Bab 31. Hari pertama

227 7 0
                                    

~Cinta itu tidak harus tergesa-gesa, butuh waktu untuk menyambutnya~

"Aku panggil kamu Mas, Gus, Aa, atau apa?" tanya Azura setelah membersihkan badannya, dan menghilangkan bekas makeup, mengganti pakaiannya dengan baju tidur panjang.

"Apa aja boleh, gimana kalau panggil sayang aja?" ucap Gus Abyan membuat Azura terpukau.

Azura terdiam, ia bingung harus menjawabnya apa. "Gak mau ya?" tanya Gus Abyan.

"Untuk saat ini, aku masih nyaman memanggil dengan sebutan Gus," balas Azura. Gus Abyan memahaminya, dan tidak mempermasalahkan.

"Kenapa hijab kamu gak di lepas?" tanya Gus Abyan.

"Hmm, aku, aku..." Azura terlihat gugup.

"Azura, sekarang kamu sudah menjadi istriku. Suami boleh melihat seluruh tubuh istrinya, dan gak akan menjadi dosa."

"Tapi, aku malu, Gus."

"Sekarang aku sudah menjadi suami kamu."

"Iya, Gus. Beri aku waktu."

"Sekarang kita salat dulu yuk," pinta Gus.

"Salat?"

"Iya salat dua rakaat."

Tanpa berpanjang lebar, Azura mengikuti perintah Gus Abyan. Untuk melaksanakan salat sunah dua rakaat, karena mereka sudah resmi menjadi suami istri, dan memunajatkan doa kepada sang maha pencipta.

Seusai salat, dilanjut dengan doa yang di pimpin oleh Gus Abyan, Azura mengaminkannya di belakang. Bait-bait doa dipanjatkan, memohon ridho atas pernikahannya kepada Allah, dan meminta agar dibimbing menjadi imam yang baik untuk Azura.

Setelah itu, Azura melipat mukenanya dan menaruhnya. Ia bingung harus melakukan apa, rasa canggung menyelimuti dirinya. Gus Abyan menaruh peci, dan duduk berdampingan dengan Azura.

"Hijabnya gak bakal dilepas?" tanya Gus Abyan sekali lagi. Azura membalasnya dengan gelengan kepala.

Lantas, terciptanya keheningan. Keduanya saling diam, Gus Abyan mulai mendekatkan wajahnya kepada Azura. Seperti ingin menciumnya. Spontan Azura memalingkan wajahnya.

"Aku belum siap Gus, jangan sekarang."

Azura tidak bermaksud menolaknya, tetapi dirinya belum begitu siap. Untungnya Gus Abyan memahaminya, dan tidak memaksanya.

"Maaf, Gus," sambung Azura.

"Iya gapapa. Sekarang tidur aja, nanti kita salat tahajud bareng," pintu Gus Abyan.

Azura mengangguk, lalu membaringkan tubuhnya untuk tidur dan bersebelahan dengan Gus Abyan. Kini, ia tidak lagi tidur sendiri, melainkan ada yang menemaninya, yaitu sang suami.

"Ya Allah maafin Azura, Azura gak mau jadi istri durhaka. Tapi, berilah waktu buat Azura, untuk mempersiapkannya," batin Azura sebelum menutupkan matanya.

                                    ***

Bunyi suara alarm dari handphone Azura, begitu nyaring. Azura mengucek matanya dan terbangun dari kasur. Tangannya meraih handphone untuk mematikan alarm tersebut. Gus Abyan tidur dengan merubah posisinya, membelakangi Azura. Segera ia bangunkan suaminya itu, untuk melaksanakan salat tahajud.

"Gus, bangun."

Tetapi Gus Abyan tidak menolehnya, Azura langsung menghampiri wajah Gus abyan dari depan. Ternyata Gus Abyan tidak memejamkan matanya.

"Gus udah bangun? Atau dari semalam nggak bisa tidur?" tanya Azura.

Lalu Gus Abyan terbangun dari kasur, dan mengganti posisinya dengan duduk. "Saya nggak bisa tidur dari semalam."

Lentera Hati Azura (END) TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang