S: sayang, tolong (siap, bos!)

4.3K 425 73
                                    

Happu reading:)

🍀🍀🍀🍀

July 30, 2022

Suara paling nyaman didengar pagi hari?

Suara Jennie berbisik, “Good morning. I love you.

Suara paling menyebalkan didengar pagi hari?

Tidak ada.

Lisa selalu semangat bangun di pagi hari karena dunia mimpi tidak lebih menyenangkan daripada dunia nyatanya. Dunia nyatanya ada Jennie sedangkan dunia mimpinya belum tentu ada Jennie, ya meski dunia nyata kadang menyebalkan seperti tidak sengaja menginjak nasi, tapi setidaknya Lisa memiliki Jennie.

Dan itu sudah cukup.

“Nini.” Lisa meraba-raba kasur di sampingnya karena tak merasakan keberadaan sang istri di pelukannya, tapi kasur yang ia raba juga sama kosong.

Oke, mungkin salah satu hal yang Lisa benci di pagi hari adalah tidak menemui istrinya di kasur ketika baru saja bangun. Itu artinya Jennie bangun lebih dulu dan meninggalkannya tidur sendirian. Sungguh jahat sekali.

Dan sudah pasti Jennie sekarang sedang masak sarapan di dapur jadi Lisa memilih pergi mandi lebih dulu agar tidak terlambat berangkat kerja dan saat bertemu istrinya nanti langsung bisa menciumnya. Kira-kira ia mandi selama 20 menit saja, tak perlu lama-lama toh sudah cantik sejak dari perencanaan.

“Pake baju apa ya?”

“Dor!”

“Akhh!” Lisa refleks angkat tangan, ketika berbalik badan ia menemukan Jennie cengengesan ke arahnya. “Ih, Nini!” rengeknya.

“Dor! Dor! Aku tembak kamu sampe tewas.” Jennie membentuk tangannya menjadi pistol dadakan. “Dor! Dor! Pergi kamu dari rumah ini!”

Raut Lisa berubah datar. “Inikan rumah aku masa aku diusir dari rumah sendiri sih. Free Lisa! Dor!” Lisa balik menembak.

“Akhh!” Jennie memegangi dadanya pura-pura terkena tembak dan perlahan jatuh ke kasur. “Penjahat!” seru ibu hamil itu.

“Dasar nggak jelas,” komentar Lisa kembali sibuk memilih setelan kerja mana yang harus ia pakai hari ini. “Aku hari ini pulang sore.”

Jennie yang semula berakting tewas kini langsung bangkit. “Loh, kok pulang sore? Inikan sabtu.”

“Iya, aku ada meeting ke luar kota.”

Dengan nyinyir Jennie mencibir, “Gaya banget lo meeting ke luar kota segala.”

Lisa terkekeh sebab tahu Jennie berkata seperti itu karena kesal mereka tidak bisa malam mingguan di luar seperti biasanya, tapi mau bagaimana lagi? Ia juga tak bisa kabur dari tanggung jawab begitu saja.

“Ntar aku masakin buat makan malem mau nggak?” tawar Lisa.

Dari pantulan cermin Lisa mengawasi Jennie yang tengah duduk di pinggir kasur sambil mengelus perut buncitnya dan melamun memandang ke balkon, apa yang dipikirkan babi kesayangannya itu?

“Hei, babi eh apa kerbau? Atau sapi?”

“Jangan ngejek aku!”

Lisa tertawa kecil, ia suka memanggil Jennie dengan sebutan-sebutan yang perempuan itu gunakan sendiri seperti babi, kerbau, atau sapi. Panggilan khusus karena tubuhnya semakin membesar. Lisa tak mau Jennie memiliki kesan buruk terhadap hewan-hewan yang dijadikan panggilan itu sehingga ia akan selalu memanggilnya ulang dengan intonasi lebih lembut agar yang Jennie ingat tentang hewan-hewan tersebut adalah suara penuh sayangnya, bukan tubuh gendutnya.

Prank 2 ➳ JENLISATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang