32.Siapa orang itu?

1K 52 0
                                    

Happy reading 🌷

Malam itu sepulang dari basecamp, Abyan memutuskan membicarakan hal mengenai anak anak serta kakek yang mereka temui tadi untuk dibawa ke pesantren. Mereka akan hidup jauh lebih terjangkau disini bukan? Abyan mengelap rambutnya yang basa dengan handuk namun sedikit tergesa-gesa karna merasa sangat mengantuk dan pusing, mungkin terlalu banyak beraktivitas hari ini. Rencananya, 1 Minggu sebelum idul Fitri nanti ia akan membawa Zarah ke Tasikmalaya menuju rumah sang abah. Agar abahnya tau siapa menantunya. Dan tentunya ia penasaran dengan kembarannya.

Zarah masuk kedalam kamar melihat Abyan yang mengacak rambutnya menggunakan handuk begitu kuat agar cepat kering, gadis itu pergi ke meja riasnya dan memanggil Abyan menghampiri nya.

Kursi rias Zarah tepuk pertanda menyuruh Abyan duduk disana, lelaki itu menurut. Ia mengerti maksudnya, ia serahkan handuk nya pada Zarah dan kini gadis itu yang mengeringkan rambutnya dengan telaten. Setelah selesai ia melanjutkan menggunakan hairdryer dan menyisir nya.

"Makasih" singkat Abyan berdiri mencubit pipi Zarah dan langsung menjatuhkan tubuhnya dikasur.. huh! sangat melelahkan

"Nanti sahur Zarah bangunkan yah, gus tidur duluan, Zarah mau kedapur sebentar" ujar Zarah mendapatkan acungan jempol dari Abyan yang sudah mulai menutup mata nya.

Sampai didapur, Zarah duduk dengan raut wajah ragu, ia hidupkan handphone yang ada ditangannya, itu milik Abyan yang ia pinjam sejak di basecamp. Sebenarnya ia tidak berani namun apalah daya?

Zarah memasukan nomor seseorang di handphone tersebut, beberapa kali panggilan gagal tak terjawab namun setelahnya panggilan telfon Zarah terangkat, terdengar suara sahutan di sebrang telfon.

"Kak, maaf ... Zarah gak bisa, besok mungkin Darren bakal Zarah kasih tau, sampaikan maaf Zarah pada Neya. Itu saja, Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh" ucapnya lalu mematikan telfon dan menghapus nomor tadi.

Tak lama dari itu Zarah berjalan menuju tangga hendak kembali ke kamar, namun ketukan pintu terdengar begitu kuat, jujur ia tak berani membuka pintu apalagi posisi nya sudah jam 23:45, Zarah kembali turun dari tangga menuju pintu.

Pintu terbuka!!, Namun tidak ada siapapun, Zarah meringis merinding, ia kembali mengunci pintu berlari menuju tangga, sampai didepan pintu kamar gedoran pintu kembali terdengar, Zarah merasa bulu kuduk nya sudah berdiri semua, tidak!! Ia tidak mengira itu makhluk lain, tapi ia takut adalah maling, atau orang jahat? Zarah mengintip dari atas kearah jendela yang tertutup tirai putih, sekilas bayangan hitam berlari kearah jendela dengan membawa benda besar, Zarah berlari kencang memasuki kamar menuju Abyan yang sudah terlelap tidur.

"Gus!! Gus!! Bangun ..., Gus!!!" Serunya membuat Abyan terbangun dalam keadaan kaget.

"Itu!! Ada orang asing diluar bawa benda besar, kayaknya mau pecahin kaca rumah, takut ..." Serunya dengan nafas memburu, tangan Zarah bergetar hebat dengan keringat dingin mengucur dijidatnya, Abyan bangun dari kasur membuka pintu kamar diikuti Zarah dibelakang nya.

"Tetap dikamar, sembunyi di kamar mandi, jangan bukakan pintu kamar ataupun kamar mandi, apapun itu, sekalipun saya berkata meminta dibukakan pintu! Karna saya membawa kunci cadangan, mengerti?" Peringat Abyan membuat Zarah mengangguk mengerti dan mengunci pintu kamar rapat-rapat, balkon juga ia kunci dan menutup nya dengan tirai.

Sesuai arahan Abyan, ia bersembunyi didalam kamar mandi seraya melafazkan doa dalam hatinya dalam bentuk bahasa Indonesia. Karna tidak mungkin ia membawa ayat ayat diucapannya dikamar mandi.

Kebahagiaan, Untuk Zarah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang