Hi hi hi gusyyy, maaap yah aku telat bcs laptopnya di pake sama may sister eheheh
and HAPPY READING!!!!!!!
***
Sehabis menghadiri pesta ulang tahun Ithara, Anin memilih untuk meminta Sang supir untuk membawakannya mobil. Walaupun tadinya Aga sedikit memaksa untuk pulang bersama karena merasa khawatir dengan perubahan raut wajah Anin dan juga melihat langit yang kian menggelap namun Anin tetap pada pendiriannya. Dengan wajah datar Anin pergi selepas memastikan Aga pulang. Perempuan dengan rambut panjang itu bergegas berjalan menuju parkiran basement untuk mencari mobilnya sambil menelpon seseorang.
"Tell everyone to go to headquarters now"
"Aahhh... gue udah mau nonton anime besok aje ape, I'm really lazy now"
"Kumpul atau gue keluarin dari tim gue"
Untungnya tak memerlukan banyak waktu untuk mencari letak mobil itu berada. Anin membuka pintu mobilnya dan langsung menancap gas keluar dari area basement. Tujuan Anin sekarang bukanlah pergi kembali ke rumahnya tetapi ke markas greilacks maka dari itu Anin menolak untuk di antar Aga.
Keadaan di dalam mobil sangat hening. Anin pun tidak mempunyai niat untuk menyalakan radio atau music barang sekali pun. Hanya suara deru mobilnya dan klakson dari pengemudi lain. Anin mengeratkan tautan tangannya dengan stir mobil hingga jarinya memutih, entahlah Anin menjadi sangat sensitif begitu melihat Farel dengan Senja.
Dalam hatinya Anin menyumpah serapah kedua orang tersebut. Bahkan sampai sekarang pun Anin masih tak menyangka bahwa Farel berubah secepat itu dan bisa bisanya temannya mengambil kesempatan disaat Farel masih baru saja selesai dengan Anin. Memang sedari awal sudah ada rumor yang beredar bahwa Farel dan Senja dekat, seharusnya Anin tidak perlu terkejut lagi jika sekarang teman yang dulu ia anggap pendiam dan kalem itu menggantikan posisinya sekarang.
Jika Anin ditanya tentang perasaannya pada Farel sejujurnya pun Anin tak tahu, terkadang Anin masih merasa kesal dengan Farel namun disisi lain dirinya masih mempunyai sedikit rasa exited begitu melihat Farel atau sekedar postingan saja. Semuanya membingungkan bagi Anin. Sungguh sangat susah sekali membuat sebuah keputusan disaat perasaan yang sedang bermain. Anin pun bingung mengapa dirinya perlahan menurunkan air mata hanya karena tahu Farel punya seseorang yang menggantikan dirinya, seharusnya Anin tidak merasakan sakit hati atau marah pada Farel dan Senja.
Sesampainya di lingkungan markas Anin tidak langsung keluar dari mobilnya namun menghapus air mata yang entah mengapa bisa turun ke wajahnya. Mata Anin merah dan sedikit bengkak. Anin sangat membenci sisinya yang seperti ini sungguh, dirinya kini nampak seperti pasangan yang baru saja putus alias sedikit berantakan. Anin pun mengambil topi yang berada di bangku mobil sebelahnya untuk menutupi wajahnya juga memakai jaket hitam yang sudah disiapkan bersama si topi lalu bergegas keluar.
Anin memencet bel dengan kamera yang berada di luar bersama pagar besar yang mengelilingi markas. Lantas langsung terbukalah pintu pagar. Tanpa mengalihkan pandangannya pada sang satpam yang membukakan pintu Anin langsung berjalan menuju pintu utama. Seperti biasa semua anggota timnya sudah berkumpul di luar menunggu sang ketua tim. Karena para anggota tim Anin tidak ada yang berani menapakkan kaki pertama kali di ruangan milik timnya sebelum Anin. Sama seperti satpam tadi hanya saja kini Anin sempat menatap mata Gauri yang secara tak langsung memberi kode untuk masuk.
Begitu sampai ruangan semua tak seperti biasa yang langsung berisik atau mengambil cemilan dari rak, semuanya merasakan hawa berbeda dari Anin sehingga mereka menjadi sedikit segan. Semua anggota duduk sedangkan Sang ketua berdiri menyalakan layar touchscreen "Kita majuin penyerangan ke sequoia"
KAMU SEDANG MEMBACA
SATYA || on going
Teen Fiction"Kak" panggil Anin pada Sasa yang sedang main game di komputer milik Anin sedangkan sang empu hanya tiduran di ranjang sambil menyetel lagu di speaker bluetooth. "Hm" "Menurut Kakak Aga masuk SMA mana?" "Biasanya anak Dharmawangsa masuk SMA kakak...