Bab 22

169 28 6
                                    

Hallow! sesekali update siang hari hihi🤭




















HAPPY READING 🌷





















"Haekal!" Tegur Marvel yang sudah mulai kesal dengan adiknya itu.

Namun Haekal abai. Ia justru mengambil mobil mainan yang diberikan om Dero, yang berada ditangan Yardan, dan melemparnya kearah Calia.

"Pelgi kamu olang jahat!" Teriak Haekal.

"Akh!" Mobil mainan itu tepat mengenai kepala Calia. Calia pun dengan segera memegangi kepalanya yang sakit.

Marvel yang melihat tingkah adiknya itu, mulai kehabisan kesabaran.

"Haekal! Dia gak jahat! Kamu itu yang jahat! Kak Calia baik karena mau tolong aku dan ngehibur aku. Disini itu kamu yang jahat! Kamu yang udah bikin aku gak bisa jalan begini!"

Haekal terkejut mendengar kalimat terakhir yang kakak nya ucapkan. Hatinya kembali sakit. Mimpi yang Haekal harap tidak akan jadi kenyataan, kalimat yang tadinya hanya ia dengar dari mimpi kini justru terdengar begitu jelas dan nyata dari kakaknya sendiri.

"Marvel! Dia itu adik kamu, gak seharusnya kamu bilang begitu!" Sentak Yardan yang emosinya terpanggil.

"Tapi dia yang udah buat aku begini om! Gara-gara dia!" Tuding Marvel pada Haekal.

"Huaa...." Haekal mulai menangis kencang. Yardan pun dengan segera menenangkan Haekal, yang tangisannya lebih kencang dari pada saat ia terjatuh tadi.

"Sssttt, udah jangan nangis. Kita kedalam aja ya?" Yardan membalikkan badannya, berniat membawa Haekal kedalam. Namun langkahnya terhenti ketika matanya menangkap wujud seseorang yang sudah berdiri diujung sana.

Berdiri dengan tatapan dinginnya.

"Marvel" Suara panggilan itu tidaklah menggunakan nada tinggi, namun dengan nada rendah yang terkesan menekan.

Marvel dan Calia segera menatap kearah suara tersebut. Disana sudah berdiri Jo dengan pakaian formalnya. Entah dari kapan ia berdiri disana. Dan entah dari bagian mana ia mendengar pertengkaran itu.

"Dad-daddy..." Marvel gugup setengah mati. Badannya mulai menegang dan gemetar.

Jo melangkah menghampiri anaknya dengan aura dingin yang membuat siapa saja takut padanya.

"Bilang apa kamu tadi?" Tanya Jo yang sudah berdiri tepat dihadapan Marvel. Sedangkan Yardan memilih untuk segera membawa Haekal masuk, dari pada ia harus memperdengarkan kalimat kejam kakaknya yang mungkin nantinya akan ia ucapkan kembali.

"Bilang apa kamu tadi?" Jo mengulang kalimatnya membuat Marvel gelagapan.

"Jawab daddy!"

"J-jo, ja-" Calia mencoba menjelaskan, namun ucapannya segera Jo potong.

"Diam kamu, Calia" Tuding Jo membuat Calia diam seribu bahasa.

"Jawab daddy sekarang Marvel!" Nada itu mulai meninggi.

Marvel menunduk, ia tak berani menatap pada mata ayahnya yang begitu menyalang. Emosi sangat tergambar dimatanya.

"Ada ribut ribut apa ini?" Kedua orang tua Jo dan Calia datang setelah melihat Haekal yang kembali menangis digendongan Yardan, juga suara ribut yang berasal dari halaman rumah.

"Jawab Marvel!" Jo abai dengan kehadiran kedua orangtuanya. Masalah ini adalah masalah yang harus ia urus sendiri.

"Daddy gak pernah ngajarin kamu untuk berkata kasar sama adek kamu sendiri!" Sentak Jo yang membuat tubuh Marvel tersentak kecil.

Daddy JoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang