Happy Reading!
*****"Buna Geo, mengenal papah Alvian?"
Moona terdiam seketika, ia teringat saat kejadian Mr. Hans dan Alvian tewas, ketika menyerang Jina dan hendak menolong Rafael dan Naomi.
"Buna mengenal papah Alvian dari Buna masih muda sayang.....memangnya kenapa?" Balas Moona tersenyum, ia masih fokus menyetir.
"Papah kenapa ninggalin Lyn sama mamah?"
Lagi dan lagi Moona terdiam terpaku, entah harus apa yang akan dijawab Moona selanjutnya, ia takut jika akan salah bicara.
"Itu takdir sayang...."
"Takdir?....itu apa?" Tanya Lyn dan Geo secara bersamaan, membuat Moona terkekeh.
"Sudah kehendak Tuhan, kita gak bisa mengubahnya...." Tutur Moona.
"Owhh begitu....."
"Mamah kamu apa kabar sayang?.." Tanya Moona menoleh kearah Lyn, ia pun juga menatapnya.
"Baik....tapi sekarang mamah sibuk bekerja, kadang-kadang.....mamah sering lupa buat jemput Lyn" Balas Lyn
"Tapi mamah sayang kan sama Lyn?" Tanya Moona.
"Sayang kok" Sahut Lyn tersenyum.
Sampai akhirnya mereka bertiga tiba disebuah rumah besar, ketiganya turun dan langsung disambut oleh Livia yang baru saja pulang.
"Ya ampun Lyn...." Ucap Livia seraya menghampiri mereka.
"Moona?"
Tatapan Livia beralih kearah Moona, ia merasa tak asing, dan pernah berjumpanya.
"Hai Livia....." Sapa Moona tersenyum.
"Ya ampun Moona.....apa kabar, makasih loh udah anterin Lyn" Sahut Livia tersenyum.
"Iya sama-sama Livia, tadi kebetulan Lyn lagi jalan sama Geo......makanya sekalian aja di anterin" Balas Moona.
"Masuk dulu ayo....."
"Eh gak usah Liv, kita mau langsung pulang aja.....ini kasian Geo" Timpal Moona yang tak mau merepotkan.
"Walahh gitu, ya sudah......terima kasih ya Moona, Geo"
"Terima kasih Buna Geo....." Ucap Lyn.
Mendengar itu Moona hanya mengangguk, dan kembali menggandeng tangan Geo untuk masuk kedalam mobil, dan menuju rumahnya.
******
Pada esok harinya, seperti biasa Akademi Heavstar kembali mengadakan pertandingan Arena yang keempat. Namun kini anak-anak Akademi dikumpulkan tanpa pemberitahuan dari kedua ketua akademi disana. Sehingga membuat mereka merasa heran dan kebingungan.
"Kenapa ruangan ini menjadi gelap?.....sebelumnya ruangan ini terang, benar kan?" Ucap Tisa heran, ia menatap ketiga temannya dengan tatapan bingung.
"Entahlah.....bang Zein dan kak Geetha juga tidak datang untuk pengarahan, ada apa sebenarnya?" Sahut Geo.
"Mungkin ada sesuatu yang direncanakan mereka berdua, agar kita semua tidak tahu.....untuk mendapatkan batu selanjutnya" Tutur Lyn seraya melipat kedua tangannya didepan dada.
"Bagaimana kau tahu mereka merencanakan sesuatu?" Tanya Geo bingung, Lyn pun seketika gugup.
"Ahh, a-aku hanya mengada-ngada" Balas Lyn dengan gugup.
Tak berselang lama kemudian, tiba-tiba cahaya diruangan itu kembali menyala, dan dihadapan mereka terdapat beberapa robot yang masih terdiam, membuat mereka semua terkejut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Forgotten Promises || Sequel Of Secret Moona
Random{ Sequel Of Secret Moona!} "Dokter?....kenapa Lyn ditutup?" Pertanyaan yang dilontarkan oleh lelaki kecil polos itu, berhasil membuat tangis disana pecah, begitu juga dengan dokter. "Maaf ya sayang, kami gak bisa jagain sahabat kamu, maaf ya" Ucap...