JT 26

973 154 14
                                    
















*



Perlahan semua orang yang sudah beberapa jam bekerja ekstra di meja operasi akhirnya keluar dengan raut wajah letih yang amat sangat kentara. Jeon Jungkook keluar dengan wajah yang buruk tapi Min Yoongi bahkan jauh lebih buruk lagi darinya. Pria Min itu bahkan tidak repot repot untuk meliriknya selain mengeluarkan dengusan dingin. Jeon Jungkook yang melihat itu lantas menghela nafas lelah.

" Jangan terlalu di pikirkan, kau tau sendiri bagaimana wataknya kan? Setiap orang selalu ada membuat kesalahan, jadi jangan merasa bersalah berlarut-larut. " Dokter DO Kyung-soo memberi tepukan terakhir sebelum pergi bersama yang lainnya. Sekali lagi menghela nafas, mulai beranjak pergi ke ruangannya sendiri untuk membersihkan diri. Bau disinfektan bercampur dengan darah benar-benar pekat di tubuhnya saat ini, dan dia perlu mandi sebelum menyiapkan diri dengan segala hal yang mungkin terjadi selanjutnya.

Dan benar saja, tepat JungKook baru saja selesai mandi dan berganti pakaian dengan pakaian yang lebih bersih, pintu ruangannya pun di ketuk- sosok Oh Sehun muncul dengan santai menyelinap masuk tak lupa meletakkan ponsel milik JungKook di atas meja, yang memang sebelumnya dia titipkan kepada pemuda itu untuk sementara.

" Ponsel mu, Oh dan juga, kau di panggil oleh Ibumu- "

-Dan JungKook sudah menduga itu.






*







" Tahu dimana letak kesalahan mu? "

" Ya. " Jeon Jungkook mengangguk, mengakui kesalahannya sebelumnya, dia tidak akan mengelak ataupun membela diri, karena itu memang kesalahannya. Meskipun di hadapan nya saat ini adalah Ibunya, jika itu sudah menyangkut dengan pekerjaan, maka lupakan status keluarga, mereka akan bersikap layaknya atasan dan bawahan seperti pada mestinya.

Jeon Mido meletakkan penanya ke atas lembaran kertas yang belum selesai dia periksa, sepenuhnya memusatkan perhatian kepada sang anak yang kini sedikit menunduk.

" Berdiri di depan meja operasi sama saja kau berdiri di depan Medan tempur, taruhannya adalah kau mati atau mereka mati. Yang kau operasi bukankah boneka, tapi manusia, dia juga memiliki nyawa sewaktu waktu bisa saja mati di meja operasi itu jika sang dokter tidak cepat tanggap dalam menanganinya. Itulah guna kita sebagai dokter, mereka membutuhkan kita untuk menyelamatkan keluarganya dan kau dengan teledor hampir membuat semangat mereka hilang begitu saja? "

" Maaf- "

Jeon Mido menggeleng tidak setuju,
" Mudah mengatakan nya. Karena kali ini pasien mu berhasil terselamatkan, bagaimana jika tidak? Sanggupkah kau melihat air mata derita mereka? Kata maaf saja tidak akan cukup untuk mengobati perasaan mereka yang kehilangan. "

Nada suara Mido tanpa sadar semakin meninggi, dan Jeon JungKook juga semakin membungkuk, meremat kedua tangannya gelisah.

Jeon Jungkook sangat jarang mengalami hal teledor seperti ini, karena biasanya dia selalu bisa menangani setiap pasiennya bahkan sesulit apapun itu dengan sangat tenang sehingga dia mendapat julukan dokter malaikat di rumah sakit ini. Tapi kali ini dia justru teledor, seorang pasien muda yang baru berusia sembilan tahun mengalami gagal jantung, dan hampir tak terselamatkan jika saja tidak cepat mendapatkan pendonor, untungnya dalam semalam keluarga itu berhasil mendapatkan pendonor jantung yang cocok dengan pasien. Ketika operasi berlangsung, Jeon JungKook beberapa kali tidak bisa berkonsentrasi, dia bahkan lebih dari tiga kali salah menggunakan alat dan puncaknya dia hampir saja merobek arteri koroner dengan pisau bedah nya karena sempat melamun. Untungnya Min Yoongi yang menang bertugas memandu nya disana segera mengambil alih. Sempat terjadi percekcokan di dalam dan untung DO Kyung-soo dengan cepat melerai mereka. Pasien adalah yang utama untuk di selamatkan.

ᴊᴇᴏɴ ᴛᴡɪɴsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang