BUsett ilang berapa hari ini gue sorry yak riders, capek banget tugas ade aje yang ngejar skli lagi sorry
and HAPPY READING!!!!!
***
Tiga buah motor keluar dari markas besar greilacks. Untuk menghindari kebisingan jadi hanya 3 motor yang dimana Jala dengan Anin, 2 anak greilacks yang boncengan juga dan sisanya sendiri. Lokasi tempat yang dekat membuat Anin dan anak greilacks cepat sampai namun di lokasi tersebut tidak ditemukan sebuah pintu atau ruangan hanya sebuah gang yang kumuh.
Tanpa melepas helm Anin dan Jala turun dari motor lalu memasuki gang kecil tersebut sedangkan 3 anak greilacks di minta Anin untuk menunggu di depan gang. Anin dan Jala melihat tembok tembok yang berada di kanan kiri gang tersebut. Sampai akhirnya sebuah pintu tua yang tampak sudah berlumut menarik perhatian Jala "Nin, sini" panggil Jala.
Anin menghampiri Jala "Are you sure?" tanya Anin.
"Kemungkinan iya, because this is the only door there is"
Tak lama selepas Anin dan Jala mengamati, gagang pintu tersebut bergerak kebawah yang menandakan ada yang akan keluar dari pintu tua tersebut. Sontak dengan cepat Jala dan Anin berlari dengan kencang ke ujung gang tersebut.
"Woi! Siapa lo?!" teriak seorang lelaki dari belakang yang baru keluar dari pintu dan menyadari Anin dan Jala. Lelaki itu ikut lari mengejar Anin dan Jala.
Anin dan Jala masih terus berlari hingga menemukan sebuah pertigaan "Lurus terus atau belok nih?" tanya Anin di sela sela berlari.
"Yang gampang aja udah lurus" ucap Jala.
Namun sepertinya kesialan sedang berada di pihak Anin dan Jala, sebuah tembok menutupi jalan yang Anin pilih bersama Jala alias jalan buntu. Anin menatap Jala dengan tajam, bukan marah namun mengisyaratkan siap siap melawan. Jala menutup kaca helm fullfacenya begitu pula dengan Anin yang juga menggunakan cincin berduri untuk membantunya. Sesuai prediksi, orang yang tadi mengejar Anin dan Jala datang dengan membawa rombongan berjumlah 7 orang.
Anjing?! Perasaan tadi cuman satu orang yang tereak batin Anin.
"SERANG!" teriak dari orang yang tadi meneriaki Anin dan Jala.
"?!"
Delapan orang itu pun langsung menyerang Anin dan Jala tanpa aba aba, sontak Anin dan Jala ikut menyerang juga. Untungnya tak ada yang badan besar di antara 8 orang tersebut sehingga memudah Anin dan Jala. Satu persatu mulai berjatuhan karena bogeman dari Anin juga Jala.
Bukkk!
Praangg!
Brak!
Jleb
Sebuah pisau berhasil mengenai perut Jala, sontak mata Anin yang berada di dalam helm full face terbelalak. Sungguh Anin ingin sekali langsung menghampiri Jala yang masih berusaha melawan dengan satu tangan, namun lawannya tak henti henti menyerang Anin. Mau tak mau Anin harus mengeluarkan pisau lipat yang ada di saku jaketnya agar cepat selesai meladeni para lelaki yang kemungkinan anak buah dari sequoia.
Creegg!
Cregg!
Secara sekali melawan Anin langsung menghabisi 2 lelaki sekaligus, kini tersisa orang yang tadi meneriakinya bersama Jala yang kelimpungan meihat beberapa temannya sudah di habisi dan ada pula yang kabur "Sial" gumam lelaki tersebut.
Tepat sebelum Anin mendekati lelaki itu pun kabur berlari, sebenarnya Anin masih tidak rela melihat lelaki tersebut kabur begitu saja namun sekarang prioritasnya adalah Jala sudah terduduk lemas sambil memegangi perutnya. Anin membuka kaca helmnya "Bang?! Masih sadar kan lo?!" ucap Anin yang juga membuka kaca helm Jala.
KAMU SEDANG MEMBACA
SATYA || on going
Teen Fiction"Kak" panggil Anin pada Sasa yang sedang main game di komputer milik Anin sedangkan sang empu hanya tiduran di ranjang sambil menyetel lagu di speaker bluetooth. "Hm" "Menurut Kakak Aga masuk SMA mana?" "Biasanya anak Dharmawangsa masuk SMA kakak...