33. pertanyaan yang tak terjawab

1.1K 46 3
                                    

Happy reading 🌷

Roda brankar berputar begitu cepat dengan orang-orang yang berjalan mengikutinya dengan tatapan khawatir. Benar, yang Zarah lihat disana tadi benar Abyan yang terkapar tak berdaya. Kini mereka sampai dirumah sakit, umi Syifa menangis memeluk Zarah yang hanya diam mematung.

"Apa yang sebenarnya terjadi nak?" Tanya abi Azzam menghampiri Zarah dan mengelus pundaknya

"Zarah tidak mengenal mereka begitu pasti abi, tapi yang Zarah lihat, mereka adalah orang yang gus Abyan ceritakan saat dulu ia masih berkuliah di Mesir ... Iya!! Itu orangnya, dia orang yang gus ceritakan, orang itu orang yang sama saat Gus Abyan diMesir. Dia ... Nazen."

"Nazen Zaeron, keluarga Zaeron"

"Biar Afgan yang laporkan ke polisi, Nazen, malam ini juga harus dipenjara."

Zarah menggeleng tidak menyetujui, kening Afgan menyernyit bingung, begitupula Abi dan umi, mereka tidak tau maksud Zarah apa melarang Nazen dipenjara? Bukankah Zarah juga tidak rela suaminya terluka oleh lelaki yang dulu juga pernah melukai Abyan? Apa alasan gadis itu?.

Tidak mau membuat Zarah merasa dipojokkan, mereka memilih diam untuk menanyakan hal tersebut, mungkin saat suasana sedikit tenang barulah mereka bertanya maksud gadis ini. Pandangan Zarah tak lepas dari pintu UGD yang masih tertutup rapat.

Rasa khawatir menjalar dihatinya, sungguh ia benar-benar takut Abyan sakit parah karena ini, laki-laki itu ditemukan sudah tak sadarkan diri, lalu bagaimana nanti jika lelaki itu belum bangun? Akankah ia sanggup?

"Zarah kalau mengantuk pulang ke ndalem saja dulu sama umi dan abi ya, disini biar Afgan yang jaga Abyan" seru umi

"Ndak mi, Zarah disini nunggu gus Abyan" tolak Zarah halus

"Yasudah kalau begitu, umi abi pulang sebentar untuk bawa pakaian pakaian kalian ya, Afgan jaga Zarah yah, assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh" jawab keduanya menyalami tangan abi dan umi

Zarah menunduk memainkan jari-jarinya, kenapa sangat lama? Apa Abyan terluka parah? Allahu ... Zarah ingin menangis rasanya melihat Abyan terluka karna ingin melindunginya dari lelaki gila itu, Zarah mengenal sosok Nazen dari cerita Abyan saat 2 bulan sebelum ia pergi dulu. Mengingat cerita nya saja membuat Zarah bergidik ngeri, Nazen benar benar gila dan tidak ada akal serta hati nurani!

***

"Ayan, kamu sudah berjanji pada saya tentang itu, jangan ingkar janji, teman." Ujar Nazen menepuk pundak Abyan, mereka berjalan beriringan di koridor kampus.

"Janji apa maksud mu Nazen?"

Kekehan kecil terdengar dari mulut Nazen, ia mencengkram pundak Abyan sehingga lelaki itu meringis menahan sakit dari cengkraman Nazen.

"Jangan seolah bodoh Muhammad Abyan Al-Afatlah, bukan kah kau berhutang budi banyak padaku? Bayarlah dengan membantu ku. Begitu jatuh nya, kenapa? Payah sekali seorang putra dari kiai terkenal tidak memiliki ilmu bela diri, maka bantu saya, begitu bukan?"

"Tidak, saya tidak berhutang budi padamu, jangan memutar balikkan fakta Nazen, disini kaulah dalang dari semuanya, jangan kira saya tidak tau, itu urusan mu, bukan saya! Pergilah, kau mengganggu ku"

Kebahagiaan, Untuk Zarah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang