DUA PULUH SATU

5 1 0
                                    

"Tunggu, lo bawa gue kemana?" tanya Alex saat melihat di depan Gerbang bertuliskan TPU "Ngapain kita ke sini?"

Brilian tidak memperdulikan komentar Alex, ia memasuki tempat pemakaman umum yang ada di daerah surabaya, Brilian memarkirkan sepedanya dan ia menggandeng Alex untuk mengikutinya masuk ke dalam pemakaman, mereka melewati banyak makam sampai mereka berada tepat di depan sepasang makam.

"Lex gue bakal jujur sama lo, ini makam bokap nyokap gue" jeda Brilian sambil berjongkok di depan makam kedua orangtuanya "kedua orangtua gue meninggal karena kecelakaan 3 tahun yang lalu" lanjutnya

"Kami bertiga saat itu akan berlibur keluar negeri entah kenapa gue merasa ada sesuatu yang ganjil, karena papa ga pernah ngajak kita liburan kalo tidak weekend atau libur panjang, tapi gue tepis pikiran buruk gue" ucap Ian "Seandainya gue bilang hati gue ga enak dan ga usah pergi saat itu semua ini ga akan terjadi, mama papa pasti masih disisi gue" sesal Ian

Alex melihat kedua nisan itu bertuliskan RONI WICAKSONO dan RINA WICAKSONO. Ia pun mulai berjongkok di samping Brilian

"Saat gue sadar di rumah sakit dan gue tahu ortu gue meninggal, saat itu rasanya dunia gue runtuh, bagi gue ga adil, kenapa gue ga di ambil juga! mental gue terguncang karena bagi gue mama papa segalanya, mereka benar-benar harta paling berharga bagi hidup gue! Dan lo tau, gue sempet ngerasa putus asa, gue sempet merasa bahwa gue udah ga ada gunanya lagi untuk hidup, lo juga harus tau Lex, hal gila yang pernah gue lakuin gue pernah berulang kali berusaha bunuh diri" papar Brilian menghela nafas, Alex hanya mengusap punggung Brilian

"Ya niat itu selalu ada sampai gue ketemu seseorang" ucap Brilian

Alex menatap Brilian

"Iya penyelamat hidup gue, Mungkin sejak itu gue punya tekad untuk bangkit! untuk mempertahankan apa yang memang menjadi hak orangtua gue" jelas Brilian "Gue berjuang hingga sekarang bahkan gue ga pernah bergaul sama siapa pun, gue berusaha menutup diri gue dari dunia luar, mungkin gue takut kalo kehilangan seseorang lagi , apalagi jika seseorang itu seseorang yang gue sayang, gue ga bisa bayangin jika itu terjadi lagi, mungkin gue akan hancur bahkan lebih hancur dari sebelumnya" lanjutnya sambil mengatur nafasnya

"Ian.." ucap Alex lirih

"Bentar lex, dengerin gue kali ini aja, setelah itu terserah lo mau ngapain!"tandas Brilian

"Gue harus lupain lo, malaikat penyelamat, gue janji bakal balas budi kalo kita ketemu kelak" batin Brilian "Gue memang berharap bisa ketemu sama malaikat penyelamat gue bahkan gue janji untuk ada disisinya tapi I know, gue ga boleh berada di bayang-bayang masa lalu"

"Lo tahu lex? Gue beruntung nabrak lo, gue beruntung bisa berantem sama lo, gue beruntung bisa ketemu lo, walau gue selalu menyangkal hati gue tapi gue sadar gue ga bisa lagi jauh dari lo" ungkap Brilian, Alex hanya diam dan memperhatikan setiap detil cerita Brilian, sesekali ia mangut mangut mendengar cerita Brilian

" Saat gue mulai belajar jujur sama hati gue, gue tahu penyesalan datang di belakang dan itu yang gue rasain, lo udah dapat seseorang disisi lo dan lucunya gue kayak cacing kepanasan berusaha untuk ngambil hati lo, gue bodoh lex.... gue pecundang sejati!!" makinya terhadap diri sendiri

"Tunggu maksud lo, seseorang di sisi gue? Siapa?" tanya Alex "Jangan bilang Steven" tebak Alex

Ian mengangguk

"Hah?Lo tahu darimana Steven ngajak gue balikkan? Wah lo nguping ya?"

Brilian semakin menunduk, ia malu karena ketahuan menguping pembicaraan mereka.

"Lo harusnya nguping jangan setengah-setengah!" ucap Alex

"Maksud lo?" tanya Brillian tidak paham, ia mengangkat wajahnya dan menatap Alex

ALEXSANDRA [FINISH]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang