Bab 08

295 28 2
                                    

HAPPY READING 🌷💗
















"Hai, aku datang"

Jo berdiri di sebelah gundukan tanah yang sudah hampir tertutup oleh rumput. Dengan menggengam erat tangkai bunga mawar merah, Jo berjongkok.

"Kangen ga sama aku?" Jo mengusap batu nisan di depan nya. Menaruh bunga mawar tersebut di atas gundukan itu.

Menahan mati matian air mata dan sesak di dada, Jo mencabuti satu persatu rumput yang menutupi gundukan.

"Kamu kangen gak sama aku?" Jo menuangkan air keatas tanah kering tersebut bersamaan dengan air mata nya yang ikut mengalir.

"Udah setahun ya, aku gak berkunjung" Jo mengusap kasar air mata di pipi nya. Rasa sakit dan sesak meremat dada nya.

Menarik nafas panjang untuk meredakan rasa sesak di dada. Jo mengusap kembali nisan yang bertuliskan nama Raya Callie Mahendra.

"Ternyata selama ini aku masih butuh sosok kamu di samping aku Ray. Mereka gak cuma butuh sosok ayah, tapi mereka juga butuh sosok ibu" Jo mulai menceritakan segala keluh kesah nya selama setahun terakhir ini.

"Aku bakalan tepati janji aku 5 tahun yang lalu. Dan janji yang aku ucapkan di mimpi tadi malam"

"Terimakasih sudah berkunjung ke alam mimpi ku"

Jo tak lagi menahan air matanya, ia menumpahkan segala air mata nya bersama segala rasa lelah di pundak yang ia pikul seorang diri.

Bahkan saat diri nya menikah dan di karuniai seorang anak bernama Marvel, Jo belum sesukses sekarang. Bahkan bisa di bilang kehidupannya yang dahulu tak seenak sekarang.

Bahkan disaat Jo di tinggal seorang diri oleh Raya. Jo masih berada di bawah. Berjuang seorang diri hingga sembari merawat kedua anak nya, dan akhir nya Jo bisa sampai di titik ini. Semua berkat rasa sabar dan semangat milik Jo.

Terlalu sibuk mengeluarkan dan membicarakan dunia nya saat sudah tidak ada lagi Raya di sisi nya, mendung datang menghampiri kesendirian Jo.

Langit mulai bergemuruh seakan mengusir sepi yang Jo rasakan saat ini. Perlahan namun pasti, langit mulai menjatuhkan air yang di tampungnya.

"Hujan Ray, kamu gak mau datang dan payungin aku?" Tanya Jo dengan kekehan penuh luka di ujung kalimat nya.

10 menit berlalu dengan diam nya Jo, bahkan kini baju yang Jo kenakan sudah basah kuyup, namun tetap saja Raya tidak akan pernah kembali kesisi nya. Tak akan pernah kembali memarahi nya karena bermain hujan. Tak akan kembali untuk memayungi nya di saat hujan turun.

Tak akan pernah kembali.

Air hujan yang jatuh menyamarkan air mata Jo yang terus saja mengalir keluar. Merasa sudah cukup lama disana, Jo menghela nafas untuk mengisi rongga dada nya yang sesak.

Bangkit berdiri sebelum diri nya sakit karena terkena air hujan. Jo berjalan menuju mobil nya berada.

Jo segera menghidupkan mesin mobil nya dan segera melaju menjauh dari sana.



~~~•~~~



"Woi woi woi! Barang gue woi!" Yardan segera berlari menghampiri Ekal yang sedang memainkan salah satu barang kesayangannya Yardan, yaitu boneka beruang.

Daddy JoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang