bab 17

177 17 4
                                    

Haii💐












HAPPY READING🌷









"Haekal"

"Daddy" Yardan dan juga Haekal terkejut melihat kehadiran Jo dihadapan mereka dengan baju santai dan wajah yang sudah lebih segar daripada semalam.

Namun ada setitik raut kecewa dan kesal diwajah Jo.

"Daddy nyariin kamu kemana-mana, kal" Ucap Jo sedikit frustasi. Pasalnya dia memang sudah mencari Haekal kemana pun. Ia kira Haekal bersama bundanya namun tidak.

Jo juga sudah bertanya pada bundanya, dan bundanya berkata bahwa Haekal sedang berjalan-jalan bersama Yardan. Jo juga sudah mencoba menghubungi ponsel Yardan, namun tidak bisa.

"Uhmm..." Haekal menunduk, ia memainkan kedua jarinya. Tidak berani menatap kearah ayahnya sendiri.

"Ayo pulang, kak Marvel nyariin" Ucap Jo bohong.

Haekal menggeleng ribut. "Tidak! Ekal tidak mau ketemu sama kak Malpel" Lirih nya diujung kalimat.

"Kenapa?"

"Kak Malpel tidak-" Haekal menggeleng, ia tidak mau memberitahukan yang sebenarnya. Ia takut daddynya akan marah pada kakaknya.

"Ekal tidak mau menganggu kak Malpel yang lagi sakit" Ucapnya dengan sedikit melirik pada Jo.

"Haekal sayang... Kak Marvel gak ngerasa diganggu kok. Ayo pulang sama daddy" Jo mendekat, namun Haekal segera memeluk leher Yardan dengan erat sembari menggelengkan kepalanya.

Jo menghentikan langkahnya ketika mendapat tolakkan dari anaknya sendiri.

"Ekal daddy mu ngajak pulang itu. Pulang sama daddy mu aja ya? Om ada keperluan mendadak" Ucap Yardan sembari mencoba melepaskan pelukkan Haekal. Namun Haekal semakin mengeratkannya dengan dibarengi gelengan.

"Gak mau! Om tadi bilang katanya kita mau beli balon" Ucap Haekal.

Yardan melirik kearah Jo yang menatapnya sedikit tajam. Ia jadi kelabakan sendiri.

"Sama daddy mu aja ya? Om ada keperluan loh" Bujuk Yardan lagi namun tolakkan tetap Haekal lakukan.

"Yaudah Haekal sama lo dulu, Dan. Gue ada urusan sebentar" Ucap Jo pasrah. Mau bagaimana lagi? Ini kesalahannya. Dari pada membuat Haekal semakin membenci dirinya, lebih baik ia mengalah.

"Tapi-" Ucapan Yardan terpotong karena Jo yang sudah lebih dulu membalikkan badannya dan melenggang pergi dari sana.

Yardan dan Haekal menatap kearah punggung Jo yang semakin mengecil, dan tertutup oleh pintu mobil milik Jo yang terparkir tidak jauh dari mereka. Mobil itu pun melaju meninggalkan Haekal dan Yardan pada hari yang sudah malam.

"Kita pulang ya, kal? Udah malem, kamu juga belum mandi kan?" Tanya Yardan dengan langkah kaki yang ia bawa menuju mobilnya.

Haekal mengangguk dengan sedikit semangat. Ada rasa menyesal dan bersalah kembali terpatri di hatinya ketika melihat wajah sedih Jo. Ia semakin gundah, semakin bingung. Hal apa yang harus ia lakukan.

Yardan mendudukkan Haekal dikursi penumpang disebelahnya, tak lupa ia memasang sabuk pengaman. Setelahnya Yardan memutari mobilnya dan duduk dikursi kemudi, mobil pun melaju membelah jalanan kota malam hari yang cukup ramai.


~~~•~~~


"Halo Marvel..." Sapa ramah seorang wanita cantik yang datang menghampiri Marvel dengan membawa parsel buah ditangan kanannya.

Daddy JoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang