Masih di hari yang sama, Neve lupakan sejenak permasalahannya dengan Tian dan Vanya. Karena berkas di mejanya yang sudah terlihat menumpuk, ia harus memeriksa mereka sebelum terjadi kesalahan pada divisinya nanti.
“Hhhh” sudah tak terhitung berapa kali hari ini Neve menghembuskan nafasnya karena lelah
Ia melihat jam yang tertera pada ponselnya, kemudian kembali berkutat dengan kumpulan berkas yang sedikit lagi akan ia selesaikan.
“Okeee selesai”
Neve sekali lagi melihat layar ponselnya “Hm jam 11....” tangannya terulur untuk memnbereskan beberapa beras yang sudah ia selesaikan, Neve tumpuk menjadi satu tumpukan, lalu matanya melirik satu map yang masih terbungkus rapi
“Gue bawa pulang aja kali ya?” ucapnya, merasa tanggung bahwa map tersebut harus ia selesaikan hari ini juga
Drrttt drttt drttt!
Dering telfon di meja kerja kini menarik atensinya, Neve ambil benda pipih itu lalu ia mengangkatnya “Halo?”
“Halo ya. Neve” suara berat menyapa daun telinga Neve
“Riko? Kenapa?” tanya Neve langsung To The Point
“Kalo udah selesai kerja, lo bisa dateng ke unit nya Vanya?” tanya Riko
Neve mengerutkan keningnya. Apa Riko tau masalah dirinya dengan sang model?
“Gue udah selesai kok. Ini lagi beres beres, abis itu pulang” jawab Neve
Di sebrang yang lain Riko terlihat mengangguk “Oke kalo gitu. Gue tunggu lo di sini. Ada yang perlu gue omongin”
“Oke” jawab Neve, ia termenung sebentar
‘Ada apa?’ gumam Neve
Ceklek!
Neve membuka pintu. Dirinya telah sampai di apartement, tetapi ia enggan untuk melepaskan sepatunya. Neve berdiam diri, melihat sekeliling unit milik Vanya.
Ada perasaan gugup, ia nanti akan bertemu dengan kekasihnya itu setelah 4 hari bahkan tidak mendengar suaranya.
Ada rindu juga, Neve terenyum kecil mengingat hal apa saja yang telah mereka lewati di dalam ruangan ini.
“Oi” suara Riko memecah keheningan, Riko keluar dari arah dapur, memegang sebuah cangkir yang mengeluarkan asap dari dalamnya
Bergegaslah Neve berjongkok untuk melepaskan sepatunya. Lalu berdiri dan mendekat pada Riko.
“Hahaha. Lucu kalian berdua....” Riko terkekeh pelan, membuat Neve menatapnya aneh
“Kalian berdua sama sama sibuk, ditambah berantem juga. Jadi susah tidur kan lo?” Riko hanya basa basi saja bertanya demikian. Perihal benar atau tidaknya itu sudah jelas diperlihatkan dari wajah Neve
“Kantong mata lo kenapa item? Abis ditonjok ya? Hahaha..” Riko menambahkan lagi, keli ini dengan wajah yang mengejek
Mereka sama sama duduk di sofa ruang tamu. Sedari tadi Neve hanya menatap orang di dekatnya ini dengan jengkel.
“Lo manggil gue kesini cuma mau ngejek ya?” sinis Neve, tangannya meletakan tas yang ia bawa di meja, lalu bahu nya ia sandarkan pada sofa
“Abisnya. Kalo ada masalah itu diselesai in, jangan dihindarin” ejek Riko lagi
“Ck! Gimana gue mau selesai in, kalo model lo itu ngehindar terus. Tiap gue nungguin di unitnya juga dia ga ada mulu”
“Kenapa lo ga telpon gue? Tanya ke gue lah Vanya lagi ada dimana, gitu....” tangan Riko menyodorkan sebungkus rokok pada Neve
KAMU SEDANG MEMBACA
𝗗𝗼𝗻'𝘁 𝗯𝗲 𝗘𝘅𝗽𝗲𝗰𝘁𝗲𝗱: Intrik Romansa (Season 2)
FanfictionHadirnya lagi Neve dan Vanya. Diiringi dengan konflik percintaan mereka yang ternyata mendapat penolakan di masing masing pihak keluarga. Dan juga, keinginan pihak ketiga yang mulai beraksi dan ingin merebut salah satu dari mereka. Tentunya bersama...