*
Kim Taehyung sangat kesal saat ini, mengingat sosok yang begitu mirip dengan Jeon JungKook- Jeon Jeongguk itu, dengan lancang telah mencuri ciumannya. Namun di balik itu semua, dia jelas masih begitu penasaran sampai sampai dia hampir setiap hal melakukan kesalahan dan pada ujungnya, dia pun mendapat teguran dari Kim Seok Jin.
" Ada apa dengan mu? "
Kim Taehyung menatap kosong pada jarum di tangannya, dia sekali lagi hampir saja salah menempatkan jarum bekas itu ke tumpukan jarum yang masih steril lainnya, tidak hanya itu, dia bahkan sebelumnya juga hampir saja membuat mati pasiennya karena salah menyuntikkan obat.
Kim Seok Jin mendekat, lalu menepuk pundak Taehyung, " Aku tahu kau lelah, kami juga, tapi apa kau lihat para tentara itu? Mereka jelas masih membutuhkan kita untuk menyelamatkan mereka dari kematian. Apakah kau masih bisa bertahan? "
Inilah Kim Seok Jin, di balik sifatnya yang kadang menyebalkan, dia juga bisa terlihat serius, dan itu berkali-kali lipat terlihat menyeramkan layaknya Taehyung yang kembali bertemu dengan dokter Senior seperti direktur Jeon Mido.
" Maaf- "
Kim Seok Jin menghela nafas, menepuk pundak Taehyung dua kali sebelum berbalik menuju pasien yang lain. Kim Taehyung menghela nafas, dia menyadari kesalahannya dan dia jelas telah merasa begitu amat bersalah. Dia seharusnya bisa bersikap profesional, tapi apa boleh buat, bahkan bayang-bayang wajah sosok itu terus melintas di benaknya?
Jeon Jeongguk- pria itu dengan seenak hatinya menghilang setelah mencuri ciuman pria perjaka seperti Kim Taehyung. Yang kini tidak tahu apakah dia harus tertawa atau justru menangis. Pasalnya dia telah berniat untuk memberikan hatinya kepada Jeon JungKook, tapi apa ini? Bibirnya bahkan sudah tidak perawan lagi oleh sosok yang mengaku sebagai kembaran Jeon JungKook?
Kembar.........
Kim Taehyung merogoh sakunya, dia ingin memastikannya dengan menghubungi JungKook, tapi dia sadar dengan kondisinya saat ini, tidak lantas rasanya bermain ponsel. Tidak hanya itu, dengan kondisi yang sudah sangat larut malam atau mungkin sudah memasuki dini hari, seharusnya Jeon JungKook sudah tidur, kan? Seorang dokter bedah sangatlah melelahkan, berdiri berjam-jam di meja operasi tentu menguras banyak tenaga, dia jelas membutuhkan waktu istirahat yang cukup. Kim Taehyung mengurungkan niatnya. Sebagai gantinya dia justru berpikir ke arah lain. Sekalipun dia bisa menghubungi Jeon JungKook, akankah pria itu telah mengetahui bahwasanya dia memiliki kembaran disini? Atau tidak? Pasalnya, Jeon JungKook bahkan tidak pernah bercerita padanya bahwasanya dia tidak memiliki kembaran, atau dia benar-benar tidak mengetahuinya dan hanya Jeon Jeongguk lah yang tahu?
Kim Taehyung mengedarkan pandangannya dan tidak menemukan sosok pemuda bernama Park Jimin yang sebelumnya mengintruksi nya untuk menemui Jeon Jeongguk. Mengerutkan keningnya tapi mencoba berpikir positif.
*
" Seorang pencuri hati yang sangat tidak bertanggungjawab!? "
Jeon Jeongguk berdecak malas, rasanya kenapa setiap dia ingin menyendiri, tentara kecil ini pasti akan dengan mudah menemukannya? Dia bahkan rasanya baru sebentar memejamkan mata, lalu dengan kurang ajarnya tentara kecil ini membangunkan nya hanya ingin pergi bergosip?
" Pergilah."
Park Jimin menyeringai, menarik kursi lalu duduk disana dan bertindak layaknya dialah pemilik ruangan tersebut. Menuangkan air lalu menyesap nya sedikit, tapi sesaat kemudian dia lantas meringis, hampir lupa dengan luka di bibir serta punggung tangan nya membuat pergerakannya terbatas.
" Jadi, kau yang melakukannya? "
" Apa? "
" Jangan berpura-pura tidak tahu, Park-" Desis Jeongguk dengan suara sedikit teredam karena posisinya saat ini tengah menelungkup, menghindari kontak luka yang lebih dari 50% pada punggungnya.
