Enjoy!Di suatu malam yang asri, terlihat Moona dan Kiara yang masih sibuk mengurusi target mereka, kesibukan mereka membuat lupa akan waktu. Moona tetap kekeh ingin bertugas meskipun dirinya baru saja pulih, keduanya sama-sama fokus untuk keberhasilan mereka.
"Ahh kampret....ni orang apa tikus sih, sembunyi aja nyaman banget sampe gak ketahuan segala" Keluh Kiara yang mulai kesal, dengan target mereka yang pintar dalam bersembunyi.
"Mungkin kita aja yang terlalu lalai ra, bisa aja kalo orang itu masih sembunyi di sekitar kita...tapi kitanya aja yang gak ngeh" Tutur Moona yang tengah mengisi amunisi pistolnya.
"Cihh, masalah sembunyi aja pintar tu orang, giliran nyembuiin jejak aja goblok" Maki Kiara yang terus menggerutu.
"Sabar ra...ya ampun" Sahut Moona geleng-geleng kepala, tak habis fikis dengan sahabatnya itu yang memiliki kesabaran setipis tisu.
"Udah malam loh mon....anak gue sama suami gue gimana bjir, masalahnya kalo gak kelar ni perburuan, habis kita weh" Gerutu Kiara menatap Moona dengan serius.
"Emang lo doang ha?...gue juga khawatirin Geo sama Leon kali....bangke lo" Kesal Moona menatap malas Kiara.
"Udah ya sabar....fokus...pasti kita bisa kok" Lanjut Moona yang kini merangkul Kiara dan menyemangatinya, dia pun mengangguk.
"Kok gue bingung ya, kenapa setiap hari ada aja orang yang hilang...tapi pelakunya bener-bener profesional banget sih mon" Sahut Kiara yang terheran-heran, dengan penculikan misterius itu.
"Bener ra, entah itu dewasa atau anak-anak..semua aja diculik sama dia, maksudnya apa coba" Tutur Moona yang setuju dengan ucapan Kiara. Mereka berdua pun menggelengkan kepalanya bersamaan.
Di sisi lain....Geo kini tengah ditemani oleh Leon dikamar milik Geo, mereka tengah asik menata beberapa batu cristal yang semakin banyak didapat Geo. Tak lama Geo merasa khawatir dengan kondisi Moona yang tak kunjung kembali.
"Papah...Buna kemana sih, kok pulangnya lama banget?" Tanya Geo yang mulai khawatir dan cukup kesal dengan Moona.
"Sabar ya sayang....nanti Buna pulang kok, toh juga Buna kan sama Bunanya Simon, Buna gak sendiri kok" Balas Leon memberi Geo ketenangan, ia tak ingin anaknya terlalu memikirkan apa yang tidak harus ia fikirkan.
"Oh iya pah, tadi teman Geo yang namanya Tisa harus ter-eliminasi di pertandingan....jujur Geo sedih tapi dia masih bisa menonton meskipun jarak jauh pah" Tutur Geo kepada Leon, pasal Tisa yang harus berhenti dalam pertandingan Heavstar.
"Ohhya?? Sayang sekali ya" Sahut Leon dengan tampang belas kasih.
"Iya pah....tapi kita tetap berusaha untuk dapatkan ke semua batu itu" Ujar Geo dengan satu tangan yang menjunjung tinggi, membuat Leon terkekeh.
"Tetap semangat hero kecil papah" Seru Leon seraya menyemangati anak kesayangannya itu.
"Siap papah!!!" Serunya lalu tersenyum.
*****
Tiba esok harinya, seperti biasa Geo dan teman-temannya tengah berkumpul untuk kembali melakukan pertandingan. Keempatnya sempat merasa bingung dengan suasana ruangan yang berbeda dari biasanya, dan juga kedua ketua akademi itu terlihat santai selagi menunggu anak-anak yang tersisa.
"Anak-anak yang kakak cintai....hari ini akan menjadi hari yang menyenangkan, ada yang tau kenapa???"
"Tidak!!!" Seru mereka kompak.
"Hari ini pertandingannya yaitu hanya membuat kolase terunik dan tercantik, hanya ada satu anak yang akan ter-eliminasi ya!"
"Tema bebas untuk kolase tersebut, alat-alat sudah kami siapkan, kalian hanya merangkainya saja oke?" Tutur Geetha.
KAMU SEDANG MEMBACA
Forgotten Promises || Sequel Of Secret Moona
Random{ Sequel Of Secret Moona!} "Dokter?....kenapa Lyn ditutup?" Pertanyaan yang dilontarkan oleh lelaki kecil polos itu, berhasil membuat tangis disana pecah, begitu juga dengan dokter. "Maaf ya sayang, kami gak bisa jagain sahabat kamu, maaf ya" Ucap...