Heeyyy sorry telat up ehehehe
and HAPPY READING!!!!!!!!!
***
Tepat pada hari jum'at dengan suasana langit oranye dua sepasang orang baru saja menyelesaikan serah terima jabatan menjadi Ketua dan Wakil. Keduanya bersama sama mengucapkan sumpah janji menjadi pengurus ekstrakulikuler paskibra. Suasana di sore hari itu pun diliputi banyak tepuk tangan begitu apel serah terima jabatan usai. Hati senang juga menyertai kedua pasangan tersebut.
"Saya minta kerjasamanya untuk satu periode" ucap sang Adam yang kini menjadi ketua paskib sambil mengulurkan tangan untuk berjabat tangan dengan sang Hawa yang menjadi wakil ketua.
Dengan senang hati Anin berjabat tangan dengan Aga "Tentu saja" ujar Anin.
"Eh woi lo berdua! Sini poto dulu buat dokum!!" seru Satria yang sambil mengarahkan kamera milik dirinya. Ralat, maksudnya milik Sandi alias Ayahnya. Tangan Satria menghitung mundur selama tiga detik hingga akhirnya flash dari kamera menyala.
Kini sudah terhitung Anin sudah menghabiskan waktu sekitar 1 tahun di SMA Adijaya. Begitu juga dengan dirinya dengan Aga yang dekat tanpa ada hubungan status apapun, keduanya pun sama sama bertekad untuk menjadi ketua dan wakil. Sungguh waktu sangat tak terasa rasanya jika kini ia sudah dikelas 11 dan bisa dekat dengan orang yang tak sengaja ia perhatikan saat lomba dulu. Menyenangkan menghabiskan waktu untuk paskib walau melelahkan namun rasa kebersamaan itu yang manis, istilahnya sakit senang bersama.
Aga memperhatikan sosok Anin yang sedang berfoto foto dengan anak paskib perempuan yang lain. Senyum pun tercetak di wajah tanpa sang Adam tanpa di sengaja. Entah sampai kapan ia menyangkal perasaannya dengan Anin namun yang jelas kini Aga semakin menyukai perempuan bermarga Pradipta itu.
"Ngedip Ga ngedip" ucap Satria yang tiba tiba muncul sambil bersandar di pundak Aga yang jelas jelas lebih tinggi.
Aga menoleh ke arah kanan "Apalah kocak lu, sudeh sono jan deket deket gua. Gak level gue maen ama bawahan"
"Anjing ye lu mentang mentang sekarang lu yang jadi ketuanye, padahal dulu pas di Padhaja gue baik banget amat lu"
"Pidihil dili pis di Pidhiji gui biik bingit imit li BASI ANJENG SAMA AJE! Lawak dh ni"
"AGA!!" suara perempuan yang tak asing di telinga Aga memanggil namanya sambil berlari dengan menawan ke hadapan Aga.
Cantik banget masyaallah Batin Aga
"Gue boleh bareng sama lu gak baliknya? Supir gue bapak nya mat- meninggal maksudnya. Tapi kalo gamau gapapa gue naek ojol ajaa" ucap Anin
"Kapan gue pernah nolak?"
Kata kata Aga tadi baru saja menggunjang hati Anin. Rasanya sangat mendebarkan padahal Aga hanya berkata seperti itu saja, meski suaranya berat saat menjawab. Hey Anin juga seorang perempuan siapa yang tidak ingin teriak jika mendengarnya.
Astagaa bisa gila gue ini anjing cok ya Alllah Batin Anin
Seketika suasana menjadi sedikit canggung antara keduanya "O-oiya ya bener juga"
"A-ayo mau balik sekarang? Gue bawa mobil"
Anin mengangguk sebagai jawaban. Kemudian keduanya mengambil tas dan langsung pergi ke parkir mobil yang berada di luar sekolah. Setelah keduanya menemukan mobil di parkiran dan menaikinya, Aga pun menancap gas mobil menuju rumah Anin yang satu arah dengan rumahnya juga.
Suasana sedikit cangung karena dua insan itu hanya diam tanpa ada yang bersuara hingga akhirnya Aga hendak menyalakan radio "Eh mau dengerin lagu aja ga?" tanya Anin pada Aga.
KAMU SEDANG MEMBACA
SATYA || on going
Teen Fiction"Kak" panggil Anin pada Sasa yang sedang main game di komputer milik Anin sedangkan sang empu hanya tiduran di ranjang sambil menyetel lagu di speaker bluetooth. "Hm" "Menurut Kakak Aga masuk SMA mana?" "Biasanya anak Dharmawangsa masuk SMA kakak...