Hari ini bermula dengan sangat sempurna, tak sempat Vanya fikir dirinya akan mendapatkan kejadian yang buruk di hari ini.
Begitu juga dengan Neve, senyum di bibirnya secara perlahan menghilang dan berganti masam. Selain pesan dari Tian, fakta bahwa sampai malam ini Vanya belum memberinya kabar juga menjadi salah satu penyebab moodnya berubah drastis.
‘Vanya nginep atau pulang ke apart ya?’ gumam Neve, sesaat setelah menepikan ponselnya ke pinggiran meja
Flashback on
Setelah perdebatan singkat yang dilakukan oleh Bu Lia dan Vanya, Vanya yang merasa pendapatnya tidak akan didengar, dirinya memilih untuk melarikan diri pergi dari rumah nya.
Dengan kondisi wajah yang tidak baik baik saja, Vanya langsung masuk kedalam mobil, menghiraukan teriakan Riko yang khawatir bertanya padanya.
Setelah Riko masuk ke daam mobil, dirinya langsung berusaha untuk menenangkan Vanya, dengan cara apapun dan laki laki itu berhasil membuat Vanya tanang sekaligus bercerita juga kepadanya tentang kejadian sebelumnya.
Saat Riko hendak memencet tombol telfon di nomor Neve, Vanya langsung menggeleng, perempuan itu bilang; dia sendirilah yang akan memberitahukannya—
nanti malam.Flasback off
Malamnya, Neve berjalan menunduk keluar dari parkir-an apartement, kepalanya sedikit mendongak guna menyapa balik seorang yang lebih dulu menyapanya; beberapa tetangga Neve yang mengenal dirinya.
Tap!
Neve mengakhiri langkahnya didepan pintu unit apartement Vanya, “Hhhh~ perasaan gue kok ga enak ya?” gumamnya menatap pintu itu lama, menerawang kedalam, seakan disana matanya bisa menembus halangan pintu kayu dihadapannya
Ceklek!
Memutuskan untuk masuk kedalam ruangan itu, Neve menundukan diri untuk melepas sepatu kulitnya terlebih dahulu.
‘Tumben lampunya mati’ dalam benaknya Neve berucap
Selesai dengan itu, lalu ia berdiri melangkah lagi lebih dalam. Tujuan selanjutnya adalah kamar Vanya, tapi sebentar ia berbelok untuk menaruh tas dan jas nya diruang tamu.
Saat Neve berbalik, matanya menangkap sesosok bayangan, di dapur, seorang perempuan yang sedang meneguk minuman membelakanginya.
Bibirnya tertarik keatas, Neve tersenyum mengetahui bahwa itu adalah Vanya. Dengan perlahan dirinya berjalan mendekat, tanpa melepas senyuman.
Grep~
Vanya terkejut, hampir saja gelas yang ia pegang itu terlepas dari tangannya. Neve berhasil memeluk Vanya dari belakang secara diam diam. Kemudian kepala Neve menyelinap masuk di ceruk leher Vanya.
“Kok cuman pake tanktop? Emang ga dingin?” bisik Neve
Vanya menggeleng, ia tidak membalas pertanyaan dari Neve. Setelah tangannya berhasil menaruh gelas dengan aman. Sekarang beralih genggaman, menggenggam lengan Neve yang bertengger di perutnya, lalu mengusapnya teratur.
Vanya memejamkan matanya bukan karena merasa nyaman di posisi ini, sebaliknya, hatinya semakin sakit menyadari bahwa waktu dirinya dengan Neve mungkin tidak akan panjang.
Perempuan yang sedang memeluknya dari belakang ini, ia sangat mencintainya. Sungguh.
Tes!
Air mata Vanya menetes lagi untuk kesekian kalinya, setelah beberapa menit ia berhasil menghentikannya karena ia tidak mau memperlihatkannya pada Neve.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝗗𝗼𝗻'𝘁 𝗯𝗲 𝗘𝘅𝗽𝗲𝗰𝘁𝗲𝗱: Intrik Romansa (Season 2)
FanfictionHadirnya lagi Neve dan Vanya. Diiringi dengan konflik percintaan mereka yang ternyata mendapat penolakan di masing masing pihak keluarga. Dan juga, keinginan pihak ketiga yang mulai beraksi dan ingin merebut salah satu dari mereka. Tentunya bersama...