" Mayor Jendral Jeon Jeongguk yang terhormat, seharusnya anda berterima kasih kepada prajurit kecil ini. Karena bukan prajurit kecil ini, mayor Jendral Jeon Jeongguk pasti tidak akan bisa mencuri ciuman dari dokter manis itu? "
Jeon Jeongguk terdiam, tapi dia tidak juga menyanggah nya, karena pada nyatanya, Jeongguk sama sekali tidak menyesali akan semua perbuatannya sebelumnya yang mana mungkin bisa di anggap pelecehan.
Mengingat kembali raut wajah Kim Taehyung ketika dia mencium nya tadi, Jeon Jeongguk tidak bisa menahan perasaan berdegup di hatinya.
Park Jimin menoleh, mendapati keterdiaman Jeon Jeongguk lantas mendesah pelan. Berpikir mungkin pria itu telah jatuh tertidur, jadi dia dengan hati-hati bangun lalu keluar ruangan. Namun sebelum itu dia lantas sekali lagi menoleh untuk berbisik pelan pada udara,
" Jika itu cinta, berjuanglah, tapi jika tidak, lepaskan. Lebih baik sakit di awal daripada di akhir. "Setelahnya dia benar-benar pergi, dan Jeon Jeongguk yang tidak tidur jelas mendengarnya, dia terdiam- cinta?
Dia hampir saja tertawa remeh, namun memikirkan kembarannya yang jauh di kota yang bahkan mungkin tidak pernah mengetahui keberadaannya disini, antara hidup dan mati, bisa bersama Kim Taehyung, Jeon Jeongguk merasa tidak rela.
Meskipun hal ini bisa di anggap curang, karena pada nyatanya, Jeon JungKook jelas telah mengenali nya lebih awal, dan dia- Jeon Jeongguk dengan sombong merampasnya begitu saja.
Jeon Jeongguk tersenyum miring, apakah dia bisa bertindak egois saat ini? Bisakah? Pasalnya dia sudah terlampau muak dengan hidupnya. Berharap dengan sosok Kim Taehyung di genggamannya, dia masih bisa melihat secercah cahaya lilin meskipun itu redup......
Jeon Jeongguk tidak jadi beristirahat, sebaliknya dia kembali bangun, dengan kondisi bertelanjang dada, berdiri menghadap dinding dimana dia bisa melihat bayangannya dari sorot cahaya keemasan lampu lanskap diluar sana.
" Maaf saudaraku, kali ini aku tidak bisa untuk terus mengalah padamu. "
*
Di kota Seoul, Jeon JungKook yang sebenarnya sudah berbaring di ranjangnya pada akhirnya tidak juga bisa memejamkan matanya. Dia hanya bisa menatap kosong pada langit-langit kamar nya yang temaram. Menerawang akan momen mereka sebelumnya, lantas mendesah entah untuk yang kesekian kalinya.
Jeon Jungkook tidak tahu mengapa, dia mendadak merasa menyesal karena selalu lambat dalam mengutarakan niatnya, dan selalu gugup setiap kali melihat sepasang mata hazelnut milik Kim Taehyung.
" Bodoh! Kau bodoh Jeon-!! "
Sedikit lagi!? Sedikit lagi dia bisa mengutarakan niatnya......
Bukannya dia ingin menyalahkan kecelakaan di perbatasan apalagi sosok yang menghubungi Kim Taehyung sebelumnya, hanya saja JungKook selalu merasa bahwa seseorang pasti tengah bersaing dengannya begitu ketat.
Di tentara, bukankah ada begitu banyak pria dominan?
Hatinya mendadak cemas.
Jeon JungKook bangun, pergi ke kamar mandi lalu membasuh wajahnya dengan air dingin, tak sengaja menatap pantulan wajahnya di depan cermin. Dia yakin besok pagi akan ada lingkaran hitam di bawah kelopak mata nya. Dan ceramah dari Ibunya yang tidak mengenakkan....
" Sial! Kenapa aku selalu merasa paranoid? Apa yang sebenarnya telah terjadi padaku? Tae- apakah kau baik-baik saja? "
Jeon JungKook sangat ingin menghubungi Taehyung, tapi dia ragu untuk melakukannya, apakah kondisi disana sudah baik baik saja? Bagaimana dengan keadaan Taehyung? Apakah dia kelelahan atau dia kedinginan?
Di tengah gurun pasir......... Ada begitu banyak bahaya disana..... Kematian bisa menjemput mu kapanpun Tuhan inginkan.
Jika bisa, JungKook sangat ingin menyusulnya, menyeretnya untuk ikut dengannya kembali ke kota. Sayangnya dia tidak bisa.
TBC!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
ᴊᴇᴏɴ ᴛᴡɪɴs
أدب الهواةJudul : ᴊᴇᴏɴ ᴛᴡɪɴs Author : DiazOktaFiqi Genre : BL| Fiksi | Romance | Medic-Militer Request: SintaPurnama480 TIPE : Geregetan Bahasa : Indonesia - English Deskripsi : ᴊᴇᴏɴ ᴛᴡɪɴs, lahir dari keluarga terpandang terpandang dan tentunya berpengaruh b...