23 : Hal yang tak terduga

165 20 0
                                    

“Tungguin. Bentar doang inimah” sahut Tian dari meja komputernya

Setelah semalam Neve menemukan lencana itu, paginya ia memutuskan untuk membawanya ke Tian.

“Terus masalah cctv kantor lo itu? gimana caranya?” sahut Tian

Neve diam sesaat, memikirkan bagaimana cara yang bisa “Gue masuk kebagian ruang pengawasan nya aja nanti. Gue bilang ada hal yang mau gue periksa”

“Yakin lo mereka ga akan curiga?” jawab Tian

“Engga. Gue bilang mau anter Tamara aja. aman kok”

“Oh ya Tamara gimana keadaannya?” tanya Tian

“Baik. Cuma luka ringan. Kemarin dia izin, hari ini masuk lagi” ujar Neve

Tian mengangguk, kembali hening hanya terdengar suara ketikan disana.

*Sekali lagi, segala deskripsi hanya karangan. Dan hanya berlaku di dalam cerita ini*

“Lencana ini cuma diproduksi sekali dengan jumlah 7. Dengan tujuan memberi kehormatan atas berhasilnya 7 perwira pada tugas mulia saat dua tahun yang lalu...” begitu gumam Tian, tangannya sibuk mengotak atik keyboard yang berada didepannya

Dibelakang laki laki itu ada Neve yang sedang bersedekap melihat layar komputer yang sedang menampilkan biodata masing masing dari ketujuh perwira tersebut.

“Nah! Kebetulan banget! 6 dari mereka udah pensiun. Sebentar yaaaa...”

Klik klik klik! Enter!

“Gilang Pratama. Sekarang dia masih aktif bekerja. Dan disini kantornya” tuntas Tian, lalu tangannya memperbesar gambar lokasi kantor yang dimaksud

“Hmm. Kalo udah pasti dia. Mending langsung selidiki aja” ucap Neve, kakinya melangkah maju agar lebih mendekat pada layar komputer milik Tian

“Oke oke. Gue cek cctv di kantor mereka” ucap Tian

“Jangan! Lo ga bisa” tahan Neve

Tian menoleh kearah Neve dengan alis yang mengerut “Kenapa?” tanyanya

“Sama kaya kantor kejaksaan. Mereka juga punya sistem alarm. Mending lo cari ccvt terdekat aja” ucap Neve yang langsung dimengerti oleh Tian

“Untuk antisipasi, gue yang akan cek ke dalem kantornya. Gue bakal tanya tanya tentang Pak Gilang disana” sambung Neve, kemudian ia membalikan tubuhnya

“Oke. Kalo udah ada hasil, gue langsung kabarin lo” sahut Tian

Neve menjawabnya hanya dengan anggukan. Kembali melanjutkan jalannya menuju keluar, memasuki mobilnya dan ia langsung berangkat.








































Dilain tempat, terdapat Vanya yang baru bangun dari tidurnya. Bukan di kasur, tetapi di dalam mobil.

Yup, Vanya tidak pulang karena jadwalnya yang terlalu mepet. Setelah kemarin sore ia menghadiri acara ulangtahun agensinya. Ternyata acara itu selesai di tengah malam, ditambah kenalan Vanya yang sangat banyak itu membuatnya harus mengobrol sampai pagi hari.

Jadilah dirinya hanya bisa tidur di dalam mobil, itupun karena Vanya sedang ada di perjalanan.

“Kasihan model gue. Ck ck ck” dari arah depan, Riko yang sedang menyetir itu menyempatkan dirinya untuk melirik ke arah Vanya yang tidur di jok belakang mobil van nya

Mereka akan menuju ke acara penghargaan untuk para model dan aktor/aktris, yang sudah menjadi penyelenggaraan rutin di salah satu stasiun Tv. Ajang penghargaan ini merupakan yang paling bergengsi di indonesia. Mereka yang berhasil mendapatkan penghargaan akan dimasukan kedalam nominasi untuk melanjutkan penghargaan tingkat asia.

𝗗𝗼𝗻'𝘁 𝗯𝗲 𝗘𝘅𝗽𝗲𝗰𝘁𝗲𝗱: Intrik Romansa (Season 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang