22 : Perkembangan kasus

190 16 0
                                    

Matahari sudah berpindah posisi, langit sudah sore. Setelah mendapat kabar bahwa Tamara dan Heru yang juga kecelakaan seperti Tian. Fikiran Neve tidak fokus untuk sementara, ia ingin sekali langsung menyusul Tamara dan Heru tetapi dirinya juga sudah berjanji dengan ibunya.

Jadi, Neve fokuskan diri terlebih dulu untuk mengantar ibunya, setelah itu dirinya mampir sebentar di tempat Tian lalu barulah Neve langsung ke rumah sakit dimana Tamara dan Heru berada.

Dan saat ini, disinilah Neve berada. Duduk bosan di ruang tunggu, karena ibunya itu sudah memakan waktu 15 menit lamanya. Tapi tak kunjung selesai juga.

Sudah sesuai ketentuan, waktu kunjung tidak akan diberi minimum jika itu menjadi kunjungan terakhir dari narapidana hukuman mati. Dan besok adalah hari dimana Pak Bani melakukan hukumannya.

Ceklek!

“Akhirnyaa” gumam Neve, merasa lega karena Bu Sarah sudah keluar dari ruang kunjungan, tetapi alis Neve berkerut

“Neve, kayaknya kamu harus ketemu sama ayahmu. Raut wajah Mas Bani tadi berubah jadi sedih saat ibu bilang kamu ga bisa ngobrol sama dia” Bu Sarah berucap demikian setelah jarak diantara mereka semakin dekat

Neve terdiam menatap ibunya, lalu Bu Sarah pun menganggukan kepalanya “Iya ga papa kamu masuk aja. Temui ayahmu untuk yang terakhir kalinya”

Neve mengangguk juga, ia melirik ibunya sebentar “Ibu tunggu sebentar ya” ucapnya, lalu Neve melangkahkan kakinya masuk ke ruang kunjungan

Ceklek!

Rupanya benar apa yang dikatakan oleh ibunya, Pak Bani masih terduduk disana dengan kepala yang menunduk.

Srek~

Suara kursi yang Neve mundurkan, membuat Pak Bani mendongak, lalu kedua matanya membesar tak percaya bahwa dihadapannya ada Neve yang sudah terduduk dengan tenang.

Perlahan terbit senyuman dari mulut Pak Bani, “K-kamu mau ketemu s-saya?” ucap Pak Bani dengan terbata

“Ya” jawab Neve, matanya menatap tajam kedalam bola mata Pak Bani, menerawang tentang rencana ayahnya yang ingin memindahkan seluruh bisnis untuknya. Neve juga penasaran akan hal itu.

“Saya memiliki pertanyaan untuk anda” ujar Neve

“Hahaha kamu- kamu masih saja ya— besok saya sudah tidak ada, dan kamu mengajak saya bicara seperti saya adalah pelaku dari kasus kamu- hahaha- Neve Neve—“ gelak tawa Pak Bani memenuhi sekitar ruangan

“Memang nya anda siapanya saya?”

Deg!

Gelak tawa itu terhenti dengan seketika, Pak Bani menatap wajah Neve dengan sendu. Sekali lagi ia benar benar menyesal.

“Ah benar- saya bukan siapa siapa nya kamu. Maaf” ucap Pak Bani dengan menundukan kepalanya

Neve menghela nafasnya dalam, “Daripada membahas hal itu, saya ingin menanyakan hal lain. Beberapa hari terakhir ini, ada tiga orang laki laki yang mengaku bernama Julian, Alex, dan Nicolas. Terus menemui saya, dan itu sangat mengganggu—”

“Mereka yang akan menjadi asisten mu” sela Pak Bani

Neve tidak langsung menjawab, ia menatap tajam laki laki yang ada dihadapannya ini “Apa tujuan anda yang sebenarnya? Bisnis anda milik anda. Jangan ikut sampuri saya kedalamnya!”

“Bagaimana pun, kamu adalah anak biologis dari saya. Dan kamu hanya satu satunya. Kamu berhak atas semua itu” ucap Pak Bani

Neve terkekeh “Berhak atas apa? Berhak atas semua dosa dosa anda?!”

𝗗𝗼𝗻'𝘁 𝗯𝗲 𝗘𝘅𝗽𝗲𝗰𝘁𝗲𝗱: Intrik Romansa (Season 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang