S: nightmare

2.1K 290 21
                                    

Happu reading:)

🍀🍀🍀🍀

6 September 2022

Okay. So, you’re having fun today, right?”

Jennie di seberang mengangguk. “Iya, sayang. BKK is so pretty.”

Mereka sedang video call setelah Lisa selesai bebersih, sudah seminggu tinggal terpisah. Kangen berat, setiap hari video call-an.

“Aku seneng dengernya. Makan yang banyak, ya, jangan sampe kelaperan. Anak-anak dijaga.”

“Pasti dong, sayang. Aku pastiin Ella Manoban dan Allea Manoban selalu sehat sampe lahiran nanti.” Jennie menyugar rambutnya sambil memasang raut imut.

“Oke, bos! By the way, tadi aku makan siang sama Bam di restoran Mexico. Aku jarang makan Mexican jadi agak kurang familier sama rasa masakannya, agak aneh.”

“Kalo kurang familier kenapa makan ke sana coba? Dasar aneh-aneh aja.” Jennie mentertawakannya.

Lisa mengerucutkan bibirnya dan memeluk guling yang menggantikan posisi Jennie. “Niatnya mau nyicip siapa tau cocok, tapi ternyata, meh. It’s just not my cup of tea.

“Mau cicip aku aja nggak?”

Tawa Lisa meledak karena godaan itu. “I wish I could.”

“Soon, ya. Nunggu aku lahiran dan recovery dulu. Aku juga kangen banget sama kamu.” Jennie memanyunkan bibirnya sama manja.

Lisa tersenyum, lalu menggigit gulingnya karena gemas oleh tingkah manja sang istri. Jennie pun mentertawakan Lisa balik karena lagak lucunya.

Mereka gemas oleh perilaku satu sama lain.

“Aku makan dua yoghurt hari ini, satu original, satu stroberi.”

“Uh-hum.”

“Terus aku ….”

Jennie dan Lisa menyambung sesi kangen-kangenan mereka sampai sekiranya kadar kangen berkurang 5% dan waktu terus berjalan hingga jarum jam rumah mereka menunjukkan pukul 11 malam, pukul 9 malam di Thailand.

Honey, udah malem.”

“Oh, iya. Udah jam sembilan.”

“Iya, jam sebelas.”

“Kenapa kita kayak orang aneh gitu, ya? Tinggalnya tuker-tukeran negara.” Jennie mengerutkan alisnya serius.

Lisa tertawa lirih. “Udah dulu aja, ya, sayang? Aku mau tidur dulu, takut kemaleman, dan bangun kesiangan.”

“Oke, sayang. Tidur yang nyenyak, ya. Besok kalo dah bangun kabarin aku, aku bales kalo dah bangun, dan bebersih.”

“Iya, sayang. Kamu juga tidur yang nyenyak, istirahat yang cukup supaya tetep fit sampe lahiran.”

Jennie mengangguk. “Iya, Lili. Talk to you again tomorrow.”

“Cintanya mana?” tagih Lisa, mengerucutkan bibirnya.

Jennie terkekeh. “Oh, iya, lupa. I love you, baby. We love you.”

I love you too, my babies.” Lisa melayangkan flying kiss yang kemudian ditangkap dramatis oleh Jennie, mereka tertawa renyah, lantas memutus panggilan video.

Lisa menaruh ponselnya ke nakas dan memeluk gulingnya erat-erat, memandang boneka Nini yang berbaring di bantal Jennie, dan beersiap berangkat tidur dengan senyum lebar di wajah karena tahu Jennie dan anak-anak mencintainya.

Prank 2 ➳ JENLISATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang