralihkan..
"aku setuju, tolong pergilah dan bebaskan Kenzo sekarang juga." lirih caine menatap penuh harap pada key oriesa.
"tawaran seperti apa?!" sela souta menatap marah pada kakak nya itu..
"gunakan kesantunan mu, souta.. anak kecil seperti mu.. jangan pernah menyela pembicaraan orang dewasa" tandas key oriesa sedikit tegas pada souta.
key oriesa tampak beranjak dari duduknya dan berjalan keluar apartemen, seperti nya ia akan pergi ke kantor polisi..
benar saja, kantor polisi mendadak tenang saat ketua direktur utama mereka melintas.
key memasuki ruangan jendral kepolisian.. disana makomi sinclair tampak duduk tenang di kursinya.
"kali ini apa, key oriesa?" tanya makomi dengan suara rendah..
"aku membawa uang jaminan untuk pembebasan kriminal atas nama Kenzo.." tukas key oriesa tampak penuh kesantunan di hadapan atasan nya.
mendengar nama 'kenzo' konsentrasi makomi buyar.. mengingat pertemuan nya dengan pria cantik bertopeng itu, ia juga menggumamkan nama Kenzo bukan?
"Kenzo? Biarkan aku melihat rupanya terlebih dahulu. sebelum setuju pada jaminan mu" sanggahan makomi ternyata memicu kepanikan untuk key, karena key sangat tau jika wajah Kenzo dan makomi begitu mirip..
"itu tak perlu" elak key oriesa dengan tenang..
"kenapa tidak? aku tentu dengan senang hati menyambut kebebasan nya" ujar makomi dengan senyum smirk penuh kemenangan di wajahnya.. tubuh nya mulai beranjak dari kursinya.
key oriesa tak bisa apa-apa lagi selain menurut pada keinginan atasan nya itu, mereka menjelajahi sel.. sampai melihat sel Kenzo, disana Kenzo tampak tertidur dalam duduknya.
makomi terkekeh kecil menyadari terkaan nya ternyata benar.. mereka cukup mirip.
"aku tak menerima jaminan mu, key oriesa.. aku akan menyamar menjadi kriminal ini. pertemukan aku dengan keluarganya.. untuk sementara ini, biarkan dia di tahan di sel ini" tegas makomi penuh kemenangan.
key oriesa tampak terkejut, tak menyangka akan seperti ini yang terjadi.
"apa?! kita tentu tak bisa begitu! pak makomi, aku sudah membawa uang jaminan untuk membebaskan nya!" sela key oriesa dengan tegas dan penuh emosi.
"aku bisa membayar lebih untuk membungkam bibir mu, kau perlu uang untuk biaya kuliah adik mu kan?" pernyataan makomi benar-benar membuat key terdiam..
benar, souta terpaksa berhenti kuliah pada pertengahan semester karena ketiadaan biaya..
1 menit..
2 menit.."ya, aku setuju." final key oriesa dengan serius.
makomi tertawa ringan, melemparkan check dengan nominal tinggi kearah key oriesa.
"sekarang, bawa aku bertemu orang terdekat nya." tegas makomi yang di hadiahi anggukan oleh key oriesa.
'nos veremos pronto, mi amor' ucap makomi di dalam hatinya.
mereka akhirnya menuju ke apartemen Kenzo dengan mobil milik makomi.
saat sampai.. ia benar-benar melihat wajah cantik caine, bahkan tanpa topeng itu lagi..
caine tersenyum hangat langsung menghamburkan dirinya ke pelukan makomi..
makomi membalas pelukan itu, lengannya menarik pinggang ramping milik caine lebih dekat.. perasaan kemenangan meliputi wajahnya.
"Kenzo.. aku benar-benar bersyukur kau kembali, di hadapan ku" bisik caine yang terdengar penuh kebahagiaan..
di belakang mereka, key oriesa tampak terisak.. ia benar-benar merasa bersalah pada caine dan Kenzo.
gin juga tampak tersenyum tenang menatap moment itu.. terkecuali souta, tatapan nya menelisik pada key yang terisak di belakang mereka.. kecurigaan mulai menguar.
mereka berkumpul kembali di ruang tamu, caine tampak telah tertidur di pangkuan makomi..
"souta, kau bisa melanjutkan kuliah mu." usulan dari key oriesa benar membuat kecurigaan souta semakin menjadi-jadi
"dari mana kau mendapatkan biayanya, kak?" tanya souta penuh kehati-hatian..
"dari manapun, kau tak perlu bertanya seperti itu padaku." imbuh key oriesa tampak emosi pada adiknya..
mereka mengakhiri perdebatan ini dengan mulai tidur, makomi menggendong tubuh ramping caine menuju kamar di apartemen itu.. dan membaringkan caine di ranjang.
makomi ikut membaringkan tubuhnya di samping caine.. menatap wajah cantik itu penuh keinginan. bibirnya mengecup keningnya caine dengan lembut. ia juga mulai menutup matanya..
00:00
souta memang sengaja menyetel alarm pada tengah malam.. namun bukan nya ia yang terbangun, yah siapa lagi kecuali gin dengan muka suntuknya..
"untuk apa souta menyetel alarm pada tengah malam begini, sih?!" geram gin dengan suara khas bangun tidurnya..
meskipun geram, gin tetap membangunkan souta.. hingga mata souta perlahan terbuka.
"ah iya, aku memang menyetel alarm untuk tengah malam. ada yang harus ku selidiki gin, dan karena kau ikut terbangun.. jadi kau harus membantuku" jelas souta.
gin mengernyitkan dahinya, menggeleng melihat tingkah bocah itu
"menyelidiki apa memangnya?" tanya nya mencoba berkoneksi sedikit..
"begini, aku.. aku yakin kalau orang yang tadi berkumpul dengan kita, itu bukan Kenzo yang sesungguhnya." jelas souta sedikit tercicit.. yang di hadiahi keterkejutan gin.
"apa?!" pasti gin merasa langsung berkoneksi..
.
.
.
TBC
do not copy 🚫
KAMU SEDANG MEMBACA
THE DEVIL GANG AND HIS DESTINY
Teen Fictiontentang seorang iblis yang di buang ke dunia manusia, karena perilakunya yang tak pernah setia pada satu permaisuri saja.. membuat sang raja iblis muak dan mengasingkan putranya ke dunia manusia, apa lagi pekerjaan yang mudah dan tanpa keterangan lu...