[JLVLOG] Pisah 💔

2.5K 281 23
                                    

Happu reading:)

🍀🍀🍀🍀

What am I gonna do if you’re not here with me?”

Live your life, just like before we moved in together.”

And bring another girl to my apartment?”

“Pilih tamparan di pipi atau tendangan di tulang kering kamu yang patah dulu?”

🍀🍀🍀🍀

Hi, guys! Welcome back to our channel. I’m Jennie and she’s Lisa my beautiful wife.

“Satu tambah satu sama dengan dua. Hai semua, aku Lisa,” salam Lisa sambil tersenyum miring sok kalem.

“Dua tambah tiga sama dengan lima. Tiga tambah tiga sama dengan enam. Tiga tambah empat sama dengan tujuh.”

Lisa memandang istrinya dari samping dengan ekspresi datar. “Aku pikir kamu mau pantun.”

Jennie terkekeh. “Oke-oke. Aku pantun. Satu akar dua sama dengan dua, hei kamu Lisa gila.”

“Ha ha ha.”

“Mbek.”

Lisa mengerutkan keningnya karena Jennie tiba-tiba mengeluarkan suara seperti kambing.

“Embik.”

Dan sekarang seperti anak kambing.

“Kamu ngapain, sih?” Lisa memeluk istrinya erat karena gemas.

“Kayak suara Susilo sama Elsa. Mbek.” Jennie mengembek lagi sambil menirukan ekspresi kambing milik Lisa dengan menyipitkan mata dan tersenyum lebar.

Lisa tertawa menyaksikan pemandangan tersebut. Astaga, selain menjadi kucing ternyata Jennie berbakat menjadi kambing juga.

“Oke, hari ini hari terakhir aku di Seoul dan ntar siang aku bakal terbang ke Bangkok, ke rumah utama keluarga Manoban buat nginep sebelum lahiran. Rumah aku sama Lisa di Bangkok belum ada, sih, jadi sementara numpang, tapi seenggaknya dah ada lahan dan di deket danau. Bagus banget.”

“Ya jelas dong.”

“Tapi kalo dipikir-pikir, kayaknya aku  semenjak sama kamu banyak nggak modal, ya? Apa-apa yang bayar kamu, biaya nikahan, rumah di Seoul, rumah di Bangkok, semua hampir 80% uang kamu.”

“Emang kenapa kalo uang aku? Aku, kan, cuma berusaha membahagiakan istriku yang super cantik sama seksi ini. Kalo kamu bahagia siapa yang bakal bahagia juga? Aku dong.” Lisa menangkup wajah Jennie lalu mengecup bibirnya. “Lagian, semua ini berkat kamu juga yang mau muterin sesajen aku.”

Jennie langsung menatapnya datar.

“Hehe.”

“Awas loh, nanti malem aku dah di Bangkok dan nggak bisa peluk kamu, hati-hati siapa tau tengah malem ada yang peluk.”

“Ih, sayang!” pekik Lisa memeluk istrinya erat-erat dengan ekspresi horor. “Kamu kok tega, sih? Kamu, kan, tau aku takut hantu.”

Jennie tersenyum manis. “Nggak peduli,” ucapnya. “Sono pergi, nggak usah peluk-peluk gue segala! Hus-hus!” usir Jennie mendorong pundak Lisa menjauh darinya.

Bibir ranum Lisa mengerucut ke depan karena kejahilan sang istri. Perempuan itu tahu ia paling takut dengan hal-hal astral, bahkan tak bisa tidur bila lampu mati, tetapi sekarang malah semakin menakut-nakutinya.

“Aku tambahin lagi, ya, sayang. Kalo di bawah lemari ada rambut, kamu hati-hati karena kemungkinan itu buk—humph!”

Lisa membekap bibir Jennie sambil melotot ketakutan. Jennie yang dibekap malah cengengesan puas. Salah Lisa sendiri bermain-main dengannya.

Prank 2 ➳ JENLISATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang