Cogil Soleh || 15

35 7 6
                                    

helloww, lama bet ni ga up gitu yekan rasanye, maap ye kkwwkwkw

and HAPPY READING 

***

Begitu adzan magrib berkumandang, Satria dengan pakaiannya yang rapi menggunakan koko juga sarung tak lupa dengan wewangian yang sudah melekat pergi menuju masjid bersama ayahnya, Sandi.

Sandi berjalan terlebih dahulu sedangkan Satria menyusulnya begitu menutup pagar rumahnya. Dijalan Satria melihat Sera yang seperti baru saja pulang dari sekolah dan hendak berbelok ke gang rumahnya "Arum!" panggil Satria pada Sera yang tentu membuat Sandi yang disampingnya juga melihat Sera.

Sera tentu langsung menghentikan jalannya dan memalingkan kepalanya begitu mendengar seseorang memanggil namanya ke arah Satria yang nyatanya tidak sendiri. Satria pun menghampiri Sera yang dibelkangnya di ikuti oleh Sandi.

"Kok baru balik? kenapa baju lo rada dekil gini? lo abis ngapain anjir, bercocok tanam lo?" tanya Satria secara bertubi tubi, melihat baju seragam Sera yang nampak kotor seperti dilempari tanah.

Sera menggeleng "Engga papa, ini tadi abis balik ekskul"

Kemudian Sandi menghampiri Sera juga "eh nak Arum, bapak baru liat kamu lagi. Gimana kabarmu dan bapakmu?" tanya Sandi basa basi.

"Saya baik pak, kalo keadaan Ayah saya, saya juga gatau. Allah lebih sayang ke Ayah saya"

Kedua lelaki dihadapan Sera itu sempat berpikir sejenak, berusaha mencerna apa yang di katakan Sera. "Innalillahwainlillahi roji'un" ucap keduanya secara bersamaan.

"Turut berduka cita saya, padahal dulu beliau orang baik suka ikut kerja bakti terus" ucap Sandi.

"Iya pak, makasih"

"Yaudah kalo gitu saya sama Satria pamit ke masjid, dikit lagi qomat. Kamu langsung pulang, gabaik anak perempuan keluar magrib magrib" Sera hanya menjawabnya dengan anggukkan dan senyum pada Sandi.

"Gue duluan Ser"

Sera melanjutkan jalannya menuju rumahnya, sambil memegang kirinya yang teras nyeri karna perbuatan dari kaka kelasnya. Tiba tiba saja ada kakak kelas 12 bersama circlenya menghampiri Sera yang sedang di depan westafel lalu mengatakan bahwa salah satu dari rombongan itu bahwa Satria menyukai Sera dan itu membuat marah sang ketua dari circle itu karna sang ketua menyukai Satria yang memang adalah adik kelasnya sehingga mereka semua membully Sera dan mengambil duit dari dompet Sera.

Sejujurnya Sera tidak ingin dirinya di injak injak oleh orang lain dan berniat melawan tapi dari segi jumlah rombongan sungguh tidak memungkinkan, bayangkan saja Sera sendiri sedangkan lawannya berlima. Untung saja Sakti tidak menjemputnya yang ada nanti masalah ini akan menjadi panjang.

Setelah berjalan sekitar 5 menitan, Sera akhirnya sampai di rumahnya. Lampu rumahnya masi mati, menandakan tidak ada seorang pun yang berada di rumah. Sera mengambil kunci rumahnya dan membuka pintu rumah sambil mengucapkan salam.

Selesai menyalakan lampu-lampu, Sera pun membersihkan dirinya tak lupa Sera juga mencuci baju seragam yang kotor di karenakan salah satu dari romobongan yang membully Sera mengambil tanah dari pot yang ada di kamar mandi. Sera tidak mandi lama lama karna dirinya mengejar waktu untuk solat magrib. Setelah solat Sera pun merapikan muka juga sejadah yang tadi dirinya pakai.

Tok tok tok

Sera bergegas keluar dari kamarnya dan membuka pintu yang tadinya Sera kira Sakti yang baru saja balik dari kerja kelompoknya, namun bukan Sakti yang muncul tapi cogil soleh alias Satria. Sera pun berhendak untuk menutup pintu rumahnya kembali karna sedang malas menganggapi Satria untuk sekarang.

SATYA || on goingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang