Sorry ges telat updatee ehehehehe, sibuk bat ini wkwkw
and HAPPY READING!!!!!!!
***
Disore yang sama namun di langit kota Blitar, sepasang kakak beradik tengah bersantai atau jika bahasa betawinya ialah nyahi. Duduk di balkon rumah nya di kampung kelahiran sang Ibu sambil sesekali memakan camilan yang baru saja di beli dari warung. Kedua kakak beradik itu tak banyak berbicara karena terhanyut pada benda pipih yang mereka pegang masing masing.
Sesekali Farel mengeluarkan asap dari gulungan nikotin yang ia hisab dengan sambilan memainkan gim pada ponsel. Sedangkan si anak tengah alias Freya sibuk bertukar pesan dengan seseorang.
"Ya" panggil Farel pada sang adik tanpa mengalihkan pandangan.
"Oy?" sahut Freya
"Kira kira... Anin kangen gue gak ya?"
Pertanyaan spontan tanpa aba aba itu pun sontak membuat Freya yang sedang meminum es cekek jadi tersedak. Pasalnya orang yang sedang ia kirimkan pesan ialah Anin "Eeeee.... gimana yaa... jujur g-gue juga ga tau"
"Lo masih berhubungan sama Anin?"
"Hah? E-enggaa kan waktu itu lo suruh apus nomornya tapi masi ada sii cuman gak pernah chat lagi" Benar apa yang Freya ucapkan. Farel menyuruh Ibunya dan Freya untuk tidak berhubungan dengan lagi dengan Anin namun sepertinya dua perempuan itu tidak ada yang mengikuti permintaan Farel sampai kini.
"Coba lo potoin gue trus kirim Ani- Eh gak usah deh. Gak jadi"
Freya agak tidak menyangka dengan abangnya kini yang sedikit meresahkan pasalnya ia sudah mempunyai pacar bukan? jika tak salah dari yang ia dengar "Lo bukannya lagi sama Kak Senja?"
"Engga udah ada yang baru" ucap Farel dengan santai, seolah itu hanyalah hal biasa.
"WTF?! Bang?! Gilak dah, stres lo hah?!" Lagi lagi plotwish yang tak bisa Freya prediksi datang.
Farel mendengus "Kedengaran jahat banget ya?"
PAKE NANYA SI ASU Batin Freya
"Iya, lo cuman main main ya ama mereka?"
Tanpa menjawab pertanyaan dari sang adik, Farel beranjak dari duduknya setelah mematikan rokoknya lalu pergi masuk kedalam tanpa ada niatan untuk menjawab pertanyaan dari Freya. Maafkan dirinya yang terlalu munafik karena berkata bahwa baik baik saja tanpa Anin. Gengsi menjadi dinding kokoh yang menjauhkan dirinya pada sang Hawa.
Dikamar Farel mengambil headphonenya lalu keluar rumah dengan skuter listrik milik Freya. Langit oranye juga menyambut kota blitar kala sore itu tanpa ada tanda tanda awan hitam. Lagu pun mengalun di telinga membuat dirinya menjadi semakin terlena.
"Ingkarkah kita?
Aku coba dengan yang baru
Kukira hilang bayangmu
Namun, tiap dengan yang baru
Rasanya seperti ku berbohong dan curangimu
Ku dengan bunga baru
Jiwa sepimu diobatinya
Terus mencari celah, mengarang temu
Tuju mengada-ada"
-Ingkar (Tulus)
Sesekali Farel menggumamkan lirik lagu yang mengalun di headphone. Suasana senja ini yang Farel rindukan, suasana yang sama saat dulu ia menunggu Anin selesai paskib atau sebaliknya yaitu saat ia selesai latihan basket dan Anin menghampiri sambil membawa air mineral.
KAMU SEDANG MEMBACA
SATYA || on going
Teen Fiction"Kak" panggil Anin pada Sasa yang sedang main game di komputer milik Anin sedangkan sang empu hanya tiduran di ranjang sambil menyetel lagu di speaker bluetooth. "Hm" "Menurut Kakak Aga masuk SMA mana?" "Biasanya anak Dharmawangsa masuk SMA kakak...