~Sejauh apapun kita melangkah, tujuan akhir untuk pulang adalah rumah~
Sesampainya Azura di rumah. Bi minah membukakan pintu, Azura disambut baik oleh pembantunya itu, lalu Bi Minah membawakan koper Azura ke dalam. Azura beristirahat di kamar, membaringkan tubuhnya karena merasa sedikit lelah seusai perjalanan tadi. Melepaskan hijabnya, bersalin menggunakan baju kaos. Hijab dan gamis yang bekas di pakainya ia gantungkan ditempat gantungan.
Kemudian Azura mengeluarkan baju dan beberapa barang lainnya dari koper, dirapikan dan di masukkan ke dalam lemari. "Sedih sih harus ninggalin pesantren, tapi senang juga bisa tinggal lagi sama Bunda," batinnya.
Azura di berikan handphone kembali oleh Yunita, Bundanya itu memberinya di dalam mobil.
Tring
Bunyi pesan masuk di ponselnya. Azura mulia membuka pesan itu, serta membacanya. Ternyata ada satu pesan yang masuk dari sahabatnya, Nadira.
"Ra, kamu udah sampai?"
Jarinya mulai mengetik, membalas pesan Nadira. "Alhamdulillah, ini baru sampai, Nad."
"Syukurlah, kalau ada apa-apa kabari aku ya. Kalau mau cerita, aku siap dengarkan lewat telepon."
"Iya, siap."
Pesannya hanya sampai di situ, dan tidak ada lagi balasan. Keduanya kembali merapikan semua barang-barang yang dulu di pesantren, dan kini di simpan di rumahnya. Semua kitab tertata rapi di dalam rak buku.
Azura merasa haus sehingga ia harus turun ke bawah untuk mengambil minum. Azura membuka kulkas ia tuangkan air dingin kedalam gelas lalu meneguknya perlahan. Seperti yang dianjurkan, ketika hendak minum atau makan itu harus duduk, tidak boleh sambil berdiri.
Kemudian Azura membawa beberapa cemilan dan air minum untuk di bawanya ke kamar. Ia menikmatinya di dalam kamar. Sembari membaca buku diary nya, karena selama di pesantren Azura suka menulis di dalam buku diary. Hal apapun ia tulis di dalamnya. Perlahan demi perlahan ia membacanya dan membuka setiap lembaran tersebut. Mengingat masa-masa ia pertama kali masuk pesantren yang ditulisnya di dalam buku diary.
"Ra, sini turun ke bawah..." Yunita meneriaki putrinya dari bawah.
"Iya, Bun." Azura menutup bukunya, karena Bunda memintanya untuk ke bawah, ia segera meraih hijabnya di gantungan lalu memakainya. Ditakutkan, Bunda meneriakinya itu karena ada tamu, atau hal lainnya.
"Azura!!" Teriak Yuri, Fika, dan Fani yang sudah duduk di sofa.
"Kalian..."
"Congratulations ya..." ucap Yuri sembari memberikan buket kepada Azura. Bukan hanya Yuri, Fika dan Fani pun memberi buket sebagai ucapan selamat atas kepulangan dan keberhasilannya di pesantren.
"Ko kalian tahu aku udah pulang?" tanya Azura.
"Bunda yang ngasih tahu mereka," sahut Yunita dengan mengasongkan minuman dan makanan di atas meja.
"Di minum ya..." sambung Yunita.
"Iya, Tan."
"Selamat ya, Ra,"ucap Fika.
"Iya, makasih banyak ya. Kalian repot-repot bawa ini buat aku."
"Santai, Ra," balas Fani.
"Tan, di minum ya..." ujar Fani.
"Iya, ayok jangan malu-malu," balas Yunita. Dan mereka menikmati suguhan dari Yunita.
"Wah, udah azan asar nih," sahut Azura. Terdengar suara azan berkumandang di masjid dekat rumahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lentera Hati Azura (END) TERBIT
Genç KurguGadis anggun dan juga cantik. Bernama Azura Nafeeza Syakila, nama yang indah begitu juga dengan rupanya. Dikenal sebagai Santri primadona. Azura dibingungkan oleh ketiga lelaki yang berniat ingin menikahinya. Salah satu diantara ke tiga hati itu, ha...