Menunggu || 22

28 3 0
                                    

HAIIII guiiss lama bangett rasanya gue ga update karna udah libur sekolah. Bahkan gue hampir lupa buat update, maav kan ak wahai riders

and HAPPY READING!!!!

***

Anin yang sudah rapi dan menunggu Farel di depan rumahnya saking antusiasnya. Namun lelaki itu belum menampakan batang hidungnya sedikitpun atau sekedar bunyi vespa matic milk Farel. Berkali kali Anin menatap keluar gerbang rumahnya dan mengecek ponselnya menunggu chat dari Farel. Dari yang awalnya duduk di depan pintu utama hingga pindah ke pos tempat satpam rumahnya nongkrong nonton TV.

Sudah terhitung 3 jam Anin menunggu Farel. Rambut yang tadinya ia gerai sudah sedikit berantakan. Bahkan Satpam rumah Anin pun bingung dengan keberadaan Anin yang mengambil daerah kekuasaannya untuk menonton FTV dan Pintu berkah itu "Neng An-"

"Pak saya dah bilang berkali kali jangan panggil saya Neng, saya ga mba mba itu. Panggil nama aja juga gapapa" sela Anin yang sudah sedikit muak dengan satpam rumahnya yang selalu memanggilnya dengan sebutan 'Neng Anin'

Pak Yanto dibuat bungkam beberapa detik oleh Anin "Oiya maaf ne- Nin, tapi kesannya gak sopan gitu bapak ngerasanya"

Anin mengeluarkan 1 lembar uang berwarna biru dari dompetnya "Pak dari pada ganggu saya mending tolong beliin titip Mama tadi ni catetannya kembaliannya buat bapak aja" ucap Anin

"T-tapi"

"Cepetan pak nanti keburu mulai ini pintu berkahnya keburu mulai, ini mumpung saya baik saya jagain TV-nya" ucap Anin yang sedikit memaksa Pak Yanto ini pergi secepatnya.

Tak lama setelah Pak Yanto keluar, hujan perlahan turun dan Anin masih setia menunggu hingga samar samar adzan ashar berkumandang saat itu. Separuh baju Anin sudah basah terkena tampias air hujan yang masuk ke dalam pos satpam yang bentuknya sedikit terbuka. Menatap kosong pagar besar yang menutupi rumahnya.

Setidak peduli itukah Farel pada dirinya sampai tidak mengabari Anin apapun? Atau memang dirinya yang berharap lebih? Memang mungkin sedari awal Anin tidak usah banyak berekspektasi banyak pada Farel. Lelaki itu hilang begitu saja tanpa sekedar mengabari Anin. Anin bingung apakah saat ini dirinya harus kecewa pada Farel? atau menyalahkan dirinya yang banyak berharap?

Anin melangkahkan kakinya tanpa ada banyak tenaga. Hujan sudah mengguyur badan Anin. Pak Yanto yang baru saja kembali dari warung terkejut melihat Anin yang berjalan menuju pintu utama rumahnya yang jaraknya dari pos satpam tidak dekat. Pasalnya hujan semakin besar bisa saja anak majikannya itu terkena demam. Dengan cepat Pak Yanto langsung memayungi Anin sampai pintu.

Clek

Pintu terbuka menampakan Yolanda yang masih menggunakan celemek terkejut melihat putrinya dalam keadaan basah kuyup.

***

KRINGGG

Bell pulang sekolah berbunyi. Aga melangkahkan kakinya keluar dari kelas dan menunggu Satria dan Wihaga yang sedang piket di depan kelasnya. Aga melihat ke arah kelas X-1 berharap Anin akan keluar namun yang Aga dapati hanya Sera yang keluar dari kelasnya sendirian.

Kemana Anin? Batin Aga

Sungguh ingin rasanya Aga bertanya pada Sera kemana keberadaan Anin. Tapi Aga terlalu malu untuk bertanya pada pujaan hati Satria itu.

Saat Sera ingin melewati kelas X-4, Satria keluar sambil membawa ember bekal mengepel untuk membuang air kotor bekas pel-an itu sekaligus modus. "Eh mba Arumika, mau balik mba ya?" ucap Satria pada Sera.

SATYA || on goingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang