Bab 11

211 19 0
                                    

haii...🙌🏻💐🌷








Happy Reading💗
















Setelah tadi malam menghabiskan waktu hingga larut malam. Kini Jo memilih untuk menyamankan diri diatas kasur empuknya.

Padahal jam sudah menunjukkan pukul 9 pagi. Namun Jo seakan akan tak ingin bangun dari tidur nyaman dan nyenyaknya.

Tok tok tok

"Jo bangun! Kamu gak kekantor?" Tanya bunda dari sebalik pintu kamar Jo.

Jo membuka sedikit matanya, ia menoleh pada jam dinding dikamar yang sudah menunjukkan jam 9 lewat.

"Engga bunda!" Jawab Jo dengan suara khas orang bangun tidur.

"Yaudah kalo gitu bangun, sarapan!"

Jo menguap sembari mengusap kedua matanya yang sedikit memburam karena sering menatap layar laptop terlalu lama tanda menggunakan kacamata.

"Iya Bun!" Balas Jo. Ia mendudukkan dirinya di tepi kasur. Hari ini ia berencana untuk menghabiskan waktu bersama kedua anaknya dan bundanya yang kebetulan sedang ada dirumahnya.

Jo memilih untuk segera bangkit dari duduknya dan berjalan menuju kamar mandi yang berada dikamarnya. Membersihkan dirinya yang terasa lengket karena terlalu mengantuk, semalam ia langsung menidurkan dirinya.

Sedangkan disisi lain. Bunda memilih untuk kembali kedapur untuk melanjutkan acara memasaknya.

Setelah selesai membersihkan diri, Jo segera berjalan menuruni tangga menghampiri bunda yang tengah sibuk memasak.

Pastinya ada rasa rindu yang terpatri dihati Jo ketika melihat sang bunda yang sibuk memasak makanan untuk dirinya. Ia rindu ketika dulu ia masih bermanja pada bunda, ia rindu ketika ia tak perlu repot repot mengurus ini dan itu, masa kecilnya yang hanya diisi oleh main main dan main. Kini Jo sudah tak lagi kecil, ia jadi merasakan bagaimana susahnya merawat seorang anak.

Jo tersenyum teduh melihat punggung yang tak lagi muda itu yang kini tengah memasak untuknya.

Jo berjalan menghampiri bunda lalu memeluk tubuh itu dari belakang. Jo menumpu dahinya pada pundak bunda yang dulu sering menjadi sandaran pertamanya.

Bunda sedikit tersentak dengan hal ini. Namun tak bisa disangkal kalau bunda merasa senang hatinya menghangat ketika mendapat pelukan dari putra tercintanya itu.

"Awas Jo bunda lagi masak"

Jo menggelengkan kepalanya membuat bunda terkekeh kecil. Tangan kiri bunda yang menganggur itu pun terangkat dan mengusap surai putra nya itu.

Jo anak yang hebat, dia sudah berjuang sejauh ini mengurus kedua putranya yang masih kecil seorang diri.

"Kamu hebat Jo, Raya pasti bangga sama kamu" Ucap bunda yang membuat Jo tak bisa menahan air matanya. Ia kembali merindukan sosok pengisi kekosongan hatinya. Raya istri tercintanya.

"Bunda... Jo kangen sama Raya..." Jo mengeratkan pelukannya. Menahan mati matian air matanya yang mengalir membasahi baju yang bunda kenakan.

Bunda mematikan kompor nya. Lalu ia berbalik dan membalas pelukannya putranya.

"Kangen itu hal yang wajar. Udah yaa, masa udah punya anak dua tetep cengeng?" Bunda mengusap punggung yang memikul beban seorang diri itu dengan lembut.

"Udah ah gak usah nangis. Malu sama umur" Ceteluk bunda sembari menarik diri dari pelukkan Jo untuk melihat wajah putra nya itu.

Jo menunduk, keduanya tangannya sibuk menghapus jejak air mata yang sesekali masih mengalir keluar tanpa ia perintahkan.

Daddy JoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang