Bab 27

196 27 3
                                    

helowww















HAPPY READING 🌷













Yardan memasuki rumah kediaman Jo itu. Dengan langkah perlahan ia menelusuri lantai yang dingin. Ketika memasuki ruang keluarga, Yardan terkejut dengan sosok pria yang tidur disofa berbantalkan tangan dengan tubuh yang meringkuk kedinginan.

"Loh kok ayah tidur disini?" Monolognya. Ingin membangunkan namun tidak enak hati karena jam sudah menunjukkan pukul 2 pagi.

Berniat baik, Yardan pun segera melangkah menuju kamar untuk mengambil selimut agar ayah tidak kedinginan, namun saat akan menaiki tangga ia bertemu dengan Jo yang menuruni tangga.

"Lo dirumah Jo? Yang jaga Haekal siapa?" Tanyanya bingung.

"Haekal udah boleh pulang, badannya udah mendingan, kata dokter tinggal istirahat yang cukup dan minum obat yang teratur dia bakalan sembuh" Jelas Jo panjang yang mendapat anggukan dari Yardan.

"Kok gak ngabarin? Kan gue bisa bantu" Ucap Yardan mengikuti langkah Jo menuju dapur.

"Gak usah. Lagian ada bunda sama ayah. Lo juga sibuk kan di kafe?" Ucap Jo sembari membuka lemari yang berisi makanan cepat saji.

"Lo laper gak?" Jo menolehkan kepalanya kearah Yardan.

"Laper si, lumayan. Gue cuma makan kentang goreng tadi sore" Jawabnya dengan mengelus perutnya yang berbunyi.

Jo melemparkan dua bungkus mie instan kearah Yardan, yang ditangkap dengan cekatan olehnya. Meskipun dengan sedikit terkejut.

"Santai dong bro" Kesal Yardan.

"Masakin dong. Mager gue"

"Sopan kah begitu?" Sinis Yardan kearah Jo yang mendudukkan tubuhnya dimeja makan.

"Tinggal dimasak doang. Sat set sat set siap" Yardan mencibir sembari memutar bola mata malas. Jika yang ia maksud itu mudah, kenapa tidak masak sendiri saja?

Dari pada berdebat, Yardan memilih untuk memasak mie instan terus. Tak lama kemudian, mie pun matang. Memilih hal simpel, Yardan membawa panci yang ia gunakan untuk memasak, menaruhnya diatas meja makan, lalu ia mengambil dua mangkok berukuran kecil dengan dua sumpit juga ia letakkan diatas meja.

"Noh dah jadi. Paduka raja silahkan dimakan" Yardan tersenyum penuh tekanan.

"Kenapa mie nya gak dipindahkan ke mangkok aja dah?" Jo menduduki kursi makan sebelah kanan sedangkan Yardan sebelah kiri.

"Makan mie ala orang Korea aja, siapa tau besok pagi muka gue berubah jadi ganteng. Seganteng Cha Eun Wo" Yardan menarik turunkan kedua alisnya sembari mengambil sumpit yang telah ia siapkan.

"Mimpi lo" Seloroh Jo yang mendapat lirikan tajam dari Yardan. Kedua nya pun mulai menikmati mie yang masih hangat itu dengan tenang.

"Eh, ayah lo kenapa tidur diluar dah? Emangnya kamar tamu kenapa?" Tanya Yardan penasaran.

"Gak kenapa-kenapa. Lagi berantem aja sama bunda" Jawab Jo dengan terkikit geli.

"Lah, ortu berantem malah seneng. Itu pasti kerjaan Lo kan?" Tuduh Yardan yang membuat Jo menggeleng, namun akhirnya mengangguk juga.

Respon Yardan hanya dapat menggelengkan kepalanya heran dengan sikap Jo yang terkadang ini.

"Si Marvel sama Haekal udah baikkan?" Yardan memulai pembicaraan lagi setelah sekian menit hening melanda.

"Udah. Mereka berdua tidur bareng sekarang"

"Bagus dah kalo begitu. Lain kali kalo lo emosi jangan sampe main tangan kasian anak lo. Yang luka bukan cuma fisiknya aja tapi batinnya juga" Jelas Yardan yang diangguki oleh Jo.

Daddy JoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang