HALOWWWWW😁
HAPPY READING🌷
"Da-daddy..."
"Jo maksud lo apa ngelarang anak lo sendiri buat ketemu sama adeknya?" Tanya Yardan tak terima dengan larangan Jo.
Jo berjalan mendekat perlahan kearah keduanya. Lebih tepatnya kearah Marvel, karena sedari awal fokusnya hanya padanya. Mengabaikan pertanyaan Yardan.
Yardan segera berdiri disebelah Marvel. Menghadang langkah Jo yang ingin mendekati Marvel. Dengan tatapan yang tak kalah dingin dari milik Jo.
"Minggir" Nada datar itu terdengar menusuk didinginnya malam.
Yardan tak perduli. Ia tetap berdiri menghadang jalan Jo. Tak mau jika ponakkannya kembali terkena tamparan dari ayahnya sendiri.
"Kalo lo dateng kesini cuma buat marahin Marvel. Lebih baik lo pergi dari sini" Jo menatap Yardan dengan tangan yang masih berada disaku celananya.
"Gue bilang minggir" Jo mulai meninggikan suaranya.
"Gue gak akan marahin Marvel, jadi lebih baik lo minggir karena gue ayahnya" Jo menekan kata 'Ayahnya' membuat Yardan mau tak mau menggeser tubuhnya yang menghadang jalan Jo.
Jo kembali berjalan mendekat kearah Marvel. Sedangkan Marvel sudah ketakutan. Takut ayahnya kembali memarahinya, takut ayahnya kembali menamparnya seperti sore lalu.
Jo masih dengan tatapan datarnya. Berdiri dihadapan Marvel. Tubuhnya yang menjulang tinggi itu membuatnya harus menunduk untuk menatap Marvel. Tidak ada kata yang keluar sama sekali dimulutnya. Ia hanya diam dengan tatapan yang menyelam kedalam mata indah anaknya yang kini, binar dimatanya sedikit meredup.
"Da-daddy, Marvel-" Ucapan Marvel terpotong karena Jo yang tiba-tiba menjatuhkan diri dihadapan putranya.
Ia terduduk bertumpu pada kedua kakinya. Kepalanya tertunduk. Kedua tangannya kini berada diatas lutut Marvel. Air mata yang sedari tadi Jo tahan kini tumpah tanpa diminta. Ia semakin tidak bisa menahan isak nya ketika melihat pipi anaknya yang masih memerah karena ulah dirinya sendiri. Apa lagi binar dimata Marvel sedikit meredup tergantikan dengan ketakutan yang kentara.
Hancur sudah dirinya. Ia tak pantas disebut sebagai seorang ayah. Hatinya begitu hancur. Ia kembali lalai menjadi seorang ayah. Ia adalah laki-laki yang tak becus menjadi ayah.
"Ma-maafin daddy Marvel... Daddy menyesal udah nampar kamu. Daddy udah nyakitin kamu nak..." Jo mengangkat pandangannya, menatap pada manik mata indah Marvel dengan air mata yang membasahi kedua pipinya.
Marvel terkejut, begitu juga dengan Yardan.
"Daddy..."
Jo mengangkat tangan kanan Marvel, membawanya kearah pipi kanannya. Ia gunakan tangan kanan anaknya itu untuk menampar pelan pipinya.
"Tampar daddy sayang. Tampar daddy! Daddy pantes buat dapat tamparan itu. Hukum daddy, daddy terima semuanya nak. Asal kamu maafin daddy. Daddy bener bener menyesal udah nampar kamu sayang" Tak terbendung lagi air mata yang sudah Jo tahan-tahan sedari semalam. Ia akan menumpahkan semuanya dihadapan anaknya ini.
"Daddy..." Hati Marvel tersayat melihat ayahnya menangis begitu keras dihadapannya.
"Hukum daddy nak! Daddy gak pantes jadi ayah! Daddy udah nyakitin kamu. Maafin daddy..." Jo menjatuhkan kepalanya dipangkuan Marvel. Ia terisak begitu keras.
Yardan yang menjadi saksi bisu itu meneteskan air mata. Ia tak mengira kalau Jo akan menangis begitu hebatnya dihadapan putranya, Marvel.
"Daddy... Marvel udah maafin daddy. Jauh sebelum daddy minta maaf sama Marvel" Ucap Marvel dengan isakannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Daddy Jo
FanfictionJonathan adalah seorang laki laki yang berusia 32 tahun. Diusianya yang masih bisa di bilang sedikit muda, Jo sudah di tinggalkan oleh seseorang yang terkasih untuk selama lama nya. Dan Jo di tinggalkan dua kenangan dari sang istri, yaitu kedua anak...