14 : Neve, fikiran dan perasaan

154 16 0
                                    

Pertemuan terakhir Vanya dan Neve terlaksana 3 hari yang lalu. Neve benar benar menepati ucapannya untuk tidak bertemu dengan Vanya. Tetapi, ada beberapa point penting yang tidak Neve sampaikan pada Vanya saat itu.

“Huuuaaaaa!”

Riko yang sedang duduk santai menyesap minuman ber-cafein ditangannya, dikagetkan oleh suara rengekan dari sang model yang sedang duduk di depannya.

Mereka saat ini sedang bersantai di sebuah cafe, mereka memilih untuk mem-booking lantai 2 pada area cafe tersebut. Alasannya tentu Vanya dan pekerjaannya yang sebagai model, ditambah sepertinya mood sang model sedang sangat buruk, sangat sangat tidak memungkinkan Vanya untuk berinteraksi dengan orang lain.

“Kenapa sih?! Ini lo hampir gue sembur pake kopi yang ada di mulut gue tau! Haduh haduhhh- RIP jantung gue...” Riko hanya bisa menggerutu kesal, sebabnya semenjak tadi Vanya hanya diam saja melamun menatap pemandangan luar cafe, tanpa berbicara satu patah kata pun. Dan dengan tiba tiba Vanya mengerang frustasi seperti tadi itu jelas saja membuat Riko kaget

“Tuh lo liat! Chat gue dari kemaren sama sekali belom di-read....duhhh- gimana dong!!” tangan Vanya melempar ponselnya pada Riko, memberi tahu laki laki itu tentang kondisi yang membuatnya uring uringan seperti ini

“Siapa? Neve?” tanya Riko dengan muka yang polos

“Ya iyalah! Siapa lagi?!!” Vanya memutar bola matanya malas, ini manager-nya tidak tahu atau pura pura bego sih! Dengan siapa lagi ia mempunyai hubungan, hanya Neve yang bisa membuatnya bulol seperti ini

“Ya kirain” balas Riko, selanjutnya tangan Riko mulai menggeser room chat antara Vanya dan Neve, dari atas ke bawah, banyak sekali pesan yang dikirim Vanya untuk Neve. Dan benar apa yang dikatakan oleh Vanya, satu pun belum ada yang dibaca, apalagi di balas

“Lo kenapa lagi sama dia?” Riko segera memberikan ponsel milik Vanya itu kembali ke pemiliknya

“Lo lupa? Baru aja hubungan kita ini bocor. Ibu gue sama ibunya Neve udah tau tentang kita” di akhir kalimatnya Vanya berucap dengan lirih

Riko yang mendapati Vanya sedang merasa sedih itu, ia langsung teringat kejadian sebelumnya, dimana Vanya menangis sesegukan saat pulang dari jadwal, yang berakhir Riko mengetahui juga penyebab dari tangisan sang model.

Riko hanya menganggukan kepalanya merasa paham, “Terus? Neve ngerasa insecure karena hubungan kalian ditolak?” tanya Riko

“Oh iya, gue belom cerita kelanjutannya sama lo ya...” Vanya mengadahkan kepalanya keatas mencoba mengingat – ingat lagi kejadian dimana dirinya berbicara dengan ibunya (Bu Lia) lalu kejadian dimana Vanya melihat Neve dan Tian bertengkar malam itu

“Jadi gini, ibu gue mah udah setuju sama kita. Tapi, dari yang ibu cerita ke gue, bahwa ternyata Neve ga tau kalo Bu Sarah lah yang kasih informasi ke ibu, kalo kita pacaran...” jelas Vanya

“OHHH! Kalian udah dapet restu dong?” Riko senang mendengar kabar baik itu

“Belom tau juga sih gue, soalnya gue belom tau tanggapan dari Bu Sarah itu gimana tentang hubungan kita....” lanjut Vanya dengan raut wajah yang sedih

“Ahh gue paham paham. Kalian baru direstui sama Bu Lia ya....Hm, terus kenapa sampe Neve cuekin lo? Atau penyebabnya gara gara Bu Sarah?” tanya Riko, laki laki itu juga ikut berfikir atas segala kondisi yang mungkin terjadi

Vanya menggeleng lemah, “Gue juga ga tau apa penyebab pastinya. Tapi, 3 hari yang lalu, gue ga sengaja liat Neve sama Tian berantem—“

“Bentar- Tian siapa?” sela Riko

𝗗𝗼𝗻'𝘁 𝗯𝗲 𝗘𝘅𝗽𝗲𝗰𝘁𝗲𝗱: Intrik Romansa (Season 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang