CP 23

10 7 0
                                    

Hipi reding!


"Cari mati emang main-main sama gue, berani culik anak ketua mafia? Tunggu aja, habis ini lo gak bakal gue biarin hidup!"

Moona lantas mengambil ponselnya dan mengklik nomor seseorang lalu memanggilnya.

"Kita kumpul di markas pusat, keluarkan semua anggota....kita ada permainan sekarang"

"Baik Queenmoon"

Setelah panggilan berakhir, Moona menyeringai sesaat lalu beranjak untuk berkumpul guna menyelamatkan anak kesayangannya.

"Sayang!....anak kita di culik!!" Raung Moona seraya mengetuk pintu ruang kerja milik Leon, tak lama dari itu Leon langsung membuka pintunya dan menampakan wajah yang santai.

"Alahh, cari mati aja tu orang...ya udah gas!" Sahut Leon tanpa basa-basi.

"Weh kok lo gak panik? Lo gila ya!!" Kesal Moona saat melihat tingkah Leon yang santai, dan tidak terlihat panik saat mendengar anaknya diculik.

"Usahain jangan panik sayang...." Balasnya santai, membuat Moona kian mengeryit.

"T-tapi anak lo diculik loh....wah gak habis fikir gue sama suami gue sendiri, bisa-bisanya kek gitu" Herannya seraya geleng-geleng kepala.

"Kalo gue panik, lo juga panik....yang ada malah brutal sayang, ayo buruan!"

"Taulah, capek aku sama kamu....eh tapi kita gak cuma berdua kok, gue udah kabarin anggota gue yang lain, nanti kita ke lokasi penculikan itu bareng-bareng" Tutur Moona mendongak menatap Leon.

"Iya udah, ayo buruan....kasian jagoan gue"

Moona dan Leon pun melajukan mobilnya menuju rumah Kiara dan Keenan yang kebetulan Keenan tengah berada dirumah.

Singkat cerita....

Tibalah mereka di lokasi yang telah pelaku kirimkan, disana tidak ada Moona dan Kiara dan para suaminya, melainkan para anggota Moona yang berjumlah lebih dari hitungan jari. Mereka semua telah siap sedia, dan waspada jika ada bahaya yang datang.

Perlahan sang leader yang maju terlebih dulu, dengan di dampingi oleh suaminya, lalu yang lain di belakang. Saat memasuki gedung tersebut, cahaya yang kurang masuk membuat pencahayaan redup dan samar-samar.

Belum sempat mereka memasuki ruangan yang memang dijanjikan, disana mereka lebih dulu dibuat terkejut dengan keempat bocah yang tak sadarkan diri. Mereka semua ingin menolongnya, namun seketika mereka teringat jika banyak jebakan, sehingga mereka memutuskan untuk membiarkan terlebih dulu setelah jebakan bisa teratasi.

"Kita masuk perlahan....jangan sampai membuat bunyi atau semacamnya, kita fokus nolongin anak-anak!" Pinta Moona tegas, mereka hanya mengangguk dan tersenyum di balik topeng yang mereka pakai sekarang.

Ketika masih beberapa langkah mereka berjalan, tiba-tiba secara mendadak muncullah beberapa orang yang tak lain adalah anak buah pelaku.

"Cih, dasar pengecut" Maki Moona dengan nada lirih, ia lantas menyeringai dan mulai memberi anggotanya kode peperangan akan dimulai.

Selagi anggotanya berperang, kini Moona dan Kiara mencoba untuk meloloskan anak-anak mereka, berbeda dengan Keenan dan Leon yang sibuk mencari petunjuk tentang siapa pelaku dari semua ini. Moona mendadak tersenyum menyeringai, ketika ia melihat ada cctv di ruang pojok tempat dimana anak mereka di sekap.

"Siapapun diri lo yang lihat gue disini, maksud lo semua lakuin ini apa? Main-main gak usah bawa-bawa anak kecil bisa kan?....turun langsung ke lapangan sini, kalo gak mau di bilang pengecut!" Gerutu Moona santai, ia masih setia menatap kamera cctv.

 Forgotten Promises || Sequel Of Secret MoonaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang