Blood Sweat and Tears [Brightwin]

BW 13

Bright bangun dari tidurnya. Pagi ini dia tak mendengar ketukan pintu seperti biasanya. Ketukan win yang memintanya untuk sarapan bersama.

Namun bright terlihat acuh karena entah mengapa semalam dia bisa semarah itu ketika melihat suaminya itu dipeluk oleh laki-laki lain.

"Kenapa dengan gue?"

Setelah bermonolog sendiri, bright memutuskan untuk mandi dan berganti setelan kerjanya kemudian dia keluar kamarnya. Sepi yang dia rasakan. Tak ada bau masakan seperti pagi-pagi sebelumnya bahkan lampu dapur yang masih mati.

"Dasar tukang selingkuh, gue gak akan sudi nyentuh lo lagi cihh"

Namun bright masih penasaran suaminya itu biasanya rajin bangun pagi tetapi berbeda dengan pagi ini. Karena rasa penasarannya, bright perlahan menuju ke kamar win dan membuka pintu kamarnya. Bright dapat melihat saat ini win masih tertidur dengan lelehan air mata yang mengering di pipinya.

Sempat ada rasa kasihan kepada win ketika dia melihat suaminya itu tertidur namun seperti dalam posisi yang tidak nyaman. Perasaan itu segera di tepisnya.

"Ingat ya, lo selingkuh gue juga bisa. Emang lo doang dasar bodoh"

Bright menutup pintu kamar suaminya dengan perlahan lalu bergegas menuju ke parkiran basemen karena dia harus segera pergi ke kantornya.

Dalam perjalanan dia masih terus berpikir tentang sikapnya semalam dan bright masih berusaha untuk membuat win minta cerai darinya karna bright akan selalu membuat win tidak tahan hidup bersamanya.

Bright tidak mungkin menceraikan win karena pasti orangtuanya akan sangat murka kepadanya. Apalagi sang papa  karena bisa saja sang papa akan menarik seluruh saham dari perusahaannya padahal saham papanya adalah saham yang tertinggi.

"Gue harus atur strategi untuk buat win gak betah sama gue dan minta cerai dari gue"