S: Flashback #1

2.7K 347 17
                                    

Happu reading:)

🍀🍀🍀🍀

S: FLASHBACK #1

When Your House Becomes Our Home

🍀🍀🍀🍀

“Siapa yang paling nggak sabar aku pindah?”

“Kamu!”

Jennie langsung tertawa di seberang sana sedangkan Lisa terkekeh karena tingkah lucu kekasihnya, ia berada di dapur memasak ramyeon instan pedas untuk makan malam hari ini ditemani Jennie lewat telepon.

Seminggu lalu, Lisa pergi ke rumah guna meminta izin ke Mama dan Papa untuk mengajak Jennie tinggal bersamanya di apartemen. Mereka mengizinkan asal Lisa berjanji harus memperlakukan Jennie secara baik dan bertanggung jawab.

“Kamu dah siapin barang-barangnya? Jangan bawa banyak-banyak loh, ya, nanti semisal ada yang kurang beli aja.”

“Iya, aku bawa barang-barang prioritas aku aja kayak buku sama baju.”

Ok, baby. Besok mau aku jemput nggak?” tanyanya berjalan ke ruang santai membawa panci isi ramyeon-nya.

“Nggak usah, aku ikut mobil pengangkut barang aja biar kamu nggak bolak-balik. Kamu harus sambut aku, ya, harus meriah!” peringat Jennie.

“Iya, cintaku. Aku udah siapin kesukaan kamu.”

“Kesukaan aku? Apa? Kesukaan akukan kamu.”

Tawa Lisa pecah begitu saja. Astaga, perempuan satu ini, dulu saat masih malu-malu benar malu hingga menguji kesabarannya karena tak bisa transparan terhadap perasaannya. Namun, kini setelah mulai terbiasa mengungkapkan perasaannya, Jennie akan sangat blak-blakan seolah-olah tidak punya filter.

“Ih, jawab! Kesukaan aku apa? Aku nggak ngerasa punya sesuatu yang aku suka selain kamu.”

“Gombalnya.” Lisa aduk ramyeon-nya hingga mengeluarkan asap-asap berbau sedap.

“I’m serious, Manoban. My favorite is only you, especially your p*ssy.”

You’re not serious at all.”

Jennie kembali tertawa dan terdengar suara gedebukan yang Lisa asumsikan berasal dan tendangan Jennie ke kasur, perempuan itu memang suka heboh sendiri.

“Aku mau video call, mau liat muka kamu.”

“Kalo mau liat muka aku buka aja Instigrim aku.”

“Mulai ngeselinnya.”

“Iya-iya, bentar aku cari sandaran HP dulu,” pamitnya berjalan pergi mencari sesuatu yang bisa dijadikan sandaran ponselnya, ia temukan sebuah vas bunga. “Yang mau call siapa?”

“Kamu aja, kan yang kangen aku kamu.”

Hoax,” kata Lisa memutus sambungan telepon suara dan menghubungi Jennie melalui panggilan video, tak sampai tiga detik wajah polos Jennie yang berbaring miring di kasur terpampang di layar. “Hai, cewek.”

“Basi.”

“Buset.”

Jennie terkekeh. “Makan apa kamu?”

Ramyeon.”

“Besok makan malemnya dah aku masakin. Oh my God! Since we’re going to move in together I expect you to propose to me in the next two weeks.”

Prank 2 ➳ JENLISATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang