Hari ini, merupakan hari ke-2 yang melelahkan bagi Vanya. Kemarin dirinya hanya sempat tidur di mobil, berharap hari ini adalah waktu yang ia nantikan, menemui kasurnya yang empuk. Tapi, kenyataannya ia diterpa jadwal yang sama padatnya dengan hari lalu.Sekarang dirinya baru pergi lagi dari apartement, ia hanya diizinkan mampir 30 menit saja untuk membersihkan dirinya.
“Riko lama amat sih, padahal milih snack tinggal ambil ambil aja terus bayar” Vanya tidak melepaskan pandangannya dari minimarket depan mobil, ia sudah menunggu terlalu lama, ia malas menunggu
Klining klining klining!
Suara notifikasi yang berasal dari ponselnya hanya Vanya lirik lalu ia abaikan. Sudah terhitung seminggu ini, dirinya seperti diteror oleh seseorang. Bukan hanya chat saja, beberapa kali dirinya ditelfon sampai notofikasi dari orang tersebut tidak bisa terhitung lagi.
Sedang dongkol dongkolnya dengan suara ponsel, Vanya akhirnya menghembusan nafasnya lega karena pintu mobil baru saja dibuka oleh Riko. Yang tandanya managernya itu sudah menyelesaikan urusannya dengan minimarket.
“Lama amat sih?!” ucap Vanya menatap Riko tidak enak
Bukannya menjawab pertanyaan dari Vanya, Riko malah menatap kelain arah, memfokuskan bola matanya dengan alis yang mengerut bingung, “Hp lo kan?” tanya Riko menatap kearah sumber suara
“Iya” Vanya menganggu kesal, orang itu belum menyerah
“Siapa?” Riko meletakan 2 kantong plastik yang berisi snack ke jok belakang mobil
“Ga tau udah biarin aja” jawab Vanya tak peduli
Mereka kemudian pergi dari depan teras minimarket, mobil nya kini menuju kantor agensi dari Vanya, dirinya akan menemui klien yang tertarik dengan dirinya untuk iklan suatu produk.
“Astaga. Hampir aja lupa...” gumam Riko, Vanya yang masih dapat mendengar itu pun melirik kearah managernya
“Udah 4 harian ini, ada yang kirim email ke kita. Dia minta ketemu sama lo..” ucap Riko
“Ya udah tinggal diatur aja jadwalnya? Kenapa lo malah ngomong ke gue? Kan itu bagian dari kerjaan lo?” ucap Vanya heran
Riko menggeleng “Iya gue tauuuu. Tapi, masalahnya yang ngirim ini ga bisa untuk ketemu sama lo. Lebih tepatnya gue yang ga izinin” pandangan matanya menatap lurus pada bola mata Vanya
“Ya kalo lo ga izinin, ga usah. Bereskan?” awab Vanya enteng
“Lo ga mau tau gitu siapa yang ngirim emailnya?” tanya Riko
Vanya semakin bingung, pertanyaan Riko semakin aneh “Maksud lo? Buat apa juga gue cari tau masalah kerjaan?”
“Kayaknya ini bukan soal kerjaan Ve, ini lebih ke soal ketentraman hidup lo” Riko masih memasang raut seriusnya
“Lo pasti masih inget Mikaila kan?” lanjut Riko
Deg!
Jantung Vanya berhenti sejenak, ia menatap tajam Riko setelahnya “Ngomong yang jelas Riko, ga usah berbelit belit” nada bicaranya langsung berubah datar, Vanya bahkan sampai memutar duduknya agar sepenuhnya menghadap pada Riko
“Hhhh....” Riko menghela nafasnya panjang
“Dia yang kirim email itu” jawabnya singkat, padat, dan jelas
Sesuai dugaan Riko, Vanya kini hanya diam mematung lalu ia menundukan kepalanya, menatap kearah ponsel “Jadi, dia sampe hubungin gue ke email juga ya?....” lirih Vanya
KAMU SEDANG MEMBACA
𝗗𝗼𝗻'𝘁 𝗯𝗲 𝗘𝘅𝗽𝗲𝗰𝘁𝗲𝗱: Intrik Romansa (Season 2)
FanfictionHadirnya lagi Neve dan Vanya. Diiringi dengan konflik percintaan mereka yang ternyata mendapat penolakan di masing masing pihak keluarga. Dan juga, keinginan pihak ketiga yang mulai beraksi dan ingin merebut salah satu dari mereka. Tentunya bersama...