Bab 33. Romantis

218 7 0
                                    

~Kebahagiaanmu adalah tanggung jawabku~

Gus Abyan pulang ke rumah pukul empat sore. Mencari keberadaan Azura di semua ruangan, namun tidak ada. Sepertinya ia ada di kamar. Gus Abyan bergegas menuju kamarnya.

"Sayang..." panggil Gus Abyan dari belakang pintu kamar.

Tok, tok, tok.

"Aku pulang..." ucap Gus Abyan sembari mengetuk pintu.

Azura tidak menjawab panggilan Gus Abyan. Tidak mau menunggu lama, Gus Abyan langsung masuk ke dalam kamar. Ternyata Azura sedang tidur, dengan posisi memiringkan badannya di kasur. Azura tidak mengetahui kepulangan Gus Abyan, Ia tertidur pulas. Gus Abyan memandang istrinya begitu dalam. Memuji kecantikan istrinya, apalagi ia baru melihat Azura tertidur tidak mengenakan hijab. Rambutnya terurai panjang, ketika tidur saja Azura masih terlihat cantik. Gus Abyan mengelus rambut istrinya dengan perlahan. Seketika Azura terbangun, usapan Gus Abyan membuatnya terkejut, lalu cepat-cepat ia mengambil hijab dan memakainya.

"Gus, kok gak bilang kalau udah pulang," ucap Azura.

"Tadi aku ngetuk pintu kamar, manggil kamu, tapi kamu gak sahut. Yaudah aku masuk."

Hijab sudah terpasang sempurna. Dirinya merasa malu, karena Gus Abyan telah melihat rambutnya. "Gak usah malu, aku kan suamimu. Auratmu ketika dilihat oleh suami, gak akan menjadi dosa," lirih Gus Abyan.

"Maaf Gus, mungkin aku belum terbiasa. Dan masih canggung."

"Oh iya, tadi kenapa gak WhatsApp aku? Aku nungguin takutnya kamu pengen dibeliin sesuatu," ucap Gus Abyan.

"Gus lupa? Kan aku belum nyimpan nomor Gus. Kita belum saling punya nomor satu sama lain."

"Hah? Oh iya," Gus Abyan terbelalak dengan tertawa ringan.

"Gini ya, kalau nikah bukan dari jalur pacaran. Udah jadi suami istri pun lupa buat saling save nomor."

"Yaudah nih nomor aku." Azura menyebutkan nomornya, akhirnya mereka berdua saling menyimpan nomor handphone.

"Tapi, walaupun kamu gak minta apapun, jangan khawatir. Aku bawakan ini buat kamu." Gus Abyan menyerahkan plastik berisi makanan dan jus mangga kesukaan Azura.

Mata Azura berbinar, kegirangan melihat apa yang dibawa suaminya. "Kok Gus tahu aku suka ini."

"Kan aku udah bilang, aku udah tahu semua tentang kamu, dari Nadira."

"Makasih ya, Gus." Azura menerima makanan yang diberikan Gus Abyan.

"Gus mau?"

"Nggak, itu buat kamu semua."

"Aku mau mandi dulu ya, kamu udah mandi belum?"

"Udah, Gus."

"Cuci muka dulu sana, tadi kan kamu habis tidur."

"Hmm, memangnya aku jelek ya Gus? karena bangun tidur," tanya Azura.

"Engga kok sayang, siapa bilang kamu jelek. Kamu itu gak ada jeleknya, bagi aku kamu cewek tercantik sedunia," gombal Gus Abyan, membuat Azura tersenyum.

"Yaudah aku dulu ya ke kamar mandi."

"Iya sayang, karena nunggu aku pulang, kamu jadi ketiduran," ucap Gus Abyan.

"Gapapa Gus."

Kemudian Azura mencuci muka, dengan tidak berlama-lama.

"Kamu udah salat asar?" tanya Gus Abyan, setelah Azura keluar dari kamar mandi.

Lentera Hati Azura (END) TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang