Bab 19

191 25 5
                                    

halo semua🤗🌷💐













HAPPY READING 🌷















Seminggu berlalu setelah hari dimana Jo ingin menemui Haekal namun tertunda karena sebuah rasa yang berada dihatinya. Rasa yang sampai sekarang menganggu pikirannya.

Kini Jo tengah mendorong kursi roda milik Marvel dengan pemiliknya yang duduk diatasnya.

Matahari masih menyinari dengan cahaya hangatnya. Jam juga masih menunjukan pukul 06.55. Jo dan Marvel kini tengah berada di taman rumah sakit. Membawa Marvel jalan jalan untuk menghirup udara segar.

Dengan langkah perlahan, Marvel bawa pandangannya menatap orang-orang yang tengah melakukan kegiatan yang sama dengannya, yaitu berjalan sembari menghirup udara segar.

Setelah Jo membawa Marvel kesebuah kursi yang berada disana, Jo izin pada putra nya untuk menuntaskan panggilan alamnya.

Marvel pun kini seorang diri, duduk dengan tangan yang masih diperban. Pandangannya menatap ke sekelilingnya yang cukup ramai. Tak hanya mereka saja yang sakit yang berjemur dipagi hari, namun pendamping dan keluarga para pasien juga ikut berjemur menemani para pasien.

Matanya terus mengedar, menatap orang-orang yang tengah berinteraksi, hingga dua bocah laki-laki seumuran dengannya itu mengambil perhatiannya.

Laki-laki dengan pakaian santai, dengan baju dan celana yang pendek berwarna biru yang sedang memegang pesawat mainan juga seorang anak kecil yang lebih kecil darinya dengan pakaiannya yang sama sepertinya tengah duduk dikursi roda. Menatap penuh semangat kearah sang kakak yang sedang kesana-kemari menerbangkan pesawat mainan itu.

"Kakak! Kakak! Lihat ada kupu-kupu" Seru sang adik yang mengenakan pakaian rumah sakit, dengan seorang suster yang berdiri dibelakangnya.

"Indah sekali bukan kupu-kupu nya?" Tanya sang kakak yang melihat kearah hewan indah yang tengah hinggap dibunga itu.

"Kakak ayo ambil kupu-kupu itu untuk ku" Ucap yang lebih kecil.

Sang kakak pun mengangguk, ia mendekat dengan perlahan mencoba untuk tidak membuat kupu-kupu itu terbang menjauh, namun gagal. Ketika langkahnya hanya tersisa 4 langkah, kupu-kupu itu sudah terbang tinggi menjauh darinya.

"Yah..." Keluhnya dengan posisi masih membelakangi sang adik. Ia sedikit melirik adiknya yang memperlihatkan wajah kecewanya.

Tak ingin membuat adiknya sedih berlarut, ia pun segera memetik bunga berwarna merah yang tumbuh ditaman itu. Sebenernya ia takut dimarah oleh suster yang menjaga adiknya, namun tak apa, jika untuk adiknya ia akan melakukan segalanya.

Setelah memetik bunga merah yang indah itu, ia segera berjalan kearah sang adik dengan tangan yang berada dibelakang tubuhnya.

"Kakak tidak menangkap kupu-kupu nya ya?" Tanya sang adik sedih

"Tidak. Tapi kakak punya ini!" Seru sang kakak sembari memberikan bunga yang dipetiknya tadi pada sang adik.

"Wah! Terima kasih kakak!" Senyum itu merekah.

"Cepat sembuh ya, nanti kita main kejar-kejaran lagi ditaman seperti biasanya" Ucap sang kakak. Sang adik pun mengangguk dengan semangat.

Semua itu tak luput dari penglihatan Marvel. Ucapan sang kakak-beradik itu pun bisa didengar olehnya, karena memang jaraknya yang tak begitu jauh, membuatnya dengan leluasa mendengarnya. Ditambah suara kedua anak itu yang cukup keras.

Daddy JoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang