LIMA BELAS

84 24 7
                                        

Setelah pulang dari Jogja, Alex mulai menghindar dari Brilian. Ia tidak mau lagi berurusan dengan lelaki itu, cukup untuknya menerima sakit ini bahkan lelaki itu sudah mencoreng harga dirinya dan merendahkan harga dirinya, satu hal lagi Alex bukan tempat pesinggahan sesaat yang saat dibutuhkan saja dicari. Jujur hatinya sakit karena Alex memang benar - benar mecintai lelaki itu tapi Ian tidak pernah mencintainya.

Alex sekarang lebih memfokuskan diri pada Kejuaraan basket Se-Surabaya, karena kurang lebih satu bulan lagi Kejuaraan itu akan dimulai, ia tak ingin sekolahnya ini kalah, ia ingin membanggakan sekolahnya ini, makanya ia berusaha keras dalam latihannya, pagi latihan, pulang latihan, malam pun latihan, tiap hari makanannya hanya itu - itu saja 'Latihan'. Alex tak ada waktu lagi untuk melakukan hal - hal yang tidak penting, waktunya sekarang sepenuhnya dicurahkan di Basket. Alex sampai rela sementara waktu untuk tidak nimbrung sama sahabat - sahabatnya, untung sahabat - sahabatnya paham, tapi ia rindu sekali sama sahabat - sahabatnya, namun Alex harus tetap semangat. Alex sudah satu bulan resmi menjadi anggota inti tim basket SMA-nya di SMA Merah Putih. Alex mendapati Posisi Point Guard, posisi yang menurutnya sangatlah berat sekaligus posisi yang sangat menantang sekali.

"Alex Lo, jaga si Bunga...." perintah Kapten Basket, Luna

"Oke!!" jawab Alex

"Ayo....Ayo Semangat Kejuaraan kurang bentar lagi!" Kata Luna membangkitkan semangat tim-nya

Begitulah suasana Latihan Tim SMA Merah Putih di siang hari, begitu bergairah dan semangat, tak ada rasa lelah yang mereka rasakan, yang ada hanya ambisi, antusias dan semangat. Karena mereka memiliki satu tujuan yaitu mengharumkan nama baik sekolah mereka dan menjadi juara dalam Kejuaraan SMA Se-Surabaya.

***

Hari mulai menjelang sore, latihan pun telah usai, Alex sekarang sedang berada di ruang ganti, ia baru saja membersihkan dirinya dari keringat dan kotoran di badan, badannya kini sudah kembali segar, ia pun membuka lokernya untuk menaruh barang-barangnya, namun ia tertegun.
"Bunga kertas?" Pekik Alex

"Lex....Alex...." panggil seseorang

Alex pun menoleh dengan cepat ia menyimpan bunga itu di dalam loker.

"Eh, Kak Andre, ada apa Kak?"

"Kamu kenapa Lex?" tanya Kak Andre

"Gue ga pa-pa kak, kakak ngapain di sini?"

"Kamu sudah mau pulang?"

"Iya Kak, nich gue mau cepet cabut, perut gue udah pada Demo!!hehehe" tawa Alex renyah

"Ikut saya jalan-jalan yuk! ntar saya traktir makan, gimana?" ajak Kak Andre

"Hmmmt, gimana ya?" pikir Alex

"Ayolah"

"Nie cowok buat gue ga bisa nolak aja" batin Alex

"Ya Kak, oke! Tapi bener ya lo traktir gue makan, tempatnya gue yang tentuin, ga boleh protes pokoknya!! Titik!" Celoteh Alex

Kak Andre mengangguk., "Kamu mau apa aja pasti saya belikan"

"Kalo gitu gue mau mobil dech"

"Ga gitu juga konsepnya dek" ucap Andre sambil mengacak rambut Alex

"Hobby bener ngacak rambut gue" sewot Alex sambil mencubit lengan Andre

Yang traktir siapa? Yang ngatur siapa?, tapi seperti biasa Alex memang seenak udelnya sendiri, udah ditraktir, tapi maksa untuk nentuin tempat. Bener - bener ga tahu malu tuch Anak!!hahaha. Kak Andre yang mendengar itu hanya geleng - geleng kepala lihat kelakuan Alex, tapi menurutnya lucu juga, Alex tuch orang super ajaib, kadang bisa girang banget, tapi kalau udah ngedrop, udah dech idupnya kayak kiamat alias the end. Tapi Kak Andre berusaha selalu untuk membuat Alex tersenyum, ia tak ingin bintangnya redup lagi. Ia harus menjaganya agar bintang itu selalu bersinar.

ALEXSANDRA [FINISH]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang