61. Kembali dan Mengunjungi bagian 1

1K 130 292
                                    

𝙃𝙖𝙥𝙥𝙮 𝙍𝙚𝙖𝙙𝙞𝙣𝙜.
________________

Manik cokelat kehitaman milik [Name] sedari tadi terus berkeliling mengobservasi tempat yang tengah ia pijaki saat ini. Jika hitungannya tidak salah, sepertinya sudah ada lebih dari dua puluh menit ia terbangun di sebuah tempat—yang ia yakini adalah sebuah rumah—dengan lampu besar yang menyinari setiap sudut di dalam rumah tersebut.

Rumah itu sangat luas dengan perabotan yang tertata rapi, aroma citrus yang menenangkan sedari tadi terus mengusik kedua lubang hidung [Name]. Manik mata [Name] tidak berhenti untuk menatap satu per satu perabotan yang berada di dalam rumah tersebut. Jika di lihat dari perabotannya, nampaknya ia berada di sebuah ruang keluarga.

Ini aneh, entah ini keanehan yang ke berapa [Name] sendiri tidak tahu tapi yang jelas, dirinya masih sangat ingat bahwa beberapa menit yang lalu ia masih berada di sebuah tempat seperti perpustakaan bersama Frostfire, Halilintar, dan Halilintar versi lebih dewasa yang membuatnya kehilangan kesadaran lalu pingsan dan terbangun di sebuah rumah yang besar nan luas dimana perabotannya itu terasa asing di matanya namun tidak di dalam benak dan pikirannya.

[Name] merasa asing namun juga tidak di saat bersamaan. Terdengar membingungkan tapi memang itulah yang tengah ia rasakan sekarang. Kedua kaki [Name] mulai berjalan untuk mengelilingi rumah tersebut. Dari ruang keluarga dirinya perlahan berjalan menuju dapur yang luasnya bahkan lebih luas dari kamarnya yang berada di kawasan komplek Mawar Berduri.

Dapur itu terlihat autentik dengan beberapa perabotan yang dapat dengan mudah di temui di era Victoria, era perdamaian dan kemakmuran Britania di kancah internasional.

Ah benar juga, perabotan yang berada di ruang keluarga tadi juga hampir semuanya adalah perabotan yang ada di era Victoria.

Apa jangan-jangan ia sekarang tengah berada di Britania ketika era Victoria?

Tidak-tidak, mustahil dirinya bisa berpindah tempat dari era modern ke era Victoria mustahil, sangat mustahil.

Tapi, jatuhnya ia ke sebuah tempat yang seperti perpustakaan tadi juga terdengar mustahil. Lalu segala hal yang terjadi beberapa waktu tadi juga kebanyakan mustahil untuk terjadi namun sudah terjadi.

Kalau begitu harusnya yang ini juga mustahil terjadi namun sudah terjadi, bukan? Benar begitu, bukan?

Ah, semakin di pikir semakin membuat pusing.

[Name] memegangi dahinya yang mulai berdenyut, segala hal yang terjadi sebelumnya sangat sulit di cerna oleh kepalanya. Semua hal itu mengingatkan [Name] tentang novel favoritnya yang berjudul 'Tujuh Pangeran Terkutuk dan Seorang Putri Bisu'.

Dia menyukai novel itu, namun tidak jika alur ceritanya menjadi kenyataan.

Dan entah kenapa apa yang ia alami sekarang sangat mirip dengan sang tokoh utama dalam novel tersebut.

Apa dirinya masuk ke dalam dunia novel itu? Apa sekarang ia merasuki sang tokoh utama?

Ah, tapi setelah di pikir-pikir lagi nampaknya tidak. Alur cerita novel itu terjadi jauh sebelum era Victoria. Dan lagi, latar tempat di dalam novel itu juga bukan tempat asli yang berada di realita.

Latar tempat di dalam novel 'Tujuh Pangeran Terkutuk dan Seorang Putri Bisu' itu berada di sebuah benua yang bernama Pandemonium yang jika di artikan ke dalam bahasa Indonesia maka artinya adalah 'Kekacauan besar yang tidak terkendali'.

Novel itu adalah novel paling dark dan membuat depresi dari sekian banyaknya novel yang [Name] baca. Bahkan dirinya yang biasanya menghabiskan satu novel dalam sehari saja sampai harus menghabiskan waktu dua bulan untuk menyelesaikan novel tersebut.

Calon Menantu! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang