Enjoy guys!!Hari pun berlalu, kini anak-anak akademi hanya tersisa 10 anak saja, dan pertandingan Arena juga akan semakin sulit untuk dihadapi oleh mereka, demi mendapatkan batu cristal sampai batu terakhir.
Pagi itu diawali dengan arahan dari Geetha dan Zein, dan juga ucapan selamat atas 10 besar murid yang tersisa di pertandingan itu.
"Baik anak-anak, selamat atas perjuangan kalian....hanya tersisa 10 murid ya, hebat kalian....baiklah hari ini kalian tidak akan lelah, karena hanya meracik ramuan saja kalian akan bisa memunculkan batu Ammonite, hanya anak yang beruntung yang bisa mendapatkannya, dan kali ini sampai seterusnya murid yang akan ter-eliminasi hanya 1 ya anak-anak"
"Murid semakin sedikit namun tantangan semakin sulit, berjuanglah dan semoga beruntung....."
Anak-anak bertepuk tangan riuh, kini hanya 10 murid saja yang tersisa, dan termasuk Geo, Tisa, Lyn, dan Simon, lalu Galuh dan lain-lain.
"Kalian siap untuk meracik sebuah ramuan?....ingat 1 anak saja yang ter-eliminasi mulai saat ini" Tutur Geo, diangguki oleh mereka.
"Semangat teman-teman!"
Mereka yang tersisa mulai bersiap untuk meracik sebuah ramuan, yang nantinya akan memunculkan sebuah batu yang mereka incar. Lyn mulai bekerja santai, ia masih ingat hal apa saja yang telah didapat dari ajaran Geo dan Simon saat itu.
Mereka sama-sama dengan ahlinya meracik dan menuangkan masing-masing cairan yang berbeda, dan tak menunggu waktu lama satu atau dua murid telah selesai dan dinyatakan lolos.
Untuk itu tinggal beberapa murid termasuk Geo dan teman-temannya, berusaha meraciknya agar batu itu bisa muncul. Akhirnya ramuan yang Geo racik, berhasil memunculkan sebuah batu yang tak lain adalah batu Ammonite.
Meskipun senang, ia masih mengkhawatirkan teman-temannya yang masih belum bisa memunculkan batu tersebut. Ia khawatir jika temannya akan ter-eliminasi.
Secara mendadak, Geo dibuat panik ketika melihat Lyn dalam bahaya, cairan yang diracik Lyn tiba-tiba perlahan menguap. Dengan segera Geo berlari menuju meja Lyn dan menolongnya.
"Lyn! Awas!...."
Ctar!!!
Ramuan itu tumpah mengenai lengan kanan Geo, namun disanalah batu Ammonite milik Lyn muncul. Meskipun Geo kesakitan namun ia lega jika Lyn tidak apa-apa.
"Geo....kau terluka!" Panik Lyn yang segera meniup-niup luka bakar dilengan Geo.
"Lyn akan obati Geo.....ayo Geo!"
Lyn dengan cepat menggandeng tangan kiri Geo, lalu menuju ke ruang kesehatan disana. Mereka berdua telah lulus, jadi tidak masalah jika mereka pergi meninggalkan Arena untuk mengobati Geo.
Ditengah Lyn sedang mengobati Geo, Lyn terus meminta maaf kepada Geo, membuat Geo bosan dengan ucapan maaf dari Lyn.
"Lyn minta maaf Geo, ini salah Lyn....jika Lyn tidak lalai pasti Geo baik-baik saja" Ucap Lyn menatap sendu kearah Geo.
"Setidaknya Geo saja yang terluka daripada Lyn....Geo tak mau jika Lyn terluka" Sahut Geo tersenyum kearah Lyn.
"Em terima kasih Geo" Balas Lyn tersenyum.
"Dan juga.....kita sudah berhasil dapatkan batu itu, jadi Lyn tak perlu khawatir lagi....Geo kan bisa sembuhin luka ini" Timpal Geo menatap lukanya itu.
"Ahhh iya, hei....Geo mau main-main sama Lyn?....." Kesal Lyn, ucapan itu membuat Geo pun tertawa.
"Maaf ya Lyn, habisnya kamu terlalu panik tadi....jadi Geo belum sempat menjelaskan" Sahut Geo terkekeh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Forgotten Promises || Sequel Of Secret Moona
Random{ Sequel Of Secret Moona!} "Dokter?....kenapa Lyn ditutup?" Pertanyaan yang dilontarkan oleh lelaki kecil polos itu, berhasil membuat tangis disana pecah, begitu juga dengan dokter. "Maaf ya sayang, kami gak bisa jagain sahabat kamu, maaf ya" Ucap...