Keesokan paginya, Tamara menyampaikan pesan dari Riko pada Neve. Neve tentu terkejut, bahkan sampai siang ini ia masih murung di ruangannya. Tidak melakukan apa apa, hanya duduk diam. Dirinya itu masih merasa kesal.Didepan ruang inap Neve, ada Bu Sarah yang merasa resah karena sudah sedari tadi anaknya itu tidak mengizinkan siapapun untuk masuk ke ruang inap nya. Termasuk suster yang bertugas untuk mengantar makanan dan obat untuknya.
“Loh? Bu Sarah kok di depan? Ga masuk Bu?” dari arah lain Riko baru saja datang
Dengan raut wajah yang khawatir Bu Sarah berucap “Neve daritadi ga mau diganggu sama siapapun, ini obat sama makan buat pagi aja belom sampe ke dia” ucap Bu Sarah dengan sedih, kepalanya menunduk ke bawah menatap makanan dan obat milih Neve yang berada di pangkuannya
Riko mengerutkan keningnya, laki laki itu sedang berfikir apa penyebab dari sikap Neve yang seperti itu, lalu ketika pandangan matanya menyapu kesegala arah, keningnya berkerut lagi “Kalo Tamaranya lagi kemana Bu?” tanya Riko
“Tamara lagi kekantin beliin ibu minuman” jawab Bu Sarah
Tak selang beberapa lama, dari ujung yang berbeda Tamara terlihat berjalan sambil membawa satu kantong plastik sedang di tangannya “Loh? Lo kok kesini?” tanya perempuan itu pada Riko
“Ini bu” Tamara berucap lagi kala matanya beradu pandang dengan Bu Sarah. Bertujuan menyerahkan makanan dan minuman untuk wanita tua itu
“Itu kenapa Neve ga mau diganggu, Tam?” tanya Riko berbisik pada Tamara
“Gara gara Chandra yang kabur. Pake segala tanya lo!” jawab Tamara sedikit menggeram pada Riko
Riko hanya manggut manggut saja mendengar hal itu.
“Permisi. Ini dengan keluarga dari pasien atas nama Vanya?” dari arah belakang, terdapat dokter yang menyela diantara mereka
Mereka semua terkejut, dalam hati mereka merasa was was akan berita yang akan disampaikan oleh dokter tersebut “Iya dok. Saya ibunya” ucap Bu Sarah sembari mendekati sang dokter
Dokter itu mengangguk dan tersenyum “Baik. Jadi tadi pagi pasien sudah sadar dan setelah kami cek secara keseluruhan, pasien sudah bisa dikunjungi”
Mereka yang mendengar hal itupun tersenyum lega “Ah baik dok. Kalau begitu kami semua bisa langsung mengunjungi Vanya dengan serentak?” sekarang giliran Riko yang bertanya
Diangguki oleh dokter “Ya boleh sekali. Jika nanti sore kondisi dari pasien Vanya dan pasien Neve sudah lebih stabil, maka mereka sudah diperbolehkan untuk pulang”
Mereka lebih kaget lagi “Ini bener kan dok? Dokter ga lagi bercanda kan?” tanya Tamara
Plak!
Bahu Tamara di pukul oleh Riko “Ya enggak lah, iya kan dok?” ujar Riko
“Iya benar. Ya sudah saya tinggal ya? Mari..” pamit sang dokter pada mereka
“Ya dok” ucap Bu Sarah
“Sakit tau!” Tamara berbisik pada Riko, mengadu kalau pukulannya tadi ternyata terasa pedas
Beberapa saat setelahnya, mereka benar benar masuk ke ruang inap Vanya. Riko pamit terlebih dahulu karena dirinya disuruh oleh Neve untuk menjemput Bu Lia, sedangkan untuk Neve. perempuan itu juga ikut masuk bersama yang lainnya, tapi dirinya tak banyak berbicara. Neve sedang menunggu momentum agar bisa berdua saja dengan Vanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝗗𝗼𝗻'𝘁 𝗯𝗲 𝗘𝘅𝗽𝗲𝗰𝘁𝗲𝗱: Intrik Romansa (Season 2)
FanfictionHadirnya lagi Neve dan Vanya. Diiringi dengan konflik percintaan mereka yang ternyata mendapat penolakan di masing masing pihak keluarga. Dan juga, keinginan pihak ketiga yang mulai beraksi dan ingin merebut salah satu dari mereka. Tentunya bersama...