Saat ini Neve sedang berada di area parkir yang terletak di gedung agensi dari Vanya. Baru saja ia sampai, Neve tidak langsung turun dari mobilnya, perempuan itu bersandar terlebih dahulu untuk mengistirahatkan tubuh dan fikirannya yang hari ini terkuras habis.
Setelah memastikan bahwa markas ayahnya adalah tempat yang aman untuk menahan Jordan untuk sementara waktu, ditambah dengan bantuan dari pengawasan Tian. Neve yakin Jordan tidak akan kabur lagi.
Saat pertama kali Jordan bertemu dengan tiga laki laki berjas biru pun, anak laki laki itu langsung akrab dan terlihat nyaman bersama dengan Julian, Alex dan Nicolas.
Neve juga sudah memperingatkan kepada Julian dan kawan kawan, agar memperlakukan Jordan dengan baik, salah membuatnya tidak nyaman saja, nyawa menjadi taruhannya.
Ddrrttt drtt!
Suara getaran ponselnya itu membuat Neve membuka kedua matanya, lalu tangan kanannya merogoh saku jas nya untuk mengambil benda pipih tersebut agar mendekat ke telinganya.
“Halo?” Neve menyapa orang disebrang sana dengan suaranya yang serak
“Kak Al? Kamu dimana? Ini jadwal aku udah selesai” suara lembut dari Vanya menyapa kedua telinga Neve
Neve tidak langsung menjawab, dirinya terlihat diam sebentar lalu mengerjapkan matanya beberapa kali, setelah sadar dimana keberadaannya itu Neve langsung menjawab “Oh udah selesai ya? Tunggu aku kalo gitu, biar aku yang nyamperin kamu ke atas”
Di sebrang sana, Vanya menyeritkan dahinya. Ia merasa suara dari kekasihnya itu sedikit berubah. Lantas Vanya tidak bisa berfikir dengan tenang karenanya “Ga usah kesini. Kamu dimana sekarang?” tolak Vanya
“Loh kenapa? Aku aja yang—“
“Kamu sekarang dimana?” suara Vanya terdengar tegas
“Parkir” sahut Neve segera menjawab
Vanya pun mengangguk “Oke. Tunggu aku”
Tutt tuuut~
Dengan sepihak, Vanya memutuskan panggilan itu. Neve pun tidak mau berfikir terlalu panjang, hari ini sudah terasa sangat lelah baginya, ia tidak punya tenaga untuk berdepat walaupun hanya hal kecil.
Tok tok tok !
Suara ketukan dari samping kaca, berasal dari Vanya yang sudah sampai di samping mobil Neve. lalu tangannya membuka kunci pintu mobilnya dan mempersilahkan Vanya untuk masuk kedalam.
“Kok kamu yang turun? Padahal aku mau jemput kamu” ucap Neve sambil menatap teduh kearah Vanya yang sedang membereskan barang barangnya
Kegiatan Vanya terhenti, ia menoleh lalu tersenyum manis menatap Neve “Kan sama aja, nanti turun juga kan? mending aku aja yang langsung turun” ucapnya dengan lembut, lalu tangannya bergerak lagi untuk merapihkan barang barangnya
Neve masih belum melepas pandangannya dari Vanya, perempuan itu masih setia menunggu kekasihnya selesai merapihkan barang barangnya. Dirasa Vanya sudah selesai, mulut Neve lalu berujar “Kamu bisa naik kesini ga? Duduk di atas paha aku”
Vanya yang mendengar hal itu pun terdiam, masih memahami arti perataan dari kekasihnya itu “Maksudnya?” tanya Vanya pada Neve
Sebenarnya Vanya paham apa yang diminta oleh Neve. Tapi agak aneh menurut Vanya, seorang Neve memintanya untuk duduk di pangkuan dan tambah aneh karena saat ini mereka sedang di dalam mobil yang masih terparkir.
“Disini loh, kamu duduk di pangkuan aku~” ucap Neve merengek pada Vanya
Vanya semakin terkejut, barusan Neve merengek padanya?
KAMU SEDANG MEMBACA
𝗗𝗼𝗻'𝘁 𝗯𝗲 𝗘𝘅𝗽𝗲𝗰𝘁𝗲𝗱: Intrik Romansa (Season 2)
FanfictionHadirnya lagi Neve dan Vanya. Diiringi dengan konflik percintaan mereka yang ternyata mendapat penolakan di masing masing pihak keluarga. Dan juga, keinginan pihak ketiga yang mulai beraksi dan ingin merebut salah satu dari mereka. Tentunya bersama...