CP 28

14 6 0
                                    


~~~~Selamat membaca~~~~

Seorang gadis cantik yang tengah dicekal erat tangannya, oleh seorang anak laki-laki yang terus mencegah agar gadis itu tak pergi.

"Maaf, Lyn harus pergi ninggalin Geo..."

"Lyn jangan pergi!!"

"Jadikan ini perpisahan yang termanis ya Geo, jangan sedih jika Lyn pergi..."

"Geo gak mau Lyn pergi!!"

"Maafkan segala kesalahan yang udah Lyn perbuat ke Geo ya.... Dan menyakiti hati Geo"

"Lyn.... Geo mohon jangan pergi"

"Lyn!..."

Gadis itu semakin menjauh, dan meninggalkan lelaki kecil itu sendirian.

"Lyn!!...."

Geo mendadak terbangun dengan keringat dingin yang membasahi tubuhnya, dadanya berdegup dengan kencang. Ia terdiam sejenak, berusaha mencerna hal yang terjadi baru saja. Ia akhirnya menyadari jika tadi itu hanyalah mimpi belaka, ia pun segera menghela nafas lega.

"Syukurlah hanya mimpi, Geo takut sekali jika itu nyata" Ucapnya sambil mengucap syukur.

"Tapi kenapa itu terasa nyata sekali ya?" Gerutu Geo yang masih bingung, tak lama secara mendadak mata Geo nampak berkaca-kaca dengan bibir yang menunjukan raut sedih.

Ia lantas menangis. "Huaaaa Buna!....." Pekiknya yang memanggil Moona.

Tak berselang lama kemudian, Moona datang bersama Leon ke kamar Geo, dan melihat Geo yang terisak. Ia lantas segera membawa Geo kedalam dekapannya dan bertanya apa yang terjadi.

"Sayang?.... Geo kenapa?" Tanya Moona bingung, Geo lantas mendongak dan mengerucutkan bibirnya sedih.

"Geo bermimpi jika Lyn pergi ninggalin Geo... Dan gak pernah kembali lagi Buna" Balas Geo yang makin terisak.

"Itu hanya mimpi sayang...."

"Tapi Buna.... Ini terlalu nyata untuk dibilang mimpi, Lyn baik-baik saja kan Buna?" Sahut Geo.

"Lyn baik-baik saja sayang.... Dia dirawat baik oleh dokter, jadi Geo gak usah khawatir ya?" Tutur Moona seraya mengusap kepala Geo.

"Jangan dipikirin Geo, kau harus semangat untuk pertandingan terakhir ini, Geo cukup berdoa saja pada Tuhan, agar dia bisa menyembuhkan Lyn." Timpal Leon yang tersenyum simpul.

"Baiklah..." Jawab Geo yang mengangguk.

***...***

Di Akademi kemudian, Geo terlihat tengah berdiri dihadapan kedua ketua akademi. Dengan bangga, Geo terus menyunggingkan senyumnya ceria. Dengan beberapa teman lainnya yang menonton dari ruang kaca diatas.

"Selamat Geo.... Kau murid yang tersisa dalam pertandingan ini, kami berdua sangat bangga kepadamu" Ucap Geetha yang merasa bangga.

"Kini kesempatan kamu untuk mendapatkan batu terakhir ialah batu Sapphire, kamu harus bisa mengalahkan kami berdua dengan cara apapun itu, kami dengan senang hati akan membalasmu" Lanjutnya menatap serius kepada Geo.

"Baik Kak!"

"Kamu siap Geo?" Tanya Zein seraya meyakinkan.

Geo segera mengangguk. "Siap bang, Geo akan berusaha sebaik mungkin untuk mendapatkan batu terakhir itu!"

"Bagus! Kamu memang bersungguh-sungguh dalam akademi ini, baiklah.... Kita langsung mulai saja ya" Sahut Zein.

"Ayo bisa Geo!" Batin Geo seolah menyemangati dirinya.

 Forgotten Promises || Sequel Of Secret MoonaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang