𝙃𝙖𝙥𝙥𝙮 𝙍𝙚𝙖𝙙𝙞𝙣𝙜.
________________Supra mengernyitkan dahinya ketika mendengar ucapan sang kakek yang bernama Tok Kasa itu. "Hah? God of apa? Saya? Maksudnya?" tanya Supra kebingungan.
"God of write and read? Kakek gak salah? Kek, orang ini lebih ke God of jones and ngenes—" Sebuah tamparan maut ala-ala ipar adalah maut melayang dan mendarat dengan begitu satisfying-nya di pipi halus nan mulus milik Solar.
Si pelaku—Supra—menatap kesal kepada sang korban, Solar. "Minimal ngaca dulu kalau mau ngomong kaya gitu, Capin." sinis Supra.
"CAPIN?! APA-APAAN?! JANGAN SEMBARANGAN PANGGIL GW DENGAN NAMA GAK JELAS YA SUNES!" omel Solar kesal.
"Gw gak sembarangan manggil,"–Seringai miring tercetak jelas di wajah Supra–"capin itu artinya CAlon PebINor," cibir Supra di sertai nada yang terdengar menjengkelkan di antara dua kata 'Calon Pebinor' kepada Solar yang sekarang terlihat seperti hendak menjambak Supra sampai botak.
Perempatan muncul di dahi Solar, pemuda dengan manik abu itu sudah berancang-ancang ingin menjambak rambut Supra namun, ucapan dari Tok Kasa setelahnya membuat ia menghentikan aksinya.
"Sepertinya Tuan Supra belum mengingat semuanya, ya," celetuk Tok Kasa.
Supra dan Solar serentak menoleh ke arah Tok Kasa. "Tidak ingat? Maksudnya apa?" tanya Supra.
Solar mengernyitkan dahinya. "Sebenarnya Kakek ini siapa, sih? Kenapa tiba-tiba datang di antara kami?"
Tok Kasa kembali tersenyum. "Saya sudah bilang bahwa nama saya Tok Kasa dan saya adalah penjaga perpustakaan ini dan Tuan Supra adalah pemiliknya." jelas Tok Kasa sambil menunjuk ke arah Supra yang sekarang terlihat kebingungan.
Supra menunjuk dirinya sendiri. "Saya? Saya pemilik tempat ini? Bagaimana bisa?" tanya Supra lagi.
Solar mengangguk pada pertanyaan Supra barusan. "Nah iya, bagaimana bisa orang dengan tampang segembel itu pemilik perpustakaan semegah ini?" Kini sorot mata Solar kembali menatap curiga kepada Tok Kasa. "Kakek bukan sales obat kutu aer yang suka nipu itu, kan?" tanya Solar curiga.
"...."
"...."
"...."
"...."
"Silahkan di lanjut Kek. Abaikan saja manusia Capin ini," celetuk Taufan.
"Hohoho, sifat kalian sama persis dengan tiga orang itu, ya," ucap Tok Kasa sambil mengelus-elus janggut putihnya lagi.
"Baiklah, sepertinya ini akan memakan waktu cukup lama,"–Tok Kasa mulai duduk di antara Supra dan Solar–"pertama-tama, tentang Tuan Supra itu adalah benar. Tuan Supra adalah seorang Dewa penguasa kepenulisan dan Dewa di antara pembaca serta pemilik perpustakaan ini yang di kenal sebagai Perpustakaan Memori." tutur Tok Kasa.
Solar mengangkat tangannya, tanda dia ingin bertanya sesuatu kepada Tok Kasa. "Saya ingin bertanya, Tok. Apa maksudnya dengan Perpustakaan Memori?" tanya Solar kepada Tok Kasa.
"Perpustakaan Memori adalah Perpustakaan yang menyimpan cerita dari setiap putaran yang sudah berjalan sampai saat ini. Untuk sekarang sudah ada 3222 lantai di dalam Perpustakaan ini," jawab Tok Kasa.
"3222 lantai? Itu artinya sudah terjadi 3222 kali putaran?"
Tok Kasa mengangguk pada perkataan Solar barusan. "Iya, sudah sebanyak itu."
"Kalau begitu apa kehidupan yang tengah kami jalani ini adalah putaran yang ke-3222?" tanya Solar lagi.
Tok Kasa mengangguk lagi. "Iya, namun dengan alur yang berbeda."
KAMU SEDANG MEMBACA
Calon Menantu!
FanfictionDapat lamaran mendadak jadi calon menantu di keluarga Amato bersaudara, membuat [Name] harus menyamar dan menyembunyikan identitasnya untuk menyeleksi calon suaminya sendiri. Awalnya sih para anak anak Amato bersaudara ini menolak lamarannya tapi, k...