Beberapa jam yang lalu, saat Vanya sedang dalam perjalanan pulang, ponselnya berkali kali berdering. Membuat dirinya terusik.
“Halo?” akhirnya Vanya memutuskan untuk mengangkatnya, tapi yang tersambung dengan Vanya itu diam. Hanya suara grusak grusuk yang bisa Vanya dengar, sampai pada akhirnya
“Halo Vanya? Temuin gue di Jembatan Mekar Sari sekarang juga, ibu lo ada sama gue saat ini” ucap orang tersebut
“JANGAN BERCANDA! GA MUNGKIN— IBU..”
Tutt tutt!
Vanya panik! Karena ia tak tau siapa yang baru saja menelfonnya, tangannya gemetar. Dirinya tidak bisa berfikir jernih kali ini.
Vanya berbicara pada driver untuk memutarkan arah mobilnya, agar menuju alamat yang baru saja ia dengar ‘Jembatan Mekar Sari’.
*Ini hanya karangan aku aja ya, segala deskripsi tempat nya*
Jembatan yang luas itu berada di pusat kota, ramai dilalui oleh berbagai macam kendaraan, dan di bawahnya terdapat sungai. Jembatan yang luas itu juga di buat untuk menghubungkan dua daerah yang terpisah.
Satu satunya perintah yang terdapat di otaknya adalah menghubungi managernya, Riko. Vanya memberi tahu hal tersebut pada Riko dengan singkat, Riko tentu tidak menyetujui Vanya untuk pergi menemui orang tersebut, tetapi laki laki itu sudah terlambat karena Vanya ternyata baru saja sampai di area jembatan tersebut.
Feeling Riko sudah tidak enak, ini jelas rencana buruk oleh orang yang tidak menyukai Vanya, tanpa berfikir panjang, Riko berusaha menghubungi Neve. karena hanya dialah jalan satu satunya.
Tetapi sama seperti hari sebelumnya, Neve masih belum bisa dihubungi, diam beberapa saat dan sadar bahwa lokasi jembatan yang Vanya bilang itu searah dengan kantor Neve, jadi dengan cepat Riko menginjak pedal gas mobilnya, melesat ke kantor kejaksaan untuk meminta bantuan dari Neve.
Kedatangan Riko di kantor kejaksaan yang terlihat mencurigakan, karena dirinya terlalu terburu buru. Itu menyebabkan Riko ditahan oleh Satpam yang berada diluar.
“Pak minggir dong! Ini lagi darurat! Saya harus segera bertemu dengan Jaksa Neve!” teriak Riko marah marah dengan Satpam disana
“Maaf pak, Jaksa Neve sedang sibuk, tidak bisa diganggu” ujar Pak Satpam
Karena dirinya sudah sangat khawatir, Riko memutuskan untuk turun dari mobilnya, dan segera lari masuk kedalam gedung kantor tersebut. Tak peduli dengan kejaran Satpam di belakannya.
Brak!
Pintu ruang kerja Neve dibuka dengan kasar, Riko memasukinya dan saat laki laki itu melihat Neve, dirinya langsung berkata “Neve! Vanya dalam bahaya Neve!” ucap Riko dengan nafas yang menggebu
Neve menatap Riko dengan terkejut, dirinya kaget. Tak mungkin Riko berbohong, lalu Neve dengan segera berdiri.
Tapi, beberapa detik setelah itu, terdengar jeritan Satpam yang masih mengejar Riko “Pak! Jangan masuk kantor orang sembarangan!” ucap Satpam tersebut saat sampai di depan ruang kerja Neve
Neve yang paham akan situasi ini pun langsung menengahi “Udah pak. Dia emang temen saya, ga papa” begitu ujar Neve, dan langsung diangguki patuh oleh Satpam tersebut
“Ayo Riko. Vanya kenapa?” ajak Neve pada Riko untuk pergi meninggalkan ruang kerjanya dan segera turun
Riko langsung berjalan di samping Neve dan menjelaskan apa yang telah terjadi. Saat mengerti alur ceritanya, Neve sangat khawatir. Itu dibuktikan dengan langkah kakinya yang semakin cepat berjalan untuk turun kebawah.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝗗𝗼𝗻'𝘁 𝗯𝗲 𝗘𝘅𝗽𝗲𝗰𝘁𝗲𝗱: Intrik Romansa (Season 2)
FanfictionHadirnya lagi Neve dan Vanya. Diiringi dengan konflik percintaan mereka yang ternyata mendapat penolakan di masing masing pihak keluarga. Dan juga, keinginan pihak ketiga yang mulai beraksi dan ingin merebut salah satu dari mereka. Tentunya bersama...