𝙃𝙖𝙥𝙥𝙮 𝙍𝙚𝙖𝙙𝙞𝙣𝙜.
________________Manik cokelat kehitaman milik [Name] menatap lurus pada pintu besar yang terkunci di hadapannya. Ini sudah lebih dari setengah jam sejak ia di kunci dari luar oleh Sopan. Saat ini dirinya tengah menyandarkan kepalanya pada kaki ranjang kepunyaan Sopan sambil memikirkan beberapa hal yang baru saja ia lakukan dan apa yang telah ia alami beberapa waktu kebelakang.
[Name] sudah mencoba mendobrak dan memanggil-manggil nama Sopan namun, hanya keheningan saja yang berhasil ia dapat. Sepertinya dugaan ia tadi benar, Sopan yang berada di sini bukanlah Sopan yang ia kenal. Sopan yang berada di sini memiliki aura yang sama dengan Halilintar versi dewasa yang keluar dari buku bersampul merah di perpustakaan aneh tadi.
Jika di lihat dari Halilintar versi dewasa yang bertemu dengan Halilintar versi remaja labil lalu Sopan di sini yang auranya berbeda dari Sopan yang ia kenal maka [Name] hanya bisa menyimpulkan satu hal, ada kehidupan lain yang sudah terjadi sebelum kehidupan yang tengah ia jalani ini. Lalu Halilintar versi dewasa dan Sopan yang berada di sini adalah Halilintar dan Sopan yang berasal dari kehidupan lalu.
[Name] semakin memperdalam pikirannya, jika ia mengingat kembali perkataan Halilintar versi dewasa yang mengatakan tentang putaran maka itu berati ....
"Regresi?!" [Name] sedikit berteriak ketika mengucapkan kata regresi. Jika dari perkataan Halilintar versi dewasa lalu bertemunya ia dengan Sopan yang sangat berbeda dari Sopan yang ia kenal maka hanya ada satu kata yang bisa menggabungkan itu semua yaitu, regresi.
Tapi, apa regresi itu benar-benar ada? Apa kehidupan lain itu benar-benar ada?
Bukankah itu hanya dongeng semata?
"Tapi jika itu dongeng, lalu segala hal yang aku alami ini apa termasuk dongeng juga?" [Name] bangkit dari posisi duduknya dan mulai berjalan-jalan kecil memutari ranjang milik Sopan.
"Jika memang ini dongeng," [Name] melipat kedua tangannya di depan dada. "Mengapa terasa sangat nyata?"
"Jatuhnya aku ke perpustakaan aneh itu, keluarnya Halilintar versi dewasa dari dalam buku, lalu terbangunnya aku di sebuah tempat asing yang membuatku merasa pernah berada di sini dengan Sopan yang jauh berbeda dari Sopan yang aku kenal,"–[Name] menghentikan langkah kakinya–"Apa itu juga dongeng?"
"Tidak, itu tidak dongeng, itu memang benar-benar terjadi." Sebuah suara asing tiba-tiba menginterupsi ucapan [Name], membuat gadis itu terkejut dan langsung melompat ke atas ranjang milik Sopan.
"Suara siapa itu barusan?! Apa itu Sopan?!" Manik mata [Name] menatap ke sekeliling kamar Sopan, mencari-cari sumber suara asing yang tiba-tiba muncul dan menginterupsi ucapannya.
"Jangan samakan suaraku dengan suara orang gila itu." Jantung [Name] hampir lompat dari tempatnya. Ini dirinya tidak sedang berhalusinasi, bukan? Baru saja dirinya mendengar suara asing itu lagi dan kali ini suaranya terdengar sangat jelas seolah-olah berada di dekatnya.
Apa itu hantu? Apa di rumah ini ada hantu? batin [Name] sedikit paranoid.
Tidak heran juga [Name] berpikiran seperti itu. Di rumah sebesar ini yang hampir seluruh perabotannya bernuansa era Victoria mustahil tidak ada penunggunya. Di tambah sejak tadi dirinya tidak melihat orang lain selain Sopan, pikiran [Name] jadi kemana-mana.
"Hei, jangan menatapku seolah aku ini hantu."
Yap, sudah di pastikan itu hantu.
Suara asing itu bisa mengetahui pikiran [Name], apalagi kalau bukan hantu? Di tambah tidak ada wujudnya pula, keyakinan [Name] menjadi semakin kuat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Calon Menantu!
FanfictionDapat lamaran mendadak jadi calon menantu di keluarga Amato bersaudara, membuat [Name] harus menyamar dan menyembunyikan identitasnya untuk menyeleksi calon suaminya sendiri. Awalnya sih para anak anak Amato bersaudara ini menolak lamarannya tapi, k...