Sudah berlalu 4 hari setelah mereka bertengkar di parkiran. Neve yang selalu berusaha dan Vanya yang selalu menghindar.Saat ini, Riko yang merasakan aura gelap dari orang yang sedang berjalan di sampingnya. Vanya, model yang sudah ia temani sejak lama, kini sama sekali tidak mau berbicara dengannya, hanya sekedar menjawab pertanyaan saja mulutnya berucap.
“Tinggal bilang aja lo kenapa Ve? Kalo diem dieman gini, gue jadi ga enak kerjanya” sembari berjalan berdampingan, Riko serongkan badannya menghadap Vanya
“...” yang ditanya hanya diam, seperti tidak ada yang bertanya padanya. Vanya hanya menatap lurus kedepan tanpa ekspresi
“Masalah apa sih?” tanya Riko lagi
“HEH!” Riko sengaja meninggikan suaranya
Jalan mereka terhenti, Vanya dengan muka jengkel menatap managernya lalu berkata, “Udah tau gue lagi kesel! Jangan bawel dong!” Kemudian Vanya berjalan mendahului Riko yang menatap jengkel juga padanya
“Kan gue bisa bantu. Maksudnya tuh gitu..” berjalan dengan tempo dipercepat, Riko sedikit berlari mengejar Vanya
“Lo ga pernah marah sampe lama gini loh Ve? Kantong mata lo juga sampe keliatan, lo abis nangis juga ya?” Riko mengerutkan keningnya, berusaha berfikir apa hal yang membuat modelnya seperti ini?
“Oh! Gue tau! Lo- ada masalah sama- Mikaila ya?!” tebak Riko
“Hah?! Enggak! Amit amit gue punya masalah sama dia” jawab Vanya cepat, ia menggeleng gelengkan kepalanya juga dengan cepat
“Lah? Terus sama siapa?” tanya Riko bingung
“Kok lo kepo?!” ucap Vanya
Drrtt! Drrtt! Drrtt!
Mereka berdua menolehkan kepala kearah saku celana yang dikenakan Vanya. Ada seseorang yang menghubungi Vanya melalui ponsel.
Lalu Vanya merogoh sakunya, mangambil ponselnya dan terpampang dengan jelas nama ‘Kak Al love’ disana.
Tapi bukannya senang, Vanya malah memutar bola matanya malas. Tanpa pikir panjang, dirinya langsung menekan tombol bulat merah.
“Sama Neve ya..?” Riko bertanya tidak lupa memelankan suaranya, takut takut salah dan malah lebih merusak mood Vanya
Lagi, jalan mereka berdua pun terhenti dan Vanya juga penyebabnya.
Kedua mata Vanya menyipit, seakan menerawang masuk kedalam bola mata Riko “Kenapa? Kok diem? Bener ya sama dia?” ucap Riko
Yang ditanya tidak menjawab, ia membalikan tubuhnya kemudian pergi meninggalkan sang manager yang sedang kebingungan.
“Ve! Tunggu! Lo mau kemana! Ishhhh” gerutu Riko, kakinya melangkah menyusul sang model pergi
Sedangkan disebrang sana, sang pelaku yang ditolak panggilan telfon nya. Neve, ia berdecak. Entah sudah berapa kali dirinya mencoba menghubungi Vanya, tapi hasilnya sama. Tetap tidak diangkat ataupun dibalas.
Sampai sampai melupakan pekerjaannya yang sudah menumpuk dimeja. Neve memilih untuk menundukan kepalanya lesu.
“Hari ini juga belum bisa ya?” dengan nada yang terlampau lemas, Neve bergumam
Sejak mereka bertengkar. Sudah ribuan pesan dan panggilan yang ditujukan untuk Vanya. Dan setiap pulang kerja pun, Neve selalu menunggu Vanya muncul di aprtement nya, tapi tak kunjung datang.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝗗𝗼𝗻'𝘁 𝗯𝗲 𝗘𝘅𝗽𝗲𝗰𝘁𝗲𝗱: Intrik Romansa (Season 2)
FanfictionHadirnya lagi Neve dan Vanya. Diiringi dengan konflik percintaan mereka yang ternyata mendapat penolakan di masing masing pihak keluarga. Dan juga, keinginan pihak ketiga yang mulai beraksi dan ingin merebut salah satu dari mereka. Tentunya bersama...