23. Ruang UKS 2

2.2K 268 61
                                    

𝙃𝙖𝙥𝙥𝙮 𝙍𝙚𝙖𝙙𝙞𝙣𝙜.
________________

"Gawat? Gawat kenapa Sori?" Tanya [Name] pada Sori yang kini raut wajahnya terlihat panik setengah mati.

"Kita semua dalam bahaya! Darurat dan sangat gawat!" Ucap Sori panik.

"Iya gawatnya kenapa Sori? Di aula ada masalah kah?" Tanya [Name] lagi. Gadis ini cukup khawatir jika yang di maksud gawat itu adalah Layla yang kembali membuat masalah.

"Bukan! Justru yang bakal ada masalah di sini, di UKS!"

Taufan memiringkan kepalanya, menatap bingung pada Sori yang berada di hadapannya itu. "Di UKS? Maksudnya?" Tanya Taufan.

"Dia! Dia bakal ke sini! Dan kita semua bakal tamat!"

Perempatan muncul di dahi Frostfire, pemuda itu terlihat tidak sabar dengan ucapan Sori. "Lu ngomong jangan di putus-putus kenapa sih? Kesel gw lama-lama dengernya." Protes Frostfire.

"Dia siapa? Ayah dan Paman kah?" Tanya Sopan.

"Bukan! Lebih seram dari itu! Dia orang terseram di keluarga kita!"

"Siapa? Aku kah?" Ucap Gempa yang kini tiba-tiba saja sudah berada di ambang pintu UKS.

"Iya kamu bang Gem- HUAAAAAA BANG GEMPA?!. Teriak Sori kaget begitu melihat Gempa yang kini tengah tersenyum dengan senyuman yang mampu membuat seluruh saudara dan sepupunya ketakutan.

Gempa menatap orang-orang yang berada di ruang UKS. "Bagus sekali jika semuanya tengah berkumpul di sini. Aku ingin menanyakan sesuatu, khususnya untuk kalian berempat." Ucap Gempa sembari menunjuk pada [Name], Gentar, Taufan, dan Sopan, keempat orang yang terlibat pada aksi penyelamatan pertunjukan drama dari rencana sabotase Layla.

Keempat orang tersebut kini berkeringat dingin, kalau sudah berhadapan dengan Gempa seperti ini siap-siap saja kena omel + ceramah panjang lebar yang bisa memakan waktu dua jam lebih.

Yang ini sih bukan ah sudahlah lagi, tapi ah mampuslah.

"Kenapa diam saja? Kalian tidak bisu mendadak kan?" Tanya Gempa yang mulai menguarkan aura hitamnya, membuat keempat orang itu makin ketar-ketir di buatnya.

"G-Gempa-"

"Ada apa kak, Taufan Amato? " Ucap Gempa sembari mengucapkan nama lengkap Taufan, enandakan dia sudah marah besar pada Taufan.

Wah kalau sudah seperti itu Taufan hanya bisa tawakal saja.

"N-nothing, you look very pretty today Gempa..." Ucap Taufan asal.

"Mengatakan itu tidak membuatmu bisa lepas dari ini."

"Setidaknya aku boleh mengucapkan kata-kata terakhir kan?" Ucap Taufan yang sudah pasrah akan di amuk oleh Gempa setelah ini.

"Tidak."

"Baik."

Gentar mengangkat tangannya. "Kak Gem, izin ke toilet boleh? Mau ambil air wudhu dulu." Ucap Gentar.

Gempa menatap Gentar sejenak, sebelum dengan lembutnya dia menutup pintu UKS dengan cara di banting. "Tidak ada yang boleh keluar UKS sampai aku mendengar kejelasan dalam masalah ini." Ucap Gempa yang langsung membuat Gentar mundur sampai ke pojok ruangan.

Frostfire mendekat pada Gentar dan berbisik pelan kepada adik nomer empatnya itu. "Psst, lu izin ambil wudhu buat apa njir?" Bisik Frostfire.

"Semisal gw mati di tangan Gempa kan seenggaknya gw mati dalam keadaan suci." Ucap Gentar yang membuat Frostfire menyesal bertanya pada adik kelewat jametnya itu.

Calon Menantu! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